Liputan6.com, Paris- Pemerintah Prancis mengatakan akan mencabut kebijakan lockdown enam pekan pada 14 Desember mendatang. Namun jam malam dari pukul 20.00 akan diberlakukan.Â
Kebijakan jam malam itu termasuk untuk malam tahun baru, dengan jumlah infeksi Virus Corona COVID-19 yang kembali meningkat, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (11/12/2020).Â
Baca Juga
Selain itu, Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengonfirmasi bahwa warga akan diizinkan untuk bepergian untuk merayakan Natal bersama keluarga.
Advertisement
Tetapi tempat-tempat hiburan umum seperti teater, dan bioskop, juga museum, yang telah berharap untuk mencoba memulihkan sebagian kerugian mereka selama musim liburan, akan tetap ditutup selama tiga pekan lagi, termasuk stadion sepak bola.
Menurut PM Castex, situasi penyebaran Virus Corona jenis baru di Prancis telah "sangat membaik" sejak negara tersebut memasuki kebijakan lockdown kedua pada 30 Oktober, mencatat bahwa jumlah infeksi baru telah turun dari hampir 50.000 per hari pada akhir Oktober 2020 menjadi sekitar 10.000.
Tetapi penurunan tersebut "telah melambat selama beberapa hari terakhir," ungkap PM Castex.Â
"Kami berada di semacam dataran tinggi," katanya.
Ia pun memperingatkan bahwa jika Prancis melepaskan kewaspadaan mereka terhadap penyebaran COVVID-19, maka negara tersebut bisa memasuki aturan lockdown ketiga dalam beberapa bulan mendatang.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Jam Malam akan Diberhentikan Sementara Pada Liburan Natal
Jam malam yang mulai berlaku pada 14 Desember itu akan berlangsung dari pukul 20.00 sampai pukul 06.00 pagi.
Namun jam malam tersebut tidak akan diberlakukan pada 24 Desember, saat warga Prancis akan merayakan Natal, dengan aturan pertemuan yang tidak lebih dari enam orang.Â
Menteri Kesehatan Olivier Veran mengakui bahwa Prancis akan gagal mencapai target maksimal 5.000 kasus harian COVID-19 pada 14 Desember, ketika lockdown berakhir.
Per 10 Desember, Prancis mencatat hampir 14.000 infeksi COVID-19 selama 24 jam sebelumnya, dibandingkan dengan 12.000 pada pekan sebelumnya.
"Kami masih belum keluar dari gelombang kedua" dari pandemi, ungkap Veran.
Awalnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menargetkan pencabutan lockdown saat infeksi COVID-19 hanya tercatat sekitar 5.000 kasus tetapi kemudian merubahnya untuk memberi warga kelonggaran setelah berminggu-minggu tidak bepergian.Â
Total kematian akibat Virus Corona COVID-19 di Prancis kini telah mencapai lebih dari 55.000.
Advertisement