Elizabeth II Meninggal, Ini Raja dan Ratu Terlama di Dunia yang Masih Hidup

Setelah Ratu Inggris Elizabeth II meninggal, pemimpin monarki baru, raja dan ratu yang terlama di dunia muncul. Siapa saja? Berikut ini ulasannya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Sep 2022, 09:34 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 09:34 WIB
Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II saat di Royal Ascot. (Adrian DENNIS / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kematian Ratu Inggris, Ratu Elizabeth II, seorang pemimpin monarki baru telah muncul sebagai raja terlama di dunia.

Ratu Elizabeth II meninggal di Kastil Balmoral, Skotlandia pada Kamis 8 September 2022. Ia mengembuskan napas terakhir dalam usia 96 tahun.

Ratu Elizabeth II memerintah Inggris selama 70 tahun dan setelah kematiannya, sang putra sulung naik takhta sebagai Raja Charles III.

Menurut laporan AFP, Hassanal Bolkiah dari Brunei yang berusia 76 tahun - tiga tahun lebih tua dari Charles - sekarang menjadi raja terlama memerintah di dunia setelah naik takhta pada tahun 1967.

Di Eropa juga, seorang ratu terlama yang baru telah muncul setelah kematian Ratu Elizabeth II. Ratu Denmark yang berusia 82 tahun Margrethe II - yang juga sepupu ketiga mendiang Ratu - sekarang memegang gelar tersebut.

Berikut ini daftar raja yang paling lama memerintah secara berurutan, dikutip dari AFP, Selasa (13/9/2022):

1. Hassanal Bolkiah dari Brunei

Pemimpin Brunei Darrusalam, Sultan Hassanal Bolkiah (AFP/Roslam Rahman)

Raja berusia 76 tahun itu mengambil alih takhta negara Muslim yang dipimpinnya pada tahun 1967, yang membuat pemerintahannya menjadi total 54 tahun sejauh ini. Berasal dari keluarga yang telah memerintah negara itu selama lebih dari 600 tahun, Bolkiah juga merupakan salah satu orang terkaya di Bumi.

Pemerintahan Sultan telah ditandai oleh Brunei menerima kemerdekaan penuh dari Inggris Raya pada tahun 1984, dan standar hidup negara itu meningkat menjadi salah satu yang tertinggi secara global, AFP melaporkan. Namun, pemerintahannya juga diwarnai dengan kontroversi, termasuk pengenalan hukum Islam yang keras yang mengatur hukuman seperti pemotongan anggota badan dan hukuman rajam.

2. Ratu Denmark Margrethe II

Pangeran Henrik dan Ratu Margrethe II dari Denmark (Wikimedia Commons)
Pangeran Henrik dan Ratu Margrethe II dari Denmark (Wikimedia Commons)

Ratu Margrethe II dipuji karena menyatukan dan memodernisasi monarki dalam 50 tahun setelah ia bertakhta. Ratu perokok berat berusia 82 tahun ini berkuasa pada tahun 1972. Dia menjadi pewaris dugaan pada tahun 1953 - ketika ayahnya Frederick IX dari Denmark adalah Raja - setelah reformasi konstitusi di negara itu memungkinkan perempuan untuk naik takhta.

Naiknya ia ke takhta terjadi pada saat popularitas bangsawan dan monarki memudar di Denmark. Janda sejak 2018, salah satu upayanya untuk memodernisasi monarki adalah mengizinkan kedua putranya menikah dengan rakyat jelata. Ratu Margrethe II dikenal sebagai Daisy oleh rakyat dan keluarganya.

Dengan kematian Ratu Elizabeth II, Ratu Denmark sekarang menjadi satu-satunya pemimpin monarki wanita di dunia.

3. Carl XVI Gustaf dari Swedia

Raja Swedia Carl XVI Gustaf menyampaikan keterangan pers dalam kunjungan kenegaraannya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (22/5). Ini merupakan kunjungan kenegaraan Raja Swedia pertama kalinya ke Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sama seperti Ratu Elizabeth II, Carl Gustaf XVI naik takhta di usia yang cukup muda (tepatnya 27 tahun). Raja telah menjadi pewaris ketika dia berusia kurang dari satu tahun setelah ayahnya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Carl Gustaf XVI naik takhta setelah kakeknya meninggal pada tahun 1973.

Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Raja diejek karena beberapa kesalahannya, termasuk salah mengeja namanya sendiri pada penandatanganan tahun 1973, tambah laporan AFP. Namun, belakangan diketahui bahwa sang raja menderita disleksia, seperti halnya dua anaknya.

Popularitas Carl Gustaf XVI melonjak melalui pertunjukan belas kasihnya, salah satunya pada tahun 2004 menjadi salah satu sorotan tak lama setelah 500 orang Swedia kehilangan nyawa mereka dalam tsunami mematikan yang melanda resor wisata di Asia Tenggara.

 

4. Mswati III eSwatini

Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Raja Eswatini, Raja Mswati III di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (24/8/2022). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

Tiny eSwatini, sebelumnya dikenal sebagai Swaziland, terletak di Afrika bagian selatan.

Raja Mswati III adalah raja absolut terakhir di benua itu, setelah naik takhta pada tahun 1986 dalam usia 18 tahun.

Sekarang 54, Mswati memiliki 15 istri dan lebih dari 25 anak. Ayahnya, laporan AFP menambahkan, memiliki setidaknya 70.

Menurut BBC, Raja Mswati III dimahkotai pada tahun 1986. Kala itu usainya 18 tahun.

Ia menggantikan ayahnya yang telah lama menjabat yakni Raja Sobhuza II, yang meninggal pada usia 82 tahun.

Raja, yang dikenal sebagai Ngweyama - "the lion" - sering muncul di depan umum dalam pakaian tradisional dan memiliki banyak istri.

Dia memerintah dengan dekret dan telah dikritik karena perlakuan keras terhadap lawan dan karena meminta uang publik untuk membayar istana baru dan mobil mewah.

Para pengunjuk rasa yang marah dengan penurunan ekonomi menjadi semakin vokal menuntut reformasi politik.

Kontrol negara terhadap media sangat kuat dan jurnalis dapat dituntut karena mengkritik pemerintah.

Pemerintah tidak membatasi akses ke internet, tetapi hanya sedikit orang Swazi yang mampu untuk online

Kronologi Meninggalnya Ratu Elizabeth II

Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II (AFP)

Dunia berduka atas kepergian Ratu Elizabeth II. Pihak Kerajaan Inggris mengonfirmasi meninggalnya ibu dari Pangeran Charles tersebut Kamis (8/9/2022) sore waktu setempat.

Hingga saat ini belum diketahui penyebab Ratu Elizabeth II meninggal dunia. Namun, kejadian bermula ketika kondisi kesehatan ratu menurun pada Kamis pagi.

Kemudian dari sana, pihak istana menyebut bahwa ratu dalam pengawasan pihak dokter kerajaan. Pada masa ini, Ratu Elizabeth tidak dibawa ke rumah sakit, melainkan berada di Kastil Balmoral, Skotlandia.

"Menyusul pemeriksaan lebih lanjut pagi ini, para dokter mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan merekomendasikan agar ia tetap berada di bawah pengawasan medis," tulis sebuah pernyataan, dikutip dari laman BBC, Jumat (9/9/2022).

Meski pemberitaan terdengar buruk, pihak istana sempat mengeluarkan pernyataan lain yang berbunyi,"Sang Ratu dalam keadaan nyaman dan berada di Balmoral."

Saat kondisi Ratu Elizabeth dalam masa pengawasan, seluruh anggota utama kerajaan sedang tidak ada di sampingnya.

Informasi kemudian disampaikan ke anggota kerajaan lain untuk segera pulang, dan mendampingi Ratu Elizabeth.

Mendengar informasi ini, Pangeran Charles langsung melakukan perjalanan ke Balmoral bersama istrinya, Duchess of Cornwall. Pun dengan The Duke of York serta Count dan Countess of Wessex. Putri Anne juga bergegas datang.

Pangeran William, yang ada di urutan ketiga takhta Inggris, juga segera datang. Sementara, Pangeran Harry dan Meghan Markle berada di Jerman. Keduanya kini dilaporkan sedang melakukan perjalanan ke Balmoral, kata juru bicara pasangan itu. Namun belakangan diketahui, Harry datang sendirian.

Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya