Liputan6.com, Chiang Rai - Pengedar narkoba di Thailand dikepung tentara di dalam hutan. Baku tembak pun terjadi.
"Militer Thailand menewaskan lima tersangka pengedar narkoba dalam baku tembak di hutan di utara Thailand," kata para pejabat Jumat (13/1/2023) seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga
Ini merupakan bentrokan mematikan ketiga dalam dua bulan.
Advertisement
Insiden itu terjadi pada Kamis dini hari di Provinsi Chiang Rai yang berada di dekat wilayah perbatasan Golden Triangle (Segitiga Emas) yang terkenal antara Thailand, Laos dan Myanmar -- yang telah lama menjadi pusat perdagangan narkoba ilegal.
"Sebuah patroli bertemu dengan lima tersangka penyelundup dengan ransel yang menolak untuk digeledah dan kemudian mulai menembak dengan senjata yang tidak diketahui," kata militer.
"Narkotika sangat lazim (di perbatasan) tetapi baru-baru ini ada perintah dari komandan untuk meningkatkan upaya penegakan hukum," kata Premchai Premkamol, seorang petugas Satgas Pha Muang, kepada AFP.
"Bentrokan itu berlangsung lima menit dan tidak ada tentara yang terluka," kata satuan tugas itu dalam sebuah pernyataan.
Hampir 500.000 pil methamphetamine dan pistol ditemukan dalam kepemilikan kelompok tersebut.
Baku tembak itu terjadi setelah dua insiden serupa -- pembunuhan enam tersangka penyelundup narkoba awal pekan ini dan pertengkaran pada Desember yang melibatkan 15 kematian.
Asia Tenggara dibanjiri sabu dan pihak berwenang menjaring rekor miliaran pil di seluruh wilayah Asia pada tahun 2021, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Negara tetangga Myanmar berada dalam kekacauan dan ekonominya lumpuh sejak kudeta militer pada Februari 2021, tetapi produksi obat sintetis di negara bagian Shan yang bermasalah sudah meledak sebelum kudeta.
Jelang Natal, Santa Claus di Peru Jadi Agen Mata-mata Tangkap Pengedar Narkoba
Bicara soal pengedar narkoba, ada operasi unik untuk menangkap mereka di Peru.
Para pengedar narkoba tersebut mendapat kejutan yang tidak menyenangkan ketika Santa Claus dan sekelompok elf yang semula pasang wajah ceria malah menangkap, memborgol dan menyita barang haram dagangan mereka.
Agen ini menyamar sebagai sosok berjanggut putih dari Kutub Utara agar bisa memasuki lingkungan para pengedar tersebut di Lima yang disebut Surquillo pada Sabtu kemarin, kata pejabat polisi David Villanueva kepada Peruvian TV.
Karena bertepatan Natal, Santa Claus tidak akan menarik banyak perhatian dari pelaku kejahatan, dikutip dari NST.com.my, Selasa 20 Desember 2022.
"Kemudian agen mata-mata ini menggunakan kesempatan ini untuk menangkap pelaku dalam sebuah operasi," kata Villanueva.
Kelompok itu berjalan tanpa curiga di jalanan sampai tiba-tiba mereka berhenti di sebuah rumah.
Salah satu sosok yang membantu Santa Claus kemudian mengeluarkan palu besar, mendobrak pintu depan tempat kelompok itu tinggal dan memaksa untuk masuk.
Alih-alih menyapa para penghuni dengan sorakan riang, para agen yang menyamar ini malah berteriak agar mereka diam dan tiarap di lantai.
Para tersangka terdiri dari tiga pria dan seorang wanita, awalnya mengira itu adalah lelucon, kata Villanueva.
Para agen mata-mata lalu menyita 6.000 paket kecil pasta kokain, 104 bubuk kokain, dan 279 mariyuana, kata polisi.
Satu kilogram kokain kemudian dijual seharga sekitar US$ 380 di Peru dan satu kilo bubuk narkoba lainnya seharga sekitar US$ 1.000 ikut disita.
Peru adalah salah satu produsen kokain terbesar di dunia, bersama Kolombia dan Bolivia.
Advertisement
Kamboja Tangkap WN Asing Pengedar 100 Kg Narkotika
Sementara itu pada September 2022, polisi anti-narkoba Kamboja menangkap seorang WN asing karena diduga memperdagangkan narkotika.
Dikutip dari laman Xinhua, Jumat 2 September 2022, polisi Kamboja menyita 100 kg obat-obatan terlarang, kata Departemen Kepolisian Anti-Narkoba (ADP) dalam rilis berita.
Pria berusia 36 tahun itu ditangkap di Distrik Prey Nob di provinsi pesisir barat daya Preah Sihanouk pada Selasa (30/8) setelah penyelidikan selama berbulan-bulan.
"Total 100,8 kg ketamin, bersama dengan mobil dan smartphone, disita dari tersangka selama operasi," kata ADP.
Negara di Asia Tenggara ini tidak memiliki hukuman mati bagi pengedar narkoba.
Di bawah undang-undangnya, siapa pun yang terbukti bersalah memperdagangkan lebih dari 80 gram obat-obatan terlarang dapat dipenjara seumur hidup.
Menurut ADP, Kamboja menangkap 10.545 tersangka narkoba, termasuk 154 orang asing, selama periode Januari-Agustus 2022, menyita 6,11 ton narkotika.
Narkoba yang disita antara lain sabu, pil metamfetamin, ketamin, cathinone, heroin, ekstasi, dan kokain.
3 WN Asing Pengedar 30 Kg Narkoba
Pada Mei 2022, polisi anti-narkoba Kamboja menangkap tiga orang asing karena diduga memproduksi, memiliki dan memperdagangkan lebih dari 30 kg obat-obatan terlarang, kata Kepolisian Nasional.
Satu tersangka ditangkap di sebuah kondominium di ibu kota Phnom Penh, demikian dikutip dari laman Xinhua.
Sementara dua lainnya ditangkap di provinsi pesisir Preah Sihanouk, kata polisi.
Pihak kepolisian Kamboja juga menambahkan bahwa mereka semua laki-laki dan ditangkap pada 18 Mei 2022.
"Sebanyak 30,4 kg narkoba dan 56,5 kg bahan telah disita dari ketiganya," kata pihak kepolisian di situsnya.
Narkoba yang disita termasuk heroin, ekstasi, metamfetamin kristal, ketamin, dan nimetazepam, kata polisi.
Negara Asia Tenggara ini tidak memiliki hukuman mati bagi pengedar narkoba.
Di bawah undang-undangnya, siapa pun yang terbukti bersalah memperdagangkan lebih dari 80 gram obat-obatan terlarang dapat dipenjara seumur hidup.
Advertisement