Liputan6.com, New York - Menlu Retno Marsudi memberi pernyataan tegas soal Palestina dalam kehadirannya di pertemuan Tingkat Menteri GNB (Gerakan Non Blok) di New York.
"Salah satu alasan mengapa isu Palestina tetap berada dalam agenda Gerakan Non-Blok dan masih belum terselesaikan adalah karena adanya kesenjangan antara komitmen dengan apa yang sesungguhnya dilaksanakan oleh GNB. Kita tidak melakukan walk the talk, kita hanya bicara, tapi tidak berbuat," ujar Menlu Retno Marsudi ketika bicara dari hati mengenai Palestina dalam Pertemuan Tingkat Menteri GNB di New York, (24/09/2022), seperti dikutip dari laman Kemlu, Selasa (27/9/2022).
Baca Juga
“Dalam seminggu terakhir, kita bicara banyak mengenai krisis global. Tetapi satu hal yang tidak boleh kita lewatkan adalah komitmen kita untuk Palestina. Membebaskan Palestina dari penjajahan adalah “hutang" kita bersama" tegas Menlu.
Advertisement
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia merasa bangga dapat berdiri di jajaran paling depan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina serta menyampaikan kembali komitmen teguh Indonesia untuk mendukung solusi dua negara (two-state solution).
“GNB seharusnya dapat memainkan peran lebih besar dalam mendorong dimulainya proses perdamaian karena GNB terdiri atas 120 negara, artinya memiliki 60% suara di PBB. Ini jelas akan membawa perbedaan. Selain itu, saat ini, terdapat lima negara GNB yang menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB" demikian ujar Menlu.
Proses Perdamaian bagi Palestina Terhambat
Mengingatkan apa yang telah disampaikan Sekjen PBB terkait adanya kekerasan yang terus berlanjut di Palestina yang dapat menghambat proses perdamaian bagi rakyat Palestina, Menlu Retno mengajak GNB harus merapatkan barisan, menyatukan posisi untuk melakukan upaya-upaya perdamaian bagi Palestina.
“Dengan 139 negara telah mengakui Palestina sebagai negara, kita harus terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina, hingga kemerdekaan Palestina tercapai", tegasnya.
Komite Palestina GNB adalah salah satu kelompok kerja di GNB yang dibentuk untuk memperkuat dukungan GNB untuk kemerdekaan Palestina. Pertemuan di New York kali ini dipimpin oleh Azerbaijan, selaku Ketua GNB.
Advertisement
Di Sidang Umum PBB, Retno Marsudi Suarakan Perdamaian Palestina
Selain itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyuarakan pesan perdamaian bagi rakyat Palestina di Sidang Umum PBB.
Retno Marsudi menyinggung soal kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu ke Kiev dan Moskow dan menyebut paradigma baru ini juga harus diterapkan untuk membuat terobosan di Palestina dan Afghanistan.
"Sudah terlalu lama, orang-orang di Palestina telah menderita dan merindukan perdamaian," kata Retno Marsudi dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Senin (26/9/2022) di New York, Amerika Serikat.
"Sampai Palestina benar-benar bisa menjadi negara merdeka, Indonesia akan berdiri kokoh dalam solidaritas dengan saudara-saudara kita Palestina."
Hak Masyarakat Afghanistan
Retno turut menyebut bahwa masyarakat di Afghanistan juga berhak mendapatkan kehidupan yang damai dan sejahtera.
"Di mana hak semua orang, termasuk perempuan, sama-sama dihormati."
"Di mana akses pendidikan untuk perempuan dan anak perempuan diberikan."
"Tanpa paradigma baru ini, perdamaian akan tetap menjadi mimpi yang sulit dipahami."
Selain isu Palestina, dalam pernyataannya Retno Marsudi juga menyoroti senjata nukli.
"Senjata nuklir merupakan ancaman nyata bagi umat manusia", tegas Menlu Retno Marsudi pada Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati dan Mempromosikan Hari Internasional untuk Perlucutan Senjata Nuklir, di New York.
''Apalagi saat ini terdapat lebih dari 13 ribu senjata nuklir di dunia. Sementara itu, negara-negara yang memiliki senjata nuklir terus lakukan modernisasi persenjataan nuklir mereka.'' tambah Menlu.
Advertisement