Kasus Corona COVID-19 Masih Tinggi, Peru Nekat Buka Mal

Peru buka mal, padahal negara ini berada di 10 besar kasus Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Jun 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 16:30 WIB
Mall di Peru kembali buka meski kasus Virus Corona (COVID-19) tinggi.
Mall di Peru kembali buka meski kasus Virus Corona (COVID-19) tinggi. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Lima - Masalah perekonomian memberatkan negara-negara berkembang untuk melawan Virus Corona (COVID-19). Ada negara yang kasusnya masih menanjak, namun membuka sektor bisnis.

Peru di Amerika Selatan sudah masuk ke 10 besar negara dengan kasus Virus Corona COVID-19 tertinggi di dunia. Totalnya mencapai 264 ribu kasus.

AP News melaporkan pada Kamis (25/6/2020), Peru mulai membuka kembali pusat perbelanjaan mereka. Warga pun mulai mengantre untuk berbelanja.

Lebih dari 2.000 pengunjung mengantre di depan Lima MegaPlaza mal sambil memakai masker. Namun, pengunjung tidak mengikuti aturan social distancing.

Demi menghindari corona, pengunjung harus diperiksa suhu tubuhnya sebelum masuk ke pusat belanja, dan melakukan disinfeksi pada tangan dan sepatu mereka, sementara anak-anak masih tidak boleh datang ke mal.

Presiden Martin Vizcarra sedang pelonggaran lockdown Peru secara bertahap. Pengangguran di Peru sedang naik ke level 13 persen. Dalam hal ini, mal bisa menyediakan hingga 180 ribu pekerjaan.

Pada akhir bulan ini, semua langkah pencegahan virus corona akan dicabut di Peru. Padahal, kasus baru tiap harinya mencapai ribuan, dan ruang ICU sudah hampir 88 persen penuh.

"Rumah sakit-rumah sakit sedang nyaris kolaps," ujar epidemiolog Ciro Maguiña dari Cayetano Heredia University.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Masyarakat Diminta Bertanggung Jawab

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Presiden Vizcarra meminta masyarakat untuk bertanggung jawab, terutama dalam social distancing. Jarak aman yang ditetapkan adalah 1 meter.

Semua orang harus mematikan bahwa semuanya menghormati social distancing," ujar Presiden Vizcarra. "Kita membuka kembali, tetapi mempercayai rasa tanggung jawab masyarakat Peru.

Namun, mereka yang mengunjungi mall juga tidak semuanya patuh kepada aturan tersebut.

"Di luar mall, tidak ada kontrol dan banyak orang-orang yang berkumpul, putus asa ingin berbelanja," ujar epidemiolog Juan Astuvilca, dekan dari Lima College of Medicine.

Peru memiliki populasi sebesar 31,9 juta orang. Sebanyak 151 ribu orang sudah berhasil sembuh dari virus ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya