Liputan6.com, Quebec - Dua orang tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka akibat penikaman saat hari perayaan Halloween di Kota Quebec, Kanada.
Dikutip dari AFP, Senin (2/11/2020), pelaku penusukan di Quebec, Kanada itu adalah seorang pria bersenjata pedang yang mengenakan pakaian abad pertengahan.
Menurut kepolisian setempat, serangan tersebut terjadi pada Sabtu malam (31 Oktober 2020) di beberapa lokasi permukiman Old Quebec, dekat hotspot turis yakni Chateau Frontenac dan National Assembly, parlemen provinsi Quebec.
Advertisement
Polisi menerima laporan tentang serangan tersebut sekitar pukul 10.30 malam waktu setempat dan mengirim beberapa petugas ke tempat kejadian, termasuk pawang anjing, kata Doyon.
Dalam konferensi pers, juru bicara polisi Kota Quebec, Kanada Etienne Doyon menerangkan bahwa tersangka adalah "seorang pria berusia sekitar 20-an," membawa senjata berupa pedang dan mengenakan "pakaian abad pertengahan".
Namun, polisi masih mencari motif di balik penyerangan tersebut.
Tersangka membunuh korban pertamanya di dekat hotel Chateau Frontenac dan terlihat adanya "banyak darah," menurut tiga saksi mata yang dikutip oleh surat kabar Quebec, Le Soleil.
Surat kabar itu juga melaporkan bahwa pria tersebut melanjutkan kejahatannya di Rue des Remparts, di mana korban kedua terbunuh, sebelum menuju ke Old Port dan melukai korban lainnya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tersangka Telah Ditangkap
Hingga pada 1 November 2020, tersangka ditangkap setelah upaya pencarian di jalan-jalan di Old Quebec, menurut Doyon.
Doyon menambahkan, bahwa tersangka itu ditangkap sesaat sebelum jam 1 pagi di dekat Old Port.
Dia kemudian "diperiksa" dan "dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi," terangnya.
Ia juga mengatakan bahwa lima orang yang selamat yang terluka dalam serangan itu menderita luka-luka dengan berbagai tingkat keparahan, katanya.
Menurut laporan Le Soleil, tersangka diketahui menyerahkan diri kepada polisi, dan mengungkapkan bahwa ia telah merencanakan serangannya selama satu setengah tahun.
Menanggapi insiden itu, polisi Quebec meminta penduduk kota untuk tetap berada di dalam rumah dengan pintu terkunci saat penyelidikan mereka sedang berlangsung.
Sementara itu, beberapa area kota juga ditutup dengan kehadiran polisi yang banyak.
Beberapa waktu kemudian, polisi Kanada mengungkapkan bahwa tersangka penikaman itu tidak "terkait dengan kelompok teroris".
"Kemarin malam kami terperosok ke dalam malam yang mengerikan ketika seorang pria berusia 24 tahun, yang tidak tinggal di Quebec, datang dengan maksud untuk mengklaim korban sebanyak mungkin," terang kepala polisi Kota Quebec, Robert Pigeon.
"Semuanya membuat kami percaya" bahwa tersangka, yang membawa pedang Jepang, "memilih korbannya secara acak," tambah Pigeon.
Advertisement