WHO: Wabah Cacar Monyet Tak Akan Jadi Pandemi

WHO menyatakan bahwa wabah cacar monyet, walaupun meluas tidak akan jadi pandemi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Mei 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2022, 10:00 WIB
Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Penumpang Bandara Soetta Diperiksa Suhu Tubuh
Informasi tentang cacar monyet atau monkeypox dipasang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/5/2019). Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan virus. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak percaya wabah cacar monyet di luar Afrika akan menyebabkan pandemi, kata seorang pejabat pada Senin (30 Mei), menambahkan masih belum jelas apakah orang yang terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala dapat menularkan penyakit.

Lebih dari 300 kasus yang diduga dan dikonfirmasi dari cacar monyet, penyakit yang biasanya ringan yang menyebar melalui kontak dekat yang menyebabkan gejala seperti flu dan ruam yang khas, telah dilaporkan pada bulan Mei, sebagian besar di Eropa. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (31/5/2022). 

WHO sedang mempertimbangkan apakah wabah tersebut harus dinilai sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang berpotensi menjadi perhatian internasional" atau PHEIC. Deklarasi seperti itu, seperti yang dilakukan untuk COVID-19 dan Ebola, akan membantu mempercepat penelitian dan pendanaan untuk mengatasi penyakit tersebut.

Ditanya apakah wabah cacar monyet ini berpotensi berkembang menjadi pandemi, Rosamund Lewis, pimpinan teknis cacar monyet dari Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan: "Kami tidak tahu tetapi kami rasa tidak."

"Saat ini, kami tidak khawatir dengan pandemi global," tambahnya.

Setelah cacar monyet tertular, durasi munculnya ruam dan luka yang hilang diakui sebagai periode infeksi, tetapi ada informasi terbatas tentang apakah ada penyebaran virus oleh orang yang tidak bergejala, tambahnya.

"Kami benar-benar belum tahu apakah ada penularan cacar monyet tanpa gejala - indikasi di masa lalu adalah bahwa ini bukan fitur utama - tetapi ini masih harus ditentukan, katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tak Ada Kematian Dilaporkan

Ilustrasi Cacar Monyet (Istimewa)
Ilustrasi Cacar Monyet (Istimewa)

Strain virus yang terlibat dalam wabah dipahami membunuh sebagian kecil dari mereka yang terinfeksi, tetapi sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan.

Sebagian besar kasus muncul di Eropa daripada di negara-negara Afrika Tengah dan Barat di mana virus itu endemik, dan sebagian besar tidak terkait dengan perjalanan.

Oleh karena itu, para ilmuwan sedang mencari apa yang mungkin menjelaskan peningkatan kasus yang tidak biasa ini, sementara otoritas kesehatan masyarakat menduga ada beberapa tingkat penularan di masyarakat.

Beberapa negara telah mulai menawarkan vaksin untuk menutup kontak dari kasus yang dikonfirmasi.

Risiko Sedang

Demam Tinggi
Ilustrasi demam tinggi, salah satu gejala awal cacar monyet. Credits: pexels.com by Polina Tankilevitch

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Minggu (29 Mei) bahwa cacar monyet menimbulkan "risiko sedang" untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan di tingkat global setelah kasus dilaporkan di negara-negara di mana penyakit ini biasanya tidak ditemukan.

"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan peluang untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," kata WHO. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (30/5/2022). 

Hingga 26 Mei, total 257 kasus yang dikonfirmasi dan 120 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 23 negara anggota yang tidak endemik virus, kata badan kesehatan itu dalam sebuah pernyataan. Belum ada korban jiwa yang dilaporkan sejauh ini.

Penularan Tak Terdeteksi

Gejala Cacar Monyet
Ilustrasi orang yang sedang beristirahat karena sakit. Credits: pexels.com by Pavel Danilyuk

WHO juga mengatakan bahwa kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba sekaligus di beberapa negara non-endemik menunjukkan penularan yang tidak terdeteksi untuk beberapa waktu dan kejadian yang semakin parah baru-baru ini.

Badan tersebut menambahkan bahwa mereka mengharapkan lebih banyak kasus untuk dilaporkan karena pengawasan di negara-negara endemik dan non-endemik meluas.

Pasien cacar monyet harus menghindari kontak dengan hewan peliharaan mereka selama 21 hari, menurut saran baru dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Sejauh ini, 106 orang di Inggris telah dikonfirmasi terinfeksi virus tersebut.

Gerbil, hamster, dan hewan pengerat lainnya bisa sangat rentan terhadap penyakit ini dan dikhawatirkan bisa menyebar ke populasi hewan. Pemerintah mengatakan sejauh ini tidak ada kasus yang terdeteksi pada hewan peliharaan dan risikonya masih rendah.

Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia
Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya