Direbus hingga Dikuliti, 5 Hukuman Mati Paling Mengerikan pada Zaman Kuno

5 eksekusi mati paling mengerikan di zaman kuno.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Des 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 21:00 WIB
Penghakiman Cambyses yang dilukis oleh Gerard David pada tahun 1498 (Wikipedia/Public Domain)
Penghakiman Cambyses yang dilukis oleh Gerard David pada tahun 1498 (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Jakarta - Ada begitu banyak cara untuk mengeksekusi mati para pembuat tindakan kriminal di zaman kuno. Hukumannya jauh lebih menyeramkan.

Pemenggalan kepala di zaman itu dianggap relatif manusiawi karena pemutusan anggota tubuh yang dinilai tak meninggalkan rasa sakit ke seluruh tubuh.

Namun demikian, beberapa cara yang paling menyakitkan. Hukuman mati ini dianggap sangat mengerikan dan diyakini benar-benar terjadi di masa lampau.

Dikutip dari laman World Atlas, Senin (20/12/2021) berikut 5 eksekusi mati paling mengerikan di masa lampau:

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

1. Direbus

Masak Air Hingga Mendidih Belum Tentu Aman Dikonsumsi
Ilustrasi.

Metode eksekusi ini dianggap lambat dan menyiksa yang menyiksa seseorang selama berada di dalam air mendidih, air.

Lazimnya tak hanya menggunakan air saja, melainkan minyak, lilin, atau bahkan anggur serta timah.

Meskipun sering dianggap bahwa eksekusi yang paling menyiksa, catatan sejarah menyatakan bahwa metode ini digunakan pada ribuan orang Kristen oleh Kaisar Nero.

Demikian pula, di Abad Pertengahan, pemalsu koin akan menerima nasib hukuman mati dengan cara ini, yang dipraktikkan di Prancis, Jerman, dan Kekaisaran Romawi Suci antara abad ke-13 dan ke-16. Raja Henry VIII dari Inggris juga menggunakan metode ini pada mereka yang akan meracuni seseorang secara fatal.

 

2. Dikurung Hidup-Hidup

Ilustrasi penjara (pixabay)
Ilustrasi penjara (pixabay)

Terpidana akan ditempatkan di ruang tertutup tanpa jalan untuk melarikan diri kemudian mereka akan mati karena dehidrasi atau kelaparan.

Catatan sejarah yang diterbitkan dalam jurnal National Geographic edisi 1922, melibatkan ketidakmampuan seorang fotografer bernama Albert Kahn saat menyaksikan seorang wanita Mongolia dimasukkan ke dalam ruang kecil atas kasus perzinahan.

Dengan metode yang mengurung seseorang hidup-hidup di balik dinding, mampu membunuh seseorang secara perlahan-lahan dan menyiksa mental mereka.

 

3. Penyaliban

Ilustrasi salib, Kristen, Kristiani
Ilustrasi salib, Kristen, Kristiani. (Gambar oleh sspiehs3 dari Pixabay)

Di Roma Kuno, hukuman didasarkan pada kelas atau status seseorang. Bagi orang Romawi kelas dua, ini dikenal sebagai humiliores, bahwa metode eksekusi melalui penyaliban dicadangkan untuk beberapa warga kelas atas yang dikenai hukuman mati.

Orang-orang yang dihukum untuk disalibkan akan ditelanjangi dan dipukuli dengan tali atau cambuk, di mana mereka akan dipaksa untuk membawa salib berupa kayu besar ke tempat kematian terakhir mereka.

Di sana, setelah dipaku di kayu salib pada bagian tangan dan kaki, mereka akan menerima penusukan, pemukulan, dan penghinaan oleh eksekutor dan orang-orang yang hanya melihatnya.

 

4. Dikuliti

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah

Ada yang mengatakan bahwa kematian dengan eksekusi ini menempati urutan teratas sebagai yang paling menyiksa.

Hal ini paling menyakitkan karena prosesnya yang lambat. Pertama, ditelanjangi dan diikat dengan tangan dan kaki. Sebuah pisau tajam kemudian digunakan untuk mengupas kulit mereka dari daerah kepala ke bawah, yang akan menimbulkan rasa sakit saat korban masih sadar.

Kadang-kadang, bagian tubuh tertentu yang direbus terlebih dahulu membuat kulit lebih lembut untuk dikupas.

 

5. Ditusuk dari Ujung ke Ujung Tubuh

Jenazah
Ilustrasi Foto Jenazah

Eksekusi ini diperkenalkan oleh Vlad, the Impaler atau penguasa Wallachia abad ke-15 yang terkenal di Rumania.

Hukuman ini digambarkan di media pop sebagai proses kematian yang dilakukan dengan menusuk melalui bagian bahwa tubuh ke bagian mulut.

Ada yang mengatakan akan memakan waktu delapan hari untuk mati, sementara metode ini digunakan sampai abad ke-20, dengan catatan terakhir dilakukan oleh pemerintah Ottoman selama genosida Armenia tahun 1915-1923.

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya