Presiden Prancis Macron Kecam Terorisme di Mozambik, Sebut Teroris Rugikan Agama Damai

Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali mengecam pelaku terorisme Islamis usai serangan di Mozambik. Ia menyebut teroris merugikan agama.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Nov 2020, 16:07 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 20:25 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali mengecam terorisme Islamis. Kali ini, Presiden Macron menyorot aksi teror antek ISIS yang memenggal kepala warga desa di Mozambik. 

Presiden Macron menyebut aksi teroris merupakan orang-orang barbar yang merugikan agama damai. 

"Di Mozambik, lebih dari 50 orang dipenggal, para wanita diculik, desa-desa dibakar. Orang-orang barbar membajak agama damai untuk menebar teror," ujar Presiden Macron via Twitter, Rabu (11/11/2020).

"Terorisme Islamis adalah bahaya internasional yang membutuhkan sebuah respons internasional," ia menambahkan.

Ucapan Macron kembali ulang di Twitter menggunakan Bahasa Portugis yang dipakai di Mozambik. Kasus pemenggalan terjadi wilayah perdesaan Mozambik. BBC melaporkan pelaku masih terkait jaringan ISIS. 

Sebelumnya, Presiden Macron juga mengecam terorisme Islamis setelah adanya pembunuhan guru di Prancis. Ucapan Macron mengakibatkan kontroversi, kemudian ia menulis klarifikasi bahwa ia tidak anti-Islam, melainkan tindakan radikal yang membawa-bawa nama agama.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kasus Antek ISIS di Mozambik

Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)
Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)

Kelompok militan yang disebutkan sebagai antek ISIS menyerang warga-warga Desa Muatide dan Nanjaba di Mozambik. Lebih dari 50 orang dilaporkan tewas dipenggal.

Korban dieksekusi di lapangan bola di sebuah desa. Tak hanya dipenggal, korban juga dimutilasi. 

Dilaporkan BBC, Selasa 10 November 2020, pemenggalan ini merupakan rangkaian serangan militan terkait ISIS di Provinsi Cabo Delgado sejak 2017. Wilayah itu kaya akan gas.

Total korban sudah melebihi 2.000 orang dan 430 ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka di provinsi yang mayoritas Muslim itu.

Militan tersebut terkait dengan kelompok ISIS, menjadikannya sebagai pijakan ISIS di selatan Afrika.

Kelompok tersebut juga disebut mengeksploitasi kemiskinan dan pengangguran untuk merekrut anak-anak muda untuk menegakan pemerintahan Islam di area itu.

Serangan Malam

Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Para militan dilaporkan bertakbir ketika menyerang. Mereka membakar rumah-rumah ketika menyerang desa Nanjaba pada Jumat malam 7 November 2020 waktu setempat.

Mozambique News Agency berkata dua orang dipenggal di desa itu. Beberapa perempuan diculik.

Secara terpisah, militan itu turut menyerang Desa Muatide dengan brutal. Di desa itulah lebih dari 50 orang dipenggal.

BBC melaporkan rakyat Mozambik kaget dengan serangan itu dan meminta adanya resolusi damai.

Minta Bantuan Internasional

Seorang warga melintasi puing-puing akibat hantaman badai siklon Idai di Mozambik (AFP/Zinyange Auntony)
Ilustrasi: Seorang warga melintasi puing-puing akibat hantaman badai siklon Idai di Mozambik (AFP/Zinyange Auntony)

Pemerintah Mozambik meminta bantuan internasional untuk melawan militan tersebut. Pasukan Mozambik disebut butuh pelatihan khusus.

Ini bukan pertama kalinya ada kasus tragis di Cabo Delgalo. Pada April 2020, ada 50 orang yang dipenggal dan ditembak kepalanya di desa.

Awal bulan ini, ada sembilan orang yang kepalanya dipenggal.

Masalahnya adalah, kelompok HAM menyebut pasukan HAM di Mozambik juga melakukan pelanggaran HAM, seperti penangkapan tanpa sebab, penyiksaan, dan pembunuhan, dalam usaha meredam militan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya