Perang Rusia Vs Ukraina Hanguskan Lebih dari 10.000 Hektare Hutan di Dekat Chernobyl

Serangan Rusia ke Ukraina menyebabkan kebakaran hutan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2022, 15:35 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 15:35 WIB
Bangunan terbengkalai di Kota Pripyat di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina
Bangunan terbengkalai di Kota Pripyat di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina. (Xinhua/Bai Xueqi)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan Rusia ke Ukraina menyebabkan kebakaran hutan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl. Tercatat, api sudah melahap lahan seluas lebih dari 10.000 hektare, kata Ombudswoman Ukraina Lyudmyla Denisova pada Minggu 27 Maret.

"Kami mencatat ada 31 titik api, yang menyebabkan kenaikan level kontaminasi radioaktif di udara," tulis Denisova di Facebook.

Tim pemadam kebakaran Ukraina tidak dapat menjangkau area yang berada di bawah kendali pasukan Rusia tersebut, ungkap Denisova, seperti dilansir Xinhua, Senin (28/3/2022).

PLTN Chernobyl, yang terletak sekitar 110 km di sebelah utara Kiev, pernah mengalami salah satu kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah umat manusia pada 26 April 1986.

Pada 24 Februari 2022, Mykhailo Podoliak, penasihat bagi kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menguasai PLTN Chernobyl.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusia Kuasai Chernobyl

Latihan Perang Pasukan Ukraina di Kota Hantu Chernobyl
Prajurit ikut serta dalam latihan taktis dan khusus bersama Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Garda Nasional Ukraina, dan Kementerian Darurat di kota hantu Pripyat, dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 4 Februari 2022. (Sergei Supinsky /AFP)

Pasukan Rusia menguasai kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina. Chernobyl jatuh ke tangan Rusia sehari setelah Presiden Vladimir Putin memutuskan perang dengan Ukraina.

Meski di bawah penguasaan Rusia, kondii Chernobyl berjalan aman dan tidak ada kehancuran, menurut badan pengawas nuklir PBB, mengutip regulator nuklir Ukraina, Jumat (25/2/2022).

Sejumlah fasilitas, termasuk pembangkit yang kini tidak difungsikan, dikuasai pasukan Rusia pada Kamis 24 Februari waktu setempat setelah Moskow melancarkan invasi skala penuh di Ukraina, kata penasihat kantor presiden Ukraina.

Fasilitas yang tersisa di Chernobyl, di mana bencana nuklir terburuk di Eropa terjadi pada 1986, mencakup unit penyimpanan dan pengolahan limbah nuklir, menurut laman operatornya, State Specialized Enterprise Chernobyl NPP.

"Ukraina telah menginformasikan IAEA bahwa 'pasukan bersenjata tak dikenal' telah merebut kendali atas semua fasilitas State Specialized Enterprise Chernobyl NPP, yang berada dalam Zona Eksklusi," kata Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam sebuah pernyataan.

"Mitra itu menambahkan bahwa tidak ada korban maupun kehancuran di situs industri tersebut."

IAEA memasukkan empat PLTN yang berfungsi di Ukraina pada lamannya. IAEA "memantau situasi di Ukraina dengan perhatian penuh dan menyerukan pengendalian diri secara maksimal untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan fasilitas nuklir negara itu," kata badan tersebut.

"Badan pengatur (nuklir) di Ukraina… sebelumnya telah menginformasikan IAEA bahwa mereka terus menjalin komunikasi dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina, yang mereka katakan beroperasi dengan aman dan selamat."


Infografis Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

Infografis Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Infografis Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya