Liputan6.com, Jakarta- 66 juta tahun lalu, asteroid menghantam Bumi. Melahirkan kawah Chicxulub, hingga mencapai sejauh 124 mil (200 kilometer) yang sekarang terkubur di bawah Semenanjung Yucatán, Meksiko.
Efek sampingnya menyebabkan populasi dinosaurus di Bumi punah. Namun Space.com, Rabu (22/1/2020). melaporkan bahwa dalam sekitar waktu yang sama (dalam waktu kurang dari 1 juta tahun), sekitar sejauh 310.685 mil (500.000 kilometer) lava meletus dari Deccan Traps, yang merupakan sebuah provinsi wilayah aktivitas vulkanik berapi yang besar, hingga mengalir di sebagian besar wilayah India hingga ke wilayah pesisir.
Hantaman asteroid dan aktivitas vulkanik ekstrim terjadi di antara waktu yang sama ketika dinosaurus punah. Namun hal ini memunculkan pertanyaan, mengenai apa saja peran aktivitas vulkanik dalam kepunahan (dinosaurus) massal, dan benarkah adanya kontribrusi dalam membantu kehidupan baru untuk berkembang?
Advertisement
Para peneliti dalam sebuah studi baru telah mencari tahu lebih dekat apa yang sebenarnya menyebabkan peristiwa kepunahan massal dinosaurus, dan apakah aktivitas vulkanik di Deccan Traps, (yang kebetulan terjadi pada waktu yang sama) berkontribusi dalam membentuk kehidupan di masa depan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Belum Ditemukannya Hasil Pasti
Perdebatan masih terus terjadi antara para ilmuwan mengenai hubungan antara dua peristiwa bencana ini.
Sebuah studi baru mengatakan bahwa masih belum ada hasil yang pasti tentang bagaimana kedua peristiwa itu berhubungan. Kemungkinan akan adanya kontribusi aktivitas vulkanik terhadap kepunahan massal juga belum ditemukan.
Temuan peneliti menemukan bahwa setidaknya 50% dari gas yang keluar dari Deccan Traps sudah terjadi jauh sebelum dampak meteorit. Jadi, hanya dampak asteroid yang terjadi bersamaan dengan peristiwa kepunahan massal dinosaurus.
Advertisement
Pembatasan pemanasan global?
Para penulis dalam penelitian mengatakan, dengan mencari tahu waktu terjadinya peristiwa ini, tim menemukan bukti yang mendukung teori bahwa "pasca peristiwa vulkanisme, menunjukkan peran vulkanisme dalam keterlambatan pemulihan keanekaragaman hayati”.
Para penulis menyarankan bahwa aktivitas vulkanik dan gas yang dilepaskan dari aktivitas tersebut akan menyebabkan perubahan dalam siklus karbon, yang akan memungkinkan laut menyerap karbon dioksida. Dengan melihat suhu global sepanjang waktu dan membandingkannya dengan simulasi mereka sendiri, para peneliti menyarankan bahwa peristiwa ini dapat membatasi pemanasan global yang seharusnya terjadi.