Liputan6.com, Tegucigalpa -- Rabu,15 Februari 2012 menjadi hari berat bagi penjara di Honduras. Sebab tugas untuk mengidentifikasi para korban kebakaran pada Selasa 14 Februari di penjara Comayagua dimulai.
Mengutip BBC kala itu, peristiwa kebakaran diketahui menewaskan 355 orang. Sejumlah media melaporkan jumlah yang berbeda, mulai dari 272 hingga 361.
Baca Juga
Hari itu, truk-truk membawa jenazah dari penjara di Comayagua ke kamar mayat di Tegucigalpa, 100 km (60 mil) jauhnya. Kerabat melakukan perjalanan ke ibu kota untuk menunggu kabar tentang jasad orang yang mereka cintai.
Advertisement
Pemerintah telah menjanjikan penyelidikan penuh dan menerima bahwa seluruh sistem penjara perlu direformasi.
Seorang juru bicara kantor kejaksaan mengatakan jumlah korban terakhir sekarang mencapai 355 - kebakaran terparah penjara di dunia dalam satu abad.
"Itu total yang dibawa dari fasilitas, dan tidak ada lagi," kata Melvin Duarte.
Selasa 14 Februari malam, 115 jasad dibawa ke ibu kota dan 238 lagi di pagi hari. Dua tahanan dilaporkan meninggal di rumah sakit.
Para ahli asing bergabung dengan rekan-rekan Honduras untuk membantu mengidentifikasi jenazah, banyak di antaranya terbakar parah sehingga catatan gigi dan DNA dibutuhkan dalam proses tersebut.
Para penyintas mengatakan narapidana telah mencoba menyelamatkan diri dengan melompat ke kamar mandi atau wastafel saat api menyebar pada Selasa 14 Februari malam.
"Saya terbangun dengan semua teriakan dari sesama narapidana, yang sudah memecahkan kayu dan plafon seng," kata salah satu korban selamat.
"Sekitar 475 orang melarikan diri dari penjara di kota Comayagua dan 356 orang hilang dan diduga tewas," kata Hector Ivan Mejia, juru bicara Kementerian Keamanan Honduras mengutip laporan Time. Dia juga mengatakan 21 orang terluka.
Bentrok hingga Janji Penyelidikan
Keluarga berkumpul di tempat kejadian ketika berita kebakaran penjara terjadi.
Kemarahan tumbuh dan pada satu titik beberapa kerabat bentrok dengan polisi ketika mereka mencoba memaksa masuk ke dalam gedung.
Petugas pemadam kebakaran mengatakan mereka tidak dapat mengeluarkan para tahanan karena tak dapat menemukan penjaga yang memiliki kunci sel.
Presiden Porfirio Lobo telah menjanjikan penyelidikan "penuh dan transparan". Dia juga telah menskors pejabat penjara lokal dan nasional saat penyelidikan sedang berlangsung.
Beberapa penyintas mengatakan kepada penyelidik bahwa seorang narapidana menyalakan api dengan membakar kasurnya. Pihak berwenang juga melihat apakah ada korsleting listrik.
Apa pun penyebabnya, pemerintah Honduras mengatakan sistem penjara perlu dirombak. Tapi janji serupa dibuat pada tahun 2004 ketika kebakaran di sebuah penjara di San Pedro Sula menewaskan 107 narapidana.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kapasitas Penjara Berlebih
Penjara di Honduras, yang memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, menampung sekitar 13.000 narapidana dalam sistem yang dirancang untuk 8.000.
Negara ini memberlakukan undang-undang anti-geng yang ketat beberapa tahun sebelumnya untuk mengatasi geng jalanan yang kejam yang dikenal sebagai maras.
Tetapi kritikus mengatakan ini dapat menyebabkan orang dipenjara karena hanya menggunakan tato geng.
"Lebih dari separuh narapidana di Comayagua ditahan atau ditahan sebagai tersangka anggota geng," kata Associated Press (AP).
AP memperoleh laporan internal pemerintah Honduras yang dikirim ke PBB yang merinci kondisi di penjara Comayagua. Menyebutkan bahwa ada sekitar 800 tahanan di penjara yang dibangun untuk 500 orang, dan hanya 51 penjaga di siang hari dan 12 orang di malam hari.
Negara Amerika Tengah, yang terletak di jalur utama perdagangan narkoba, juga mengalami peningkatan kejahatan terorganisir.
"Karena perdagangan narkoba yang terjadi di negara kami, jumlah narapidana meningkat pesat dan tanggapan kami, kapasitas ekonomi kami untuk menanggapi peningkatan itu belumlah cukup," kata Menteri Luar Negeri Honduras Arturo Corrales kepada BBC.
Advertisement