Liputan6.com, Jakarta - Kulit berwarna, dibuat menangis, hingga ingin bunuh diri. Meghan Markle mengungkap perlakuan keluarga Kerajaan Inggris terhadapnya sejak menikah dengan Pangeran Harry.
Pengakuan kontroversial itu dibeberkan Meghan dan Harry dalam wawancara dengan Oprah Winfrey. Salah satunya adalah terkait "beberapa percakapan" di dalam Keluarga Kerajaan tentang seberapa 'gelap' warna kulit bayi Meghan Markle dan Pangeran Harry saat lahir.
"Pada bulan-bulan ketika saya hamil, (ada) kekhawatiran dan percakapan tentang seberapa gelap kulit bayi saya saat dia lahir," ungkap Meghan.
Advertisement
Dia mengatakan, ucapan itu dilontarkan salah satu anggota kerajaan kepada Harry, yang kemudian menyampaikannya kepada Meghan. Namun, keduanya menolak untuk mengungkapkan siapa anggota keluarga kerajaan tersebut.
"Pada saat itu canggung, saya sedikit terkejut, " ujar Pangeran Harry.
Dalam wawancara itu, Meghan juga mengklarifikasi rumor di surat kabar Inggris beberapa tahun lalu yang menyebutkan istri Pangeran William, Kate Middleton (Duchess of Cambridge) dibuat menangis oleh Meghan Markle menjelang pernikahannya dengan Pangeran Harry. Peristiwa itu disebut terjadi ketika keduanya mendiskusikan tentang gaun yang akan dipilih untuk pengiring bunga di acara pernikahan Meghan.
Meghan mengatakan kepada Oprah bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. "Beberapa hari sebelum pernikahan (Kate) kesal dengan gaun flower girl dan itu membuatku menangis," kata Meghan.
Ia kemudian mengatakan bahwa Kate akhirnya meminta maaf dan membawa bunga untuk menebus kesalahannya. "Saya tidak membagikan kejadian tentang Kate untuk meremehkannya," ucap Meghan.
Ia pun menjelaskan bahwa Kate Middleton adalah "orang yang baik" dan berharap cerita tak benar itu diperbaiki.
Selain itu, Meghan juga membeberkan tentang bagaimana dirinya merasa kesepian setelah bergabung dengan Keluarga Kerajaan Inggris dan hilangnya kebebasan. "Ketika saya bergabung dengan keluarga itu, itu terakhir kali sampai kami datang ke sini saya melihat paspor saya, SIM saya, kunci saya, semua yang diserahkan."
Meghan juga membahas bagaimana kesehatan mentalnya menjadi sangat buruk sehingga dirinya merasa "tidak ingin hidup lagi". Walaupun telah meminta bantuan ke institusi resmi di kerajaan, namun Meghan mengaku ia tidak pernah mendapat bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya itu.
"Tidak ada apapun yang pernah dilakukan," tegas Meghan Markle.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Airlangga, Siti Rokhmawati Susanto menilai wawancara yang dilakukan Pangeran Harry dan Meghan Markle dengan Opah Winfrey memiliki dampak nyata. Tidak hanya di wilayah Inggris, namun juga ke negara lain.
Menurut dosen yang karib disapa Irma ini, wawancara tersebut membuat publik Inggris terpecah menjadi dua kubu, antara mendukung Kerajaan Inggris atau Harry dan Meghan. Tidak hanya di Inggris, tapi juga di negara-negara Commonwealth termasuk Australia.
Isu rasial yang juga sempat diungkap Meghan, membuat masyarakat menjadi memiliki pertanyaan besar sekaligus prasangka terhadap Kerajaan Inggris. Bahkan ada perempuan yang menjabat menjadi anggota parlemen ingin mengadakan penyelidikan terhadap kasus ini, namun tidak mendapat respons dari Kerajaan Inggris.
"Orang kan jadi semakin melihat, benar enggak sih bahwa Royal Family itu benar-benar egaliter dalam melihat keberadaan setiap anggota keluarganya, ya pasti akan timbul prejudice seperti itu karena yang terjadi demikian. Kebetulan juga Meghan merupakan orang yang berani speak up," ujar Irma, kepada Liputan6.com, Jumat (12/3/2021).
Ia menjelaskan, apa yang dialami Meghan bukan yang pertama kali terjadi. Karena ibu kandung Pangeran Harry, Putri Diana juga mengalami hal serupa. Harry pun selama ini berupaya agar hal serupa tidak terjadi kepada istrinya.
"Seharusnya Kerajaan melakukan adaptasi bahwa situasi semakin global, walaupun tetap ada pakem-pakem maupun code of conduct yang memang harus diperhatikan tetapi kan dengan posisi sekarang di mana HAM menjadi global dan persamaan antar ras juga harusnya tidak menjadi perdebatan lagi," Kata irma.
Dengan publik terbagi dua kubu dan kisah Lady Diana yang terulang, Irma menilai imej keluarga Kerajaan Inggris kini menjadi semakin buruk lantaran asumsi dan prasangka yang kian tumbuh liar.
Sementara itu, Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, Evi Fitriani menyebut bahwa rasisme di Inggris memang ada, walau masyarakat dan pemerintahnya tak mau mengakui. Perilaku diskriminatif masih terjadi, terutama dialami oleh orang-orang kulit berwarna yang berada atau tinggal di sana.
"Saya pernah tinggal di Inggris setahun. Yang saya rasakan ya seperti itu. Ngomongnya nggak (ada rasisme), tetapi pada dasarnya masyarakat dan pemerintah sangat rasis," kata Evi saat dihubungi Liputan6.com.
Evi berpendapat, pengakuan yang dibuat Meghan dan Harry sebagai orang dalam kerajaan, jadi pukulan telak dan menambah ujian yang dialami Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara. Apalagi, sistem monarki di Inggris, sebagaimana monarki di negara lain, sudah mengalami krisis ketidakpercayaan publik.
"Banyak orang yang mempertanyakan buat apa bayar pajak untuk biayai kehidupan orang ningrat? Apa gunanya untuk rakyat?" ucapnya.
Situasi tersebut membuat Ratu Elizabeth II serba salah. Di sisi internal, ia dituntut menyelamatkan monarki agar tidak makin memperburuk citra kerajaan di mata publik.
Pasalnya, makin banyak orang anti-kerajaan yang akan menjadikan pengakuan itu untuk semakin menggoyang urgensi kerajaan. "Ini bisa menambah pelik," sambung dia.
Di posisi internasional, pengakuan Meghan soal rasisme akan menurunkan kredibilitas Inggris yang sering mengkritik negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, soal penerapan hak asasi manusia. Dunia internasional akan balik mempertanyakan hal serupa pada Inggris.
"Dampaknya membuat kritik Inggris pada negara lain tidak kredibel atau kita bisa bilang, apa dasarmu mengkritik kami sementara itu juga terjadi di dalam negerimu sendiri. Enggak usah jauh-jauh, mereka itu kan melakukan penjajahan ratusan tahun. Penjajahan itu pada dasarnya rasisme," Evi memungkasi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pengakuan Pengeran Harry dan Meghan Markle
Wawancara Meghan Markle (Duchess of Sussex) dan Pangeran Harry (Duke of Sussex) dengan Oprah Winfrey, yang disiarkan di televisi Amerika Serikat dan Inggris menuai ragam reaksi publik.
Dalam wawancara itu keduanya mengungkap berbagai kisah pengalaman mereka tentang kehidupan di Keluarga Kerajaan Inggris.
Mulai dari hubungan mereka dengan bangsawan lain, isu rasisme, hingga bagaimana kesehatan mental dialami dibahas dalam program acara tersebut.
Dikutip dari BBC News, Jumat (12/3/2021) berikut adalah rangkuman dari wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry dengan Oprah Winfrey:
1. Warna Kulit Anak Pangeran Harry-Meghan Markle
Salah satu tuduhan terbesar yang disampaikan dari wawancara itu adalah bahwa adanya "beberapa percakapan" di dalam Keluarga Kerajaan tentang seberapa 'gelap' warna kulit bayi Meghan Markle dan Pangeran Harry saat lahir.
"Pada bulan-bulan ketika saya hamil (ada), kekhawatiran dan percakapan tentang seberapa gelap kulit bayi saya saat dia lahir," sebut Meghan.
Dia mengatakan percakapan itu dengan Harry, yang menyampaikannya kepadanya.
Namun, keduanya menolak untuk mengungkapkan anggota keluarga kerajaan mana yang membahas percakapan itu.
"Percakapan itu, saya tidak akan pernah merbaginya," kata Pangeran Harry. "Pada saat itu canggung, saya sedikit terkejut, " ungkapnya.
Pangeran Harry juga menceritakan bagaimana percakapan tersebut menyakitkan baginya karena keluarganya tidak pernah berbicara tentang "nada kolonial" dari tajuk berita dan artikel.
2. Rumor Kate Middleton Buat Meghan Markle Menangis
Rumor lainnya yang beredar di surat kabar beberapa tahun yang lalu menyebutkan bahwa istri dari Pangeran William, Kate Middleton (Duchess of Cambridge) dibuat menangis oleh Meghan Markle menjelang pernikahannya dengan Pangeran Harry.
Kejadian itu dikatakan terjadi ketika keduanya mendiskusikan tentang gaun yang akan dipilih untuk pengiring bunga di acara pernikahan Meghan.
Meghan mengatakan kepada Oprah bahwa yang terjadi adalah sebaliknya.
"Beberapa hari sebelum pernikahan (Kate) kesal dengan gaun flower girl dan itu membuatku menangis," kata Meghan.
Ia kemudian mengatakan bahwa Kate akhirnya meminta maaf dan membawa bunga untuk menebus kesalahannya.
"Saya tidak membagikan kejadian tentang Kate untuk meremehkannya," kata Meghan.
Meghan pun menjelaskan bahwa Kate adalah "orang yang baik" dan berharap cerita tak benar itu diperbaiki.
3. Meghan Markle Hampir Bunuh Diri
Dalam kesempatan itu, Meghan membeberkan tentang bagaimana dirinya merasa kesepian setelah bergabung dengan Keluarga Kerajaan dan hilangnya kebebasan.
"Ketika saya bergabung dengan keluarga itu, itu terakhir kali sampai kami datang ke sini saya melihat paspor saya, SIM saya, kunci saya, semua yang diserahkan," kata Meghan.
Meghan juga membahas bagaimana kesehatan mentalnya menjadi sangat buruk sehingga dirinya merasa "tidak ingin hidup lagi".
"Saya pergi ke institusi dan saya berkata bahwa saya perlu pergi ke suatu tempat untuk mendapatkan bantuan, mengatakan bahwa saya tidak pernah merasa seperti itu sebelumnya dan harus pergi ke suatu tempat, dan saya diberitahu bahwa saya tidak bisa, bahwa itu tidak baik. untuk institusi," sebutnya.
Ia juga menyebut saat dirinya menghampiri "salah satu orang yang lebih tua" di dalam institusi dan kemudian ke departemen sumber daya manusia istana.
"Tidak ada apapun yang pernah dilakukan," terang Meghan.
4. Meghan Markle Curhat dengan Rekan Putri Diana
Nama Putri Diana muncul berkali-kali selama wawancara - dengan kesamaan yang ditarik antara pengalaman mereka berada di Keluarga Kerajaan Inggris.
"Aku bahkan tidak tahu harus bertanya kepada siapa," kata Meghan.
"Salah satu orang yang saya hubungi yang terus menjadi teman dan kepercayaan adalah salah satu sahabat ibu suami saya," ungkapnya.
Meghan melanjutkan, "Karena ini seperti siapa lagi yang bisa mengerti seperti apa sebenarnya terjadi?".
5. Hubungan Pangeran Harry dan Ayahnya
Oprah bertanya kepada Pangeran Harry tentang hubungannya dengan keluarganya, terutama dengan sang ayah, Pangeran Charles, dan kakaknya, Pangeran William (Duke of Cambridge).
Pada satu titik setelah mundur sebagai anggota senior kerajaan, Pangeran Harry mengatakan bahwa Pangeran Charles "berhenti menerima telepon darinya".
"Saya merasa sangat kecewa karena dia telah melalui hal serupa, dia tahu seperti apa rasa sakit itu dan Archie adalah cucunya," cerita Pangeran Harry.
"Tapi di saat yang sama, tentu saja saya akan selalu mencintainya tapi ada banyak luka yang terjadi dan saya akan terus menjadikannya sebagai salah satu prioritas saya untuk mencoba dan menyembuhkan hubungan itu," jelasnya.
Sementara dengan Pangeran William, Pangeran Harry membeberkan bagaimana ia masih menyayangi kakaknya dia dan mereka telah melalui tantangan bersama.
"Tapi sekarang kami berada di jalur yang berbeda," kata Pangeran Harry.
6. Hubungan dengan Ratu Elizabeth II Masih Baik
Pangeran Harry mengatakan bahwa ia masih memiliki hubungan yang "sangat baik" dengan neneknya, Ratu Elizabeth II.
Ia bahkan telah berbicara dengan Ratu Elizabeth II lebih sering dalam setahun terakhir - termasuk video call dengan Archie - daripada yang dilakukan selama bertahun-tahun.
"Dia adalah kepala kolonel saya, kan? Dia akan selalu begitu," sebut Pangeran Harry, merujuk pada Ratu Elizabeth II.
Meghan juga memuji Ratu Elizabeth II dan menceritakan saat ia menerima beberapa perhiasan dari sang ratu - dalam rangka pertunangannya dengan Pangeran Harry.
7. Klaim Tak Dapat Dukungan Finansial
Pada kuartal pertama 2020, Pangeran Harry menyebutka bahwa keluarganya "benar-benar tidak mendukungnya lagi secara finansial".
Hal itu disampaikan oleh Pangeran Harry dalam acara dengan Netflix dan Spotify yang ia dan Meghan gelar - untuk membuat pertunjukan dan podcast yang tidak pernah menjadi bagian dari rencana.
"Tapi aku mendapatkan apa yang ibuku tinggalkan dan tanpanya kami tidak akan bisa melakukan ini," terang Pangeran Harry.
Namun, setelah Pangeran Harry dan Meghan Markle meninggalkan Inggris, keduanya dikabarkan mendapatkan rumah dari miliader AS dan pengusaha media Tyler Perry.
Rumah itu diberikan ketika keduanya pindah dari Kanada ke California selatan.
8. Kebenaran di Balik Foto
Meghan mengungkapkan bahwa malam setelah dia memberi tahu Pangeran Harry bahwa dirinya merasa ingin bunuh diri, keduanya pada saat itu masih harus menghadiri acara resmi di Royal Albert Hall.
Meghan kemudian membahas tentang foto yang mengingatkannya pada masa itu.
Merujuk pada saat seorang rekan mengomentari bagaimana bagusnya foto tersebut, Meghan mengatakan kepada Oprah, "Foto itu, jika Anda memperbesarnya, yang saya lihat adalah betapa eratnya jari saya mencengkeram tangannya."
"Kami tersenyum dan melakukan tugas kami, tetapi kami berdua hanya berusaha untuk bertahan. Setiap kali lampu di dalam kerajaan itu mati, saya hanya menangis," katanya.
9. Meghan Tidak Mencari Tahu Tentang Keluarga Kerajaan Inggris
Ketika membahas pertemuan pertamanya dengan Ratu Elizabeth II, Meghan menceritakan bahwa dirinya terkejut mengetahui bahwa dia harus membungkuk.
Meghan mulanya mengira hal itu hanya "bagian dari publik" dan tidak terjadi di dalam Keluarga Kerajaan Inggris.
Ia pun kemudian menjelaskan saat dirinya harus segera berlatih membungkuk sebelum makan siang bersama sang Ratu.
"Saya berkata: 'Itu nenekmu. Kemudian dia (Pangeran Harry) menjawab, 'Itu Ratu," ceritanya.
Ditambahkannya juga bahwa ia sebelumnya belum pernah mencari tahu tentang fakta apa pun tentang keluarga kerajaan tersebut sebelum bergabung - dan bersikeras tidak pernah mencari suaminya secara online saat mereka masih menjalin hubungan.
10. Sudah Menikah 3 Hari Sebelum Acara Pernikahan
Jutaan orang menyaksikan Pangeran Harry dan Meghan Markle menikah di Kastil Windsor pada 2018.
Upacara pernikahan itu dilakukan ketika mereka menikah secara resmi - namun keduanya mengungkapkan bahwa mereka juga bertukar sumpah suci di depan Uskup Agung Canterbury tiga hari sebelumnya.
Meghan mengatakan, "Kami menelepon uskup agung dan kami hanya berkata, 'lihat, benda ini, tontonan ini untuk dunia tetapi kami ingin persatuan kami di antara kami ... hanya kami berdua di halaman belakang kami".
Advertisement
Tanggapan Ratu Elizabeth dan Pengeran William
Meghan Markle, istri dari Pangeran Harry, menuding ada rasisme dalam Keluarga kerajaan Inggris. Ia mengungkap hal itu saat wawancara khusus bersama Oprah Winfrey. Sang kakak ipar, Pangeran William, akhirnya angkat bicara.
"Kami betul-betul bukan keluarga yang rasis," ujar Pangeran William seperti dilaporkan AP, Jumat (12/3/2021).
Baca Juga
Komentar itu diberikan oleh Pangeran William ketika berkunjung ke sekolah di London. Istrinya, Kate Middleton, turut mendampingi.
Meghan Markle are dan Pangeran Harry sudah tidak melakukan tugas kerajaan. Mereka pindah ke California karena ingin menghindari media Inggris dan hidup dengan normal.
LA Times melaporkan wawancara Meghan dengan Oprah ditonton hingga 17,1 juta orang di CBS.
Oprah kaget ketika Meghan berkata ada yang mengomentari warna kulit bayi mereka, Archie, yang baru lahir. Meghan mengaku mendengar komentar itu dari Pangeran Harry.
Pasangan itu menolak menyebut nama si pembuat komentar. Alhasil spekulasi menyebar di Twitter. Ada netizen yang menuduh Pangeran William hingga Pangeran Philip (kakek Harry). Namun, Oprah berkata pembuat komentar bukanlah Ratu Elizabeth II atau Pangeran Philip.
Saat wawancara disiarkan, Pangeran Philip sedang dirawat di rumah sakit karena operasi jantung dan infeksi.
Pada wawancara tersebut, Pangeran Harry sempat curhat tidak mendapat uang lagi dari keluarganya. Pasutri itu juga menyayangkan karena Harry tak mendapat pengamanan lagi.
Ratu Elizabeth II telah lebih dahulu merilis pernyataan resmi lewat Istana Buckingham untuk merespons wawancara ini.
"Seluruh keluarga merasa sedih mengetahui seberapa besar tantangan yang dihadapi Harry dan Meghan selama beberapa tahun ini," ujar Ratu Inggris.
Selain itu, ia juga menanggapi pengakuan Meghan Markle dan Pangeran Harry, soal pernyataan rasial mengenai Archie, saat bocah lelaki itu belum dilahirkan.
Ratu Elizabeth II secara halus berkata bahwa mungkin ada pandangan berbeda terkait kejadian tersebut.
"Isu yang diungkap, terutama mengenai ras, sangat mengkhawatirkan. Walau mungkin ada ingatan yang berbeda, hal ini ditanggapi dengan serius dan akan disampaikan dalam keluarga secara privat," tutur Sang Ratu.
Hasil Survei Tak Dukung Harry-Meghan
Survei membuktikan masyarakat Inggris kurang simpati terhadap Meghan Markle dan Pangeran Harry. Setelah wawancara dengan Oprah, hanya 22 persen yang mendukung Meghan.
Dukungan terhadap Meghan-Harry naik 4 persen ketimbang survei sebelum wawancara yang mengungkap isu dalam keluarga Kerajaan Inggris. Sementara, dukungan bagi Royal Family turun 2 persen.
Meski begitu, dukungan terhadap British Royal Family tetap lebih tinggi, yakni 36 persen.
Baca Juga
Survei itu dirlis oleh YouGov pada Selasa (12/3) dan melibatkan 4.656 sampel.
Hampir setengah dari muda berusia 18-24 tahun lebih simpati kepada Meghan-Harry (48 persen). Sebaliknya, generasi berusia 50 ke atas kompak mendukung Royal Family.
Pada generasi berusia 25 sampai 49, tercatat hanya 28 persen yang mendukung Meghan, sementara 24 persen lebih simpati ke Royal Family.
Mayoritas generasi Z, yakni 61 persen, juga menilai Meghan-Harry tidak diperlakukan secara adil oleh keluarga kerajaan Inggris. Namun, generasi milenial ke atas mayoritas tidak sepakat dengan pandangan tersebut.
Tidak sedikit orang yang tidak peduli pada isu Meghan Markle dan keluarga kerajaan Inggris.
Survei menunjukan sebanyak 28 persen orang tidak mendukung kedua belah pihak. Artinya, lebih banyak orang yang tidak peduli ketimbang yang mendukung Meghan-Harry.
Jumlah orang yang tidak peduli itu justru malah meningkat usai wawancara Oprah dari 22 persen menjadi 28 persen.
Ada juga segelintir kalangan yang mendukung kedua belah pihak, yakni 8 persen. Selain itu, ada 6 persen orang yang menjawab tidak tahu.
Advertisement