Restoran di Malaysia Dipaksa Tutup Usai Video Viral Tikus Gerogoti Ayam Goreng

Kementerian Kesehatan Malaysia telah memerintahkan restoran Mamak untuk ditutup, karena banyak laporan pelanggaran terkait keamanan dan kebersihan makanan di sana.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Des 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2022, 21:00 WIB
Ternyata Tikus Suka Makan Sabun Mandi!
Selain memakan kabel dan merusak furniture rumah, ternyata tikus juga bisa memakan sabun mandi (Sumber Foto: Pixabay.com)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kementerian Kesehatan Malaysia telah memerintahkan restoran Mamak untuk ditutup, karena banyak laporan pelanggaran terkait keamanan dan kebersihan makanan di sana.

Ini terjadi setelah video tikus mengunyah ayam goreng viral di media sosial beberapa hari lalu, dikutip dari laman NST.com.my, Minggu (25/12/2022).

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, petugas penegakkan kesehatan dari Departemen Keamanan dan Mutu Pangan (BKKM) dari Departemen Kesehatan Selangor dan Departemen Kesehatan Kabupaten Hulu Langat telah melakukan pemeriksaan di tempat yang terlibat pada 24 Desember.

"Pemeriksaan menemukan bahwa tingkat kebersihan tempat itu tidak memuaskan."

"Oleh karena itu, restoran tersebut diperintahkan tutup selama 14 hari berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Pangan 1983," katanya dalam keterangan tertulis, hari ini.

Restoran itu juga dikenai pasal penggunaan enam senyawa di bawah Peraturan Kebersihan Pangan 2009, tambahnya.

Video berdurasi 15 detik diunggah ke Twitter pada 23 Desember, memperlihatkan tikus sedang makan ayam goreng di display penghangat makanan toko Mamak.

"Itu (terjadi) tepat di depan mataku. Aku tidak akan makan di Mamak lagi, aku bersumpah," tulis keterangan tersebut.

Klip tersebut telah ditonton 1,5 juta kali dan telah di-retweet oleh Kementerian Kesehatan yang meminta pengguna untuk segera memberikan informasi.

"Kementerian menganggap serius masalah kesehatan dan keamanan pangan."

"Oleh karena itu, Kemenkeu mengimbau masyarakat, khususnya pemilik dan pengelola usaha pangan untuk bertanggung jawab dalam menjamin keamanan pangan untuk mencegah keracunan dan wabah penyakit bawaan pangan," kata Dr Hisham.

Dia menyarankan masyarakat untuk melaporkan masalah terkait keamanan pangan ke departemen kesehatan kabupaten atau negara bagian terdekat atau melalui situs web mereka, http://moh.spab.gov.my atau halaman Facebook BKKM di www.facebook.com/bkkmhq.

Kementerian Kesehatan me-retweet klip viral yang meminta pelanggan untuk memberikan lebih banyak informasi untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Studi: Tikus Ternyata Suka Lagu dengan Ritme Cepat

Ilustrasi Tikus
Ilustrasi Tikus (Sipa/Pixabay).

Musik adalah salah satu hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia di seluruh dunia. Ya, kamu tentu setuju bahwa kita tidak bisa lepas dari musik. Pasalnya musik selalu hadir di mana-mana di keseharian kita.

Musik sendiri sangat disukai oleh orang-orang. Mulai dari kakek-nenek, ayah-ibu, remaja, hingga anak-anak. Semua orang pasti memiliki musik favorit masing-masing yang hampir setiap hari diputar untuk didengarkan berulang-ulang.

Dilansir Psychology Spot, Senin (14/11/2022), penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan menyebut bahwa rata-rata pengulangan lagu favorit setiap orang itu bisa lebih dari 300 kali. Bahkan angka ini bisa bertambah lagi saat lagu yang didengar memiliki hubungan emosional yang khusus dengan orag yang mendengarkan. 

Diketahui juga bahwa karakteristik lagu itu sangat penting. Alasan kenapa orang-orang bisa jatuh cinta dengan suatu lagu disebabkan karena melodi, ritme, dan lirik lagu yang terkandung di lagu tersebut. Namun, tingkat kebahagiaan atau kepuasan yang ditimbulkan oleh sebuah lagu secara langsung terkait dengan ritmenya.

Namun tahukah kamu, ternyata musik juga tidak bisa dilepaskan dari sosok hewan pengerat bernama tikus? Fakta ini pertama kali didapatkan oleh para peneliti di Universitas Tokyo, yang kemudian diterbitkan di jurnal Science Advances pada hari Jumat lalu (11/11/2022).

Dilansir New York Post, tikus juga menemukan ketukan ritme lagu sebagai sesuatu yang tak tertahankan. Hal ini menunjukkan bagaimana mereka secara naluriah bergerak mengikuti musik. Perlu diketahui bahwa sebelumnya hal semacam diduga hanya dimiliki oleh manusia.

Mendengarkan Mozart

Ilustrasi Tikus (Foto: Pixabay)
Ilustrasi Tikus (Foto: Pixabay)

Dalam peneitian tersebut, 10 tikus dipasangi akselerometer miniatur nirkabel untuk mengukur gerakan kepala yang terjadi sekecil apapun. Para peneliti kemudian akan memainkan cuplikan satu menit dari beberapa lagu terkenal. Ada lagu Born This Way milik Lady Gaga, Another One Bites the Dust milik band terkenal Queen, Sugar milik Maroon 5, Beat It milik Michael Jackson, dan Sonata for Two Pianos in D Major milik Mozart. 

Selain itu, dua puluh sukarelawan manusia juga ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk musik Sonata for Two Pianos in D Major milik Mozart misanya, musik tersebut akan dimainkan dengan empat tempo yang berbeda, yakni 75 persen, 100 persen, 200 persen, dan 400 persen dari kecepatan tempo aslinya.

Hasil menunjukkan bahwa tikus dan manusia yang terlibat penelitian ini memiliki sinkronisitas ketukan yang sama ketika musik berada di kisaran 120-140 ketukan per menit (bpm).

Tikus Juga Menyentakkan Kepala

cara mengusir tikus
(sumber: pixabay)

Dalam penelitian tersebut, didapati bahwa bahwa tikus lebih menyukai detak mendekati 120 detak per menit, mirip dengan manusia. Lalu, didapati juga bahwa tikus dan manusia menyentakkan kepala mereka mengikuti irama musik dalam ritme yang sama, dan bahwa tingkat menyentak kepala semakin menurun seiring dengan semakin dipercepatnya musik.

Penelitian ini tentu merupakan kemajuan, mengingat ini adalah salah satu dari pertama kalinya diadakan penelitian yang berkaitan dengan fenomena musik dan hewan tersebut. Selanjutnya, Professor Hirokazu Takahashi dari Universitas Tokyo yang terlibat dalam penelitan itu juga ingin mengetahui hubungan melodi dan harmoni dengan dinamika otak.

"Saya percaya bahwa pertanyaan ini adalah kunci untuk memahami cara kerja otak dan mengembangkan AI (kecerdasan buatan) generasi berikutnya. Selain itu, sebagai seorang insinyur, saya tertarik menggunakan musik untuk kehidupan yang bahagia.” ucap Professor Hirokazu Takahashi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya