Liputan6.com, Busan - Dubes Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto pada 2 Juni 2022 telah meresmikan Indonesia Centre yang untuk pertama kalinya di Korea Selatan.
Indonesia Centre ini didirikan di Busan University of Foreign Studies (BUFS) sebagai bentuk kerjasama KBRI di Seoul dengan BUFS pada hari ini Kamis, 2 Juni 2022. Proses pendirian Indonesia Centre ini memakan waktu enam bulan sejak Letter of Intent ditandatangani KBRI Seoul dan BUFS di akhir Desember 2021.
Dalam sambutannya, seperti disampaikan KBRI Seoul, Jumat (2/6/2022), Dubes Gandi Sulistiyanto menyampaikan apresiasi kepada President BUFS yang telah memberikan dukungan penuh atas pendirian Indonesia Centre ini. KBRI Seoul sangat mendorong agar Indonesia Centre di Busan dapat menjadi sarana mempercepat pemahaman budaya dan mendorong kerjasama Indonesia-Korsel yang semakin meningkat.
Advertisement
"Saya yakin kerjasama budaya dapat berkontribusi pada percepatan pembangunan bagi kedua negara. Keberadaan Indonesia Centre dapat menjadi katalisator terbentuknya kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua negara untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals,” demikian ungkap Dubes Sulis dalam sebuah pernyataannya.
Berbagai kerjasama di bidang sosial budaya di Indonesia Centre diharapkan dapat direalisasikan sebagai rangkaian dalam memperingati 50 tahun hubungan kerjasama Indonesia-Korea.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pimpinan yang Baru
Indonesia Centre di Busan akan dipimpin oleh seorang Direktur, Profesor Yekyoum Kim, Dekan Fakultas Asian Studies dan guru besar di BUFS. Profesor Yekyoum Kim merupakan seorang Indonesianist dan memiliki pemgalaman riset dan studi yang mendalam tentang Indonesia.
Indonesia Centre dalam pelaksanaannya akan dibawah pengawasan Steering Committee yang terdiri KBRI Seoul dan BUFS, serta Dewan Penasehat yang dipimpin Chang Beom Kim (Dubes Korea di Indonesia periode 2018-2020).
Peran Indonesia Centre sebagai wujud dari hubugan jangka panjang people to people bagi kedua negara dalam berbagai bidang juga disampaikan oleh Chang Beom Kim.
Untuk mendukung operasional Indonesia Centre, tiga orang tenaga magang mahasiwa Indonesia di BUFS akan dilibatkan. Aktivitas sekretariat juga didukung oleh ruangan sekretariat dari pihak BUFS.
Advertisement
Ragam Program
Profesor Yekyoum Kim sebagai direktur baru di Indonesia Centre menyampaikan berbagai program kegiatan, antara lain dengan membuka jaringan, kolaborasi, penelitian bersama antara institusi dari Indonesia dan Korea seperti Universitas dan lembaga budaya, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dari kedua negara. “Kami sangat mengapresiasi setiap usulan kerjasama dengan semangat sinergi dan gotong royong dalam membangun Indonesia dan Korea dengan bermodalkan kekayaan sosial budaya Indonesia,” tandas Profesor Yekyoum Kim.
Dalam sambutannya, Presiden BUFS, Profesor Hong-Koo Kim menyampaikan apresiasi atas dukungan KBRI Seoul yang telah mendirikan Indonesia Centre. Keberadaan Indonesia Centre menurutnya sejalan dengan cita-cita dan program BUFS yang saat ini sangat disambut baik oleh banyak negara. Keberadaan Indonesia Centre telah mengundang lebih banyak lagi pendirian centre-centre yang lain.
Indonesia Centre di BUFS menyediakan lokasi pameran berupa buku-buku bahasa dan sastra, rumah adat dan baju tradisional, batik, peta budaya, wisata, cagar alam, panorama Indonesia, santri, dan produk UMKM Indonesia serta tur virtual situs arkeologi Trowulan dengan memanfaatkan Virtual Reality (VR).
Dalam acara peresmian ini, panitia penyelenggara menampilkan tarian Smarasanta yang dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia di Korea. Berbagai jajanan tradisonal khas Indonesia juga disuguhkan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu undangan.