Liputan6.com, Jakarta - Air adalah sumber daya bagi bumi yang paling berharga. Karena air menopang semua aspek kehidupan.
Namun, kini muncul kabar tidak ada cukup air dan ada krisis air yang mengancam kesehatan dan lingkungan. Apa yang terjadi jika air habis? Bagaimana kita memastikan keamanan air di masa depan?
Advertisement
Baca Juga
Pada kenyataannya, dunia tidak akan kehabisan air. Air tidak akan meninggalkan Bumi. Jumlah air yang dimiliki dunia akan sama jumlahnya, seperti dikutip dari laman cosmosmagazine, Selasa (25/1/2022).
Namun, Bumi bisa kehabisan air yang dapat digunakan untuk sehari-hari (air bersih), atau setidaknya melihat penurunan cadangan yang sangat rendah. Seiring pertumbuhan populasi, lebih banyak air dibutuhkan untuk menopang industri, rumah tangga, dan lingkungan.
Tidak semua air dapat digunakan untuk tujuan ini, dan masing-masing negara harus mengelola penyediaan air minum (cukup aman untuk diminum) dengan cara yang berbeda.
Di luar ini, perubahan iklim berdampak pada jumlah air yang dapat digunakan yang dapat kita kumpulkan, serta proses yang digunakan untuk membersihkan air tersebut agar dapat digunakan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadi Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Di Australia, standar untuk air minum ditentukan oleh Badan Air Minum Australia.
Ini membantu menginformasikan kapan air secara kimiawi dianggap cukup aman untuk diminum dengan memandu jenis molekul apa yang harus dan tidak boleh ada di dalam air, jenis disinfektan apa yang digunakan, serta dampak air tersebut terhadap kesehatan.
Semua air yang masuk melalui keran Anda dari sistem "air kota" akan mengikuti pedoman ini.
Air terus dipantau sepanjang tahun untuk memastikan standar yang berkelanjutan dan aman.
Advertisement
Air dan Perubahan Iklim
Pasokan air di Australia bergantung pada hujan. Namun seiring dengan perubahan iklim dan peristiwa cuaca yang semakin ekstrem, pasokan hujan akan menjadi jauh lebih sporadis.
Itu berarti akan lebih sulit untuk mengandalkan sumber itu.
Misalnya, pabrik desalinasi dan daur ulang air adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menjadi tahan perubahan iklim.
Jika tidak ada air yang masuk ke sistem secara pasif, kita harus membuatnya sendiri atau menggunakan kembali apa yang kita miliki.
Infografis Gedung-Gedung Jakarta Dilarang Pakai Air Tanah
Advertisement