Liputan6.com, Yerusalem - Presiden Israel Isaac Herzog melawat ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu 30 Januari 2022 waktu setempat. Ini merupakan kunjungan resmi pertama kepala negara Israel ke negara tersebut.
Lawatan ini sekaligus menandai semakin dalamnya hubungan antara kedua negara, Israel dan UEA.
Baca Juga
Laporan VOA Indonesia, yang dikutip Senin (31/1/2022) menyebut, Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan menyambut Isaac Herzog ketika mendarat di Abu Dhabi. Kemudian langsung menuju istana kerajaan untuk melangsungkan pembicaraan.
Advertisement
UEA dan Israel telah melakukan normalisasi hubungan diplomatik pada musim gugur tahun 2020, bagian dari serangkaian perjanjian diplomatik antara Israel dan negara-negara Arab yang dimediasi Amerika. Sebelumnya negara-negara Arab menghindari hubungan formal dengan Israel selama konflik puluhan tahun dengan Palestina.
Kantor Herzog mengatakan ia juga akan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang merupakan pemimpin de facto negara kerajaan itu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rudal
Sebelumnya, UEA menangkal serangan misil dari pemberontak Houthi pada Senin pagi (31/1/2022) waktu setempat. Serangan terjadi ketika Presiden Israel, Isaac Herzog, sedang melakukan kunjungan bilateral.
Menurut laporan AP News, otoritas traffic udara di Uni Emirat Arab menyebut serangan Houthi tidak memberikan efek terhadap perjalanan udara. Belum diketahui di mana misil dari Houthi itu terjatuh.
Pengadilan di UEA sebelumnya telah melarang orang-orang memfilmkan atau menyebar foto serangan. Hal itu menyulitkan jurnalis untuk membuat laporan.
Namun, Kementerian Pertahanan Emirat merilis video hitam-putih yang menunjukkan penghancuran dari sebuah peluncur misil balistik di provinsi Al-Jawf di Yaman. Penghancuran itu terjadi sekitar 30 menit usai serangan.
Pekan lalu, serangan juga diluncurkan dari Al-Jawf. Jarak Abu Dhabi dan Al-Jawf adalah sekitar 1.350 kilometer.
Analis menyebut UEA mendapat bantuan intelijen dari negara Barat.
Advertisement