Selandia Baru Akan Izinkan Tenaga Kerja dari Samoa hingga Tonga Masuk Negaranya

COVID-19 telah menyebabkan penutupan perbatasan dan Selandia Baru seperti banyak negara lain mengalami kekurangan tenaga kerja.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Agu 2021, 14:38 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 14:38 WIB
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern. (Liputan6/AP)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru akan membuka jalur perjalanan satu arah bebas karantina untuk pekerja musiman dari Samoa, Tonga dan Vanuatu.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (2/8/2021) hal ini dilakukan oleh Selandia Baru untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri hortikultura, kata Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Pengaturan bebas karantina diharapkan dimulai dari September 2021, kata Ardern pada konferensi pers.

Ini hanya akan tersedia bagi pekerja yang memenuhi syarat di bawah skema Pemberi Kerja Musiman yang diakui.

Nantinya ini akan memungkinkan sektor hortikultura merekrut tenaga kerja dari luar negeri untuk pekerjaan musiman ketika tidak ada cukup pekerja dari Selandia Baru.

Skema itu ditangguhkan setelah negara itu menutup perbatasannya tahun lalu karena penyebaran COVID-19.

"COVID-19 telah menyebabkan penutupan perbatasan dan Selandia Baru seperti banyak negara lain mengalami kekurangan tenaga kerja," kata Ardern.

"Kita tahu sektor pertanian kita sedang mengalami tantangan," katanya.

 

Upaya Selandia Baru Melawan COVID-19

Selandia Baru Terjerat Resesi Corona
Pemandangan Wellington, Selandia Baru pada 9 Juni 2020. Produk Domestik Bruto (PDB) Selandia Baru turun 12,2 persen pada kuartal Juni 2020, yang merupakan rekor penurunan kuartalan terbesar, akibat penerapan pembatasan COVID-19 yang berdampak terhadap aktivitas ekonomi. (Xinhua/Guo Lei)

Ardern diperkirakan akan mengungkapkan rincian lebih lanjut minggu depan tentang bagaimana negara itu akan secara bertahap membuka kembali perbatasannya.

Selandia Baru telah berhasil menahan penyebaran virus corona di dalam perbatasannya dan tidak melaporkan kasus komunitas sejak Februari.

Negara kepulauan Pasifik telah melaporkan sekitar 2.500 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 26 kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya