Amerika Serikat Kirim Stok Amunisinya di Israel ke Ukraina

AS telah mengirimkan Ukraina sebagian dari 300.000 peluru kaliber 155 milimeter miliknya yang ada di Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Jan 2023, 08:05 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 08:05 WIB
Perjuangan Tentara Medis Militer Ukraina di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Petugas medis militer memberikan pertolongan pertama kepada tentara yang terluka (kanan) dan memasukkan jenazah tentara yang tewas ke dalam tas dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) telah mentransfer amunisi miliknya yang disimpan di Israel ke Ukraina dan berencana untuk mengirimkan lebih banyak. Hal tersebut diungkapkan pejabat AS dan Israel.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah memindahkan sebagian dari 300.000 peluru kaliber 155 milimeter dan ada rencana untuk menambah jumlah transferan dalam beberapa pekan mendatang.

Juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan, AS memberitahukan pihaknya beberapa waktu lalu bahwa mereka tengah melakukan transfer amunisi. Hecht menuturkan bahwa amunisi tersebut adalah milik AS dan pemindahannya sepenuhnya adalah urusan AS. Demikian seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/1/2023).

The New York Times adalah yang pertama kali melaporkan bahwa militer AS memanfaatkan persediaan amunisinya di Israel untuk digunakan di Ukraina. Dalam laporan itu juga disebutkan pada awalnya pejabat Israel mengungkapkan kekhawatiran tentang keterlibatan negara itu dalam mempersenjatai Ukraina.

Israel Mengutuk Invasi Rusia

Pasukan Ukraina Gempur Rusia Pakai Howitzer M777 Pasokan AS di Kherson
Tentara Ukraina menggempur posisi Rusia menggunakan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Israel sejauh ini dinilai telah menjalankan diplomasi yang "halus" terkait invasi Rusia ke Ukraina. Pemimpin Israel mengutuk invasi, menyatakan dukungan terhadap Ukraina di PBB, mengirim bantuan kemanusiaan dan menerima pengungsi, namun di lain sisi menolak keras pengiriman bantuan militer dengan alasan mempertimbangkan keamanannya sendiri.

Meski demikian, sebelum menduduki kursi perdana menteri, Benjamin Netanyahu sempat mengatakan bahwa dia akan meninjau kebijakan Israel terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Tekanan pada stok senjata dan kemampuan industri AS untuk memenuhi permintaan disebut menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintahan Joe Biden sementara AS terus mengirimkan senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina.

CNN melaporkan pada November bahwa AS bermaksud membeli 100.000 butir amunisi artileri dari produsen senjata Korea Selatan untuk dikirimkan ke Ukraina sebagai bagian dari upaya yang lebih luas dalam menemukan persenjataan bagi pertempuran intensitas tinggi di Ukraina.

Jerman Mau Kirim Tank ke Ukraina, Ada tapinya

Perjuangan Tentara Medis Militer Ukraina di Medan Pertempuran Melawan Rusia
Seorang petugas medis militer memberikan pertolongan pertama kepada seorang tentara yang terluka dalam pertempuran dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Sumber di pemerintah Jerman mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan mengirimkan tank buatan Jerman ke Ukraina jika AS setuju juga untuk mengirim tanknya.

Lebih lanjut sumber yang sama menyebutkan bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menekankan ketentuan itu beberapa kali dalam beberapa hari terakhir secara tertutup.

Sekutu Barat akan bertemu di pangkalan udara AS di Jerman pada Jumat (20/1) untuk membahas pengiriman senjata ke Ukraina. Demikian dilaporkan VOA.

Fokus kabarnya akan dititikberatkan pada Jerman, yang memiliki hak veto atas setiap keputusan pengiriman tank Leopard-nya, yang secara luas dipandang sebagai yang paling cocok untuk Ukraina.

Desakan pada Jerman

Serangan Rudal Rusia Hantam Gedung Apartemen di Dnipro, 12 Orang Tewas
Warga membersihkan puing-puing setelah rudal Rusia menghantam apartemen di Kota Dnipro, Ukraina, 14 Januari 2023. Rusia meluncurkan gelombang serangan besar untuk memukul infrastruktur energi di Ukraina termasuk sebuah gedung apartemen sembilan lantai di Kota Dnipro yang menyebabkan 12 orang tewas. (AP Photo/Roman Chop)

Berbicara dalam forum ekonomi di Davos, Swiss, Presiden Polandia Andrzej Duda mengungkapkan kekhawatiran bahwa Rusia sedang mempersiapkan serangan baru di Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Karena itu, kata dia, penting untuk memberikan dukungan tambahan kepada Kyiv dengan tank dan rudal modern.

Polandia dan Finlandia mengatakan mereka akan mengirimkan tank Leopard jika Jerman menyetujuinya.

Sementara itu, Berlin mengatakan keputusan terkait isu itu akan menjadi agenda pertama Boris Pistorius, menteri pertahanan baru Jerman. Adapun Pistorius dilaporkan akan menjamu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis (19/1).

Minggu ini, Inggris meningkatkan tekanan pada Jerman dengan menjadi negara Barat pertama yang mengirim tank Barat, menjanjikan satu skuadron Challenger-nya.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya