Liputan6.com, Bueng Kan - Ratusan turis Thailand terjebak di gunung setelah mengunjungi Gua Naga di Taman Nasional Phu Langka di provinsi Bueng Kan pada Sabtu 5 Februari. Gua ini dikenal dengan batu raksasa dengan tanda seperti sisik dan bentuk yang terlihat seperti ular mistis, Naga.
Orang Thailand percaya bahwa ini adalah tempat suci untuk berharap keberuntungan, terutama angka keberuntungan untuk lotere, seperti dikutip dari laman thethaiger, Rabu (9/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Banyak orang Thailand menganggapnya begitu suci dan kuat sehingga keinginan dapat terkabul. Akibatnya, begitu banyak orang mengunjungi Gua Naga sehingga banyak yang terjebak di gunung menunggu untuk turun.
Pengunjungnya sudah melebihi batas dan banyak yang mengadu ke pemerintah provinsi.
Seorang reporter Thailand mengunjungi tempat itu pada hari yang ramai tersebut dan mengatakan bahwa orang-orang masih turun secara bertahap pada pukul 21.00 waktu setempat.
Seorang pengunjung menceritakan melalui wawancara bahwa mereka melakukan perjalanan ke Gua Naga pada pukul 07.30, mulai berjalan turun pada pukul 3 sore, tetapi baru mencapai sana pada hampir pukul 21.00.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak Pengunjung Lansia
Laporan di media Thailand juga mengatakan bahwa lebih dari 500 pengunjung berada di gua pada malam hari, sementara pemandu wisata mengatakan ada sekitar seribu orang yang ke sana.
Banyak turis mengatakan, tidak ada batasan pengunjung dan hanya memiliki satu jalur untuk berjalan, yang menjadi masalah karena banyak pengunjung berusia lanjut.
Mereka juga mengeluh dan menyuruh gubernur provinsi untuk menyelesaikan masalah ini.
Gubernur provinsi Bueng Kan Sanit Kaosa-ard memberitahu media Thailand bahwa dia telah meminta pemimpin Taman Nasional Phu Langka untuk mengatur ulang untuk menghindari situasi yang sama.
Setelah itu, akan ada pertemuan dengan berbagai departemen untuk mencari solusi yang lebih baik.
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Varawut Silpa-archa, mengatakan bahwa taman nasional sebenarnya memiliki batas pengunjung, petugas taman akan memeriksa bagaimana pihak berwenang mengelola situasi.
Advertisement