Dituding Bunuh Mantan Istri Suami, Eks Ibu Negara Ini Kembali Dijebloskan ke Penjara

Eks ibu negara ini kembali masuk bui akibat tudingan membunuh mantan istri sang suami, yang dulu menyebabkan Perdana Menteri Thabane mengundurkan diri.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2020, 16:59 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 16:59 WIB
20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Liputan6.com, Maseru - Mantan ibu negara Lesotho, Maesaiah Thabane, ditangkap kembali akibat kasus pembunuhan terhadap mantan istri suaminya. 

"Thabane akan tetap ditahan hingga 16 Juni 2020, setelah uang jaminannya dicabut dengan tuduhan bahwa proses yang seharusnya tidak diikuti selama sidang pertamanya pada Februari --ketika dia didakwa dengan pembunuhan," kata Komisaris Polisi Holomo Molibeli mengatakan kepada CNN seperti dikutip Kamis (6/4/2020).

Molibeli mengatakan bahwa Thabane kembali ditangkap akibat masalah teknis, karena penuntutan tidak diizinkan untuk membuat argumen yang menentang jaminannya selama persidangan.

"Jumlah jaminan yang ada di Lesotho sendiri adalah 1.000 maloti ($ 58), tidak dibayarkan secara tepat waktu. Tidak pada saat pembebasannya pada bulan Februari," jelas komisaris.

CNN telah mencoba untuk menghubungi perwakilan Thebane dan mantan Perdana Menteri, Thomas Thabane, namun mereka masih belum mendapatkan jawaban.

Lipolelo Thabane Ditembak

Tembak Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Lipolelo Thabane, ditembak dua hari sebelum mantan suaminya dinobatkan sebagai perdana menteri. 

Maesaiah Thabane didakwa karena telah menjadi sosok dibalik perintah pembunuhan Lipolelo Thabane, yang ditembak mati di dekat rumahnya di ibu kota Lesotho, Maseru, pada Juni 2017.

Mantan ibu negara itu melarikan diri dari negara itu pada bulan Januari tahun tersebut, meskipun ada perintah polisi untuk penangkapannya. Tetapi dia akhirnya menyerahkan diri ke polisi pada bulan Februari, setelah menghabiskan berminggu-minggu di Afrika Selatan.

Polisi mempertanyakan kasus ini kepada Thomas Thabane dan mendorong untuk menuntutnya, tetapi pengacaranya mengatakan dia tidak bisa dituntut, mengutip kekebalan konstitusional. Dia belum didakwa dalam kasus ini.

Kasus ini telah mengguncang negara kecil di bagian selatan Afrika tersebut, dan menyebabkan Thabane pensiun secara mendadak pada Mei setelah berbulan-bulan tekanan dari partai politiknya untuk mengundurkan diri atas dugaan keterlibatannya, menurut polisi.

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya