Liputan6.com, Tokyo - Penyelenggara Olimpiade Tokyo, Jepang pada Selasa, 12 Januari 2021 mengklarifikasi seputar pemberitaan yang belakangan beredar.
Beredar kabar bahwa terjadi penurunan dukungan pada penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, dan laporan yang mengklaim bahwa akan dilakukan pembatalan acara.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata itu adalah berita bohong, yang mengemuka saat Tokyo mengalami keadaan darurat karena lonjakan kasus COVID-19, ditambah adanya varian baru dari Virus Corona tersebut.
Dalam pidato-nya, CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto memberikan pandangan pada jajak pendapat berita Kyodo yang diterbitkan Minggu kemarin.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (13/1/2021), jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 45 persen ingin Olimpiade Tokyo 2020 ditunda lagi, dengan 35 persen mendukung pembatalan langsung.
"Jumlah orang yang menyerukan pembatalan hanya meningkat sekitar 5 persen," kata Muto.
"Tentu saja, untuk bisa terselenggara, kami harus menjamin bahwa kami menggelar pesta olahraga yang aman dengan langkah-langkah anti virus. Kalau dipikir-pikir seperti itu, saya yakin orang-orang akan mendapat lebih banyak dukungan di belakangnya."
Olimpiade Tokyo yang seharusnya berlangsung pada pertengahan tahun lalu terpaksa diundur hingga 2021 akibat pandemi virus Corona COVID-19. Namun kurang dari 200 hari jelang penyelenggaraan pada bulan Juli mendatang, wacana penundaan kembali mencuat menyusul status darurat nasional yang dikeluarkan pemerintah Jepang menyusul meningkatnya kembali kasus COVID-19 di negaranya.
Saksikan Video Berikut Ini:
Laporan yang Salah
Muto tetap menepis berbagai "berita palsu" yang selama ini beredar.
"Saat jenis laporan seperti ini muncul, beberapa orang mungkin merasa cemas," kata Muto.
"Saya ingin mengatakan bahwa kami sama sekali tidak berpikir seperti itu, dan bahwa laporan ini salah."
Sementara itu, atlet dayung Inggris, Matthew Pinsent, telah menyerukan agar Olimpiade dibatalkan dan Tokyo menjadi tuan rumah acara pada 2024 sebagai gantinya, menggantikan Paris.
Advertisement