PBB: Hanya Vaksin Corona COVID-19 yang Bisa Mengembalikan Kondisi Seperti Semula

Satu-satunya hal yang dapat mengembalikan kondisi seperti semula adalah vaksi Virus Corona COVID-19, kata Sekjen PBB Antonio Guterres.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Apr 2020, 10:05 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 09:38 WIB
Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Gutteres yang disebut-sebut sebagai calon tunggal pengganti Sekjen PBB Ban Ki-Moon. (Portugal-India.com)
Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Gutteres yang disebut-sebut sebagai calon tunggal pengganti Sekjen PBB Ban Ki-Moon. (Portugal-India.com)

Liputan6.com, New York - Vaksin Corona COVID-19 mungkin merupakan satu-satunya hal yang dapat mengembalikan kondisi pandemi seperti semula, demikian Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada Rabu 15 April 2020.

"Vaksin yang aman dan efektif mungkin merupakan satu-satunya alat yang dapat mengembalikan dunia seperti sebelumnya, normal, menyelamatkan jutaan nyawa dan triliunan dolar," tambahnya saat konferensi video dengan negara-negara Afrika yang menjadi anggota PBB seperti diutip dari Channel News Asia, Kamis (16/4/2020). 

Dia menyerukan percepatan pengembangan dan aksesibilitas untuk semua, menambahkan bahwa harus memiliki "manfaat global universal" dan "memungkinkan kita untuk mengendalikan pandemi".

"Kami membutuhkan upaya ambisius untuk memastikan bahwa para pemangku kepentingan internasional beroperasi melalui pendekatan yang harmonis, terintegrasi dan memanfaatkan untuk memaksimalkan kecepatan dan skala yang diperlukan untuk penyebaran universal vaksin tersebut pada akhir 2020," tambahnya.

Guterres dalam permohonannya per 25 Maret untuk sumbangan US $ 2 miliar sebagai tanggapan kemanusiaan PBB yang komprehensif terhadap pandemi Virus Corona COVID-19, sejauh ini telah mendapat sekitar 20 persen dari jumlah itu.

"Melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), PBB telah mampu melengkapi 47 negara Afrika dengan tes COVID-19," katanya.

Kepala PBB juga memuji upaya beberapa pemerintah Afrika untuk mengurangi konsekuensi dari pandemi Corona COVID-19.

Dia mengutip Uganda, yang telah memberi bisnis lebih banyak waktu untuk mengajukan pengembalian pajak mereka; Namibia, yang menyediakan pendapatan darurat bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan; Cape Verde, yang menyediakan bantuan makanan; dan Mesir, yang telah mengurangi pajak pada industri.

Saksikan juga Video Berikut Ini:

Dampak Pencabutan Dini Status Lockdown

Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara dunia untuk berhati-hati tentang pencabutan status penyebaran Virus Corona baru yang terburu-buru dan menyuarakan tanda bahaya yang mulai terjadi di Afrika.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (11/4/2020), PBB melihat adanya pelonggaran dan menyatakan bahwa pencabutan status berbahaya Corona COVID-19 secara dini sangat berbahaya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, telah terjadi transmisi pernyebaran Virus Corona di 16 negara Afrika.

Satuan dari PBB akan mengoordinasikan dan meningkatkan pengadaan dan distribusi alat pelindung, diagnostik laboratorium, dan oksigen ke negara-negara yang paling membutuhkan.

"Setiap bulan kita perlu mengirimkan setidaknya 100 juta masker dan sarung tangan medis, hingga 25 juta respirator N-95, pakaian dan pelindung wajah, hingga 2,5 juta tes diagnostik dan sejumlah besar konsentrator oksigen hingga peralatan lain untuk perawatan klinis," kata Tedros.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya