Liputan6.com, Jakarta - Gedung Putih telah memperingatkan bahwa China dapat menanggapi kunjungan kontroversial Nancy Pelosi ke Taiwan dengan provokasi militer.
Dilansir BBC, Selasa (2/8/2022), ancamannya bisa termasuk menembakkan rudal di dekat Taiwan, atau kegiatan udara atau angkatan laut skala besar, kata juru bicara John Kirby.
Baca Juga
Saat ini Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, sedang melakukan perjalanan keliling Asia.
Advertisement
Media Taiwan dan AS mengatakan dia berencana untuk mengunjungi Taipei, tetapi ini belum dikonfirmasi oleh pemerintah AS.
Taiwan adalah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, tetapi diklaim oleh China, yang melihatnya sebagai provinsi yang memisahkan diri - Beijing telah memperingatkan "konsekuensi serius" jika Pelosi pergi ke sana.
Sementara AS mempertahankan apa yang disebutnya "hubungan tidak resmi yang kuat" dengan Taiwan, AS memiliki hubungan diplomatik formal dengan China, dan bukan Taiwan. Â
Pada hari Senin, utusan China untuk PBB Zhang Jun memperingatkan kunjungan itu akan merusak hubungan antara Beijing dan Washington, kantor berita Reuters melaporkan.
Ada dukungan bipartisan yang kuat untuk Taiwan di antara publik Amerika dan di Kongres AS. Dan Pelosi, seorang tokoh senior di Partai Demokrat, telah lama menjadi kritikus vokal terhadap kepemimpinan China, mencela catatan hak asasi manusianya.Â
Dia sebelumnya telah bertemu dengan para pembangkang pro-demokrasi dan mengunjungi Lapangan Tiananmen untuk memperingati para korban pembantaian 1989.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontroversi Kunjungan ke Taiwan
Pelosi memulai turnya di Asia pada hari Minggu, dengan pemberhentian dijadwalkan di Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang.
Dia awalnya berencana untuk mengunjungi Taiwan pada bulan April, tetapi menunda perjalanan setelah dia dinyatakan positif Covid-19.
Awal bulan ini Pelosi mengatakan "penting bagi kami untuk menunjukkan dukungan untuk Taiwan".
Namun, Presiden Joe Biden mengatakan militer AS percaya kunjungan Pelosi ke Taiwan "bukan ide yang baik saat ini".Â
Pada hari Senin, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa eskalasi China dapat mencakup membuat "klaim hukum palsu" di masa mendatang, misalnya dengan mengklaim bahwa Selat Taiwan bukan jalur air internasional.
Dia mengatakan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa Beijing dapat mengirim penerbangan ke pulau itu, sebagai bagian dari serangan yang direncanakan ke wilayah udara Taiwan.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kunjungan ke Taiwan
Kirby menunjukkan bahwa mantan Ketua DPR dari Partai Republik Newt Gingrich telah mengunjungi Taiwan pada tahun 1997, dan bahwa anggota parlemen AS lainnya mengunjungi Taiwan awal tahun ini.
"Tidak ada yang berubah. Tidak ada drama untuk dibicarakan. Bukan tanpa preseden bagi seorang Ketua DPR untuk pergi ke Taiwan," katanya, seraya menambahkan bahwa Pelosi bepergian dengan pesawat militer AS selama tur Asianya.
Berbicara di PBB, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta China untuk diukur dalam hal kunjungan Pelosi.
"Jika ia memutuskan untuk berkunjung, dan China mencoba menciptakan semacam krisis atau meningkatkan ketegangan, itu akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Beijing," katanya kepada wartawan setelah pembicaraan non-proliferasi nuklir di New York.Â
"Kami mencari mereka - jika dia memutuskan untuk berkunjung - untuk bertindak secara bertanggung jawab dan tidak terlibat dalam eskalasi ke depan."
Media China: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Aneh dan Egois
Media pemerintah China terus melancaran serangan kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang berencana mengunjungi Taiwan. China menganggap kunjungan Pelosi sebagai hal sensitif secara politik.Â
Global Times menyebut Nancy Pelosi sebagai sosok yang eksentrik hingga egois. Pelosi disebut tidak mau mendengar saran orang lain, termasuk Presiden Joe Biden yang menurut pihak China akan mencoba menasihati Pelosi.Â
"Pelosi adalah orang yang eksentrik dan bigot dalam bertindak, dan dia tidak peduli tentang pemikiran-pemikiran orang lain. Ia juga punya kemauan kuat untuk mengubah kebijakan lama Gedung Putih terkait China, terutama dalam pertanyaan Taiwan," ujar seorang pakar hubungan internasional yang dikutip Global Times.
Lebih lanjut, Nancy Pelosi dianggap sedang berusaha menggenjot suara untuk Partai Demokrat pada pemilihan legislatif AS pada akhir tahun ini.
Presiden Joe Biden dan Nancy Pelosi sama-sama berasal dari Partai Demokrat. Gedung Putih telah berkata Nancy Pelosi memiliki keputusan sendiri untuk pergi ke Taiwan, namun pakar dari China tidak percaya.Â
"Perjalanan Pelosi tidak akan mungkin tanpa bantuan otoritas administrasi," ujar Lu Xiang, pakar studi AS di Chinese Academy of Social Sciences.
Sebagai ketua DPR AS, status Nancy Pelosi berada di nomor dua di lini penerus kepresidenan di AS pada situasi darurat jika presiden tak bisa melangsungkan kekuasaan.
Advertisement