Liputan6.com, Jakarta - Pada 12 Agustus 1990, kerangka dinosaurus Tyrannosaurus Rex paling lengkap pernah ditemukan di tanah tandus South Dakota oleh ahli paleontologi Peter Larson dan Susan Hendrickson.
Hewan itu dijuluki "Sue" untuk menghormati ilmuwan yang menemukannya. Dan setelah proses hukum yang panjang, kerangka ini dibeli dengan harga $ 8,4 juta oleh Museum Chicago.
Hari ini, kerangka itu menjadi dinosaurus paling terkenal di dunia. Peneliti menyebut jika Sue adalah dinosaurus jantan.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, bagaimana orang awam bisa membedakan mana dinosaurus jantan atau betina?
"Kami telah memberi nama T.Rex itu dan selalu menyebutnya sebagai 'dia'," kata Larson.
"Tetapi bahkan di lokasi itu, orang-orang bertanya kepada saya 'Bagaimana jika dia laki-laki atau perempuan?'."
Hingga saat ini, jenis kelamin Sue masih sangat dipertanyakan, penelitian yang relatif baru-baru ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa spesimen dinosaurus dapat membedakan jenis kelamin dengan kepastian yang masuk akal oleh para ilmuwan modern.
Solusi teka-teki itu mungkin terletak pada tulang-tulang dinosaurus. Memproduksi telur adalah proses yang sangat melelahkan bagi betina.
Sebab, kalsium dalam cangkang mereka secara biologis mahal untuk dibuat. Ketika telur mulai terbentuk di dalam rahim seekor dinosaurus besar, tubuhnya melepaskan tingkat estrogen yang tinggi.
Ini memicu pertumbuhan apa yang dikenal sebagai "tulang meduler" di dalam tulang kaki dan lengannya yang berlubang. Jaringan tulang meduler khusus menyediakan kalsium yang sangat dibutuhkan untuk kulit telur yang tumbuh dan tetap hidup sampai selesai.
Simak video pilihan berikut:
Jantan Atau Betina?
Pada 2005, ahli paleontologi di North Carolina State University dan Montana State University mengumumkan bahwa mereka telah menemukan jaringan medula di dalam tulang tungkai spesimen T.Rex, menunjukkan bahwa hewan itu adalah betina.
Pendekatan ini hampir tidak dapat dibuktikan: hanya tulang-tulang dinosaurus betina yang sedang hamil yang akan menunjukkan tanda-tanda jaringan medula, menjadikan teknik ini tidak berguna untuk menyimpulkan jenis kelamin sebagian besar kerangka dinosaurus.
Namun demikian, temuan ini telah memicu sejumlah ahli paleontologi, termasuk satu tim internasional yang berupaya menyimpulkan hubungan antara gender dan jaringan yang ada dalam fosil dinosaurus yang terawat baik itu.
Advertisement