Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) telah mentransfer amunisi miliknya yang disimpan di Israel ke Ukraina dan berencana untuk mengirimkan lebih banyak. Hal tersebut diungkapkan pejabat AS dan Israel.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah memindahkan sebagian dari 300.000 peluru kaliber 155 milimeter dan ada rencana untuk menambah jumlah transferan dalam beberapa pekan mendatang.
Baca Juga
Juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan, AS memberitahukan pihaknya beberapa waktu lalu bahwa mereka tengah melakukan transfer amunisi. Hecht menuturkan bahwa amunisi tersebut adalah milik AS dan pemindahannya sepenuhnya adalah urusan AS. Demikian seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/1/2023).
Advertisement
The New York Times adalah yang pertama kali melaporkan bahwa militer AS memanfaatkan persediaan amunisinya di Israel untuk digunakan di Ukraina. Dalam laporan itu juga disebutkan pada awalnya pejabat Israel mengungkapkan kekhawatiran tentang keterlibatan negara itu dalam mempersenjatai Ukraina.
Israel Mengutuk Invasi Rusia
Israel sejauh ini dinilai telah menjalankan diplomasi yang "halus" terkait invasi Rusia ke Ukraina. Pemimpin Israel mengutuk invasi, menyatakan dukungan terhadap Ukraina di PBB, mengirim bantuan kemanusiaan dan menerima pengungsi, namun di lain sisi menolak keras pengiriman bantuan militer dengan alasan mempertimbangkan keamanannya sendiri.
Meski demikian, sebelum menduduki kursi perdana menteri, Benjamin Netanyahu sempat mengatakan bahwa dia akan meninjau kebijakan Israel terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Tekanan pada stok senjata dan kemampuan industri AS untuk memenuhi permintaan disebut menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintahan Joe Biden sementara AS terus mengirimkan senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina.
CNN melaporkan pada November bahwa AS bermaksud membeli 100.000 butir amunisi artileri dari produsen senjata Korea Selatan untuk dikirimkan ke Ukraina sebagai bagian dari upaya yang lebih luas dalam menemukan persenjataan bagi pertempuran intensitas tinggi di Ukraina.
Advertisement
Jerman Mau Kirim Tank ke Ukraina, Ada tapinya
Sumber di pemerintah Jerman mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan mengirimkan tank buatan Jerman ke Ukraina jika AS setuju juga untuk mengirim tanknya.
Lebih lanjut sumber yang sama menyebutkan bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menekankan ketentuan itu beberapa kali dalam beberapa hari terakhir secara tertutup.
Sekutu Barat akan bertemu di pangkalan udara AS di Jerman pada Jumat (20/1) untuk membahas pengiriman senjata ke Ukraina. Demikian dilaporkan VOA.
Fokus kabarnya akan dititikberatkan pada Jerman, yang memiliki hak veto atas setiap keputusan pengiriman tank Leopard-nya, yang secara luas dipandang sebagai yang paling cocok untuk Ukraina.
Desakan pada Jerman
Berbicara dalam forum ekonomi di Davos, Swiss, Presiden Polandia Andrzej Duda mengungkapkan kekhawatiran bahwa Rusia sedang mempersiapkan serangan baru di Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Karena itu, kata dia, penting untuk memberikan dukungan tambahan kepada Kyiv dengan tank dan rudal modern.
Polandia dan Finlandia mengatakan mereka akan mengirimkan tank Leopard jika Jerman menyetujuinya.
Sementara itu, Berlin mengatakan keputusan terkait isu itu akan menjadi agenda pertama Boris Pistorius, menteri pertahanan baru Jerman. Adapun Pistorius dilaporkan akan menjamu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis (19/1).
Minggu ini, Inggris meningkatkan tekanan pada Jerman dengan menjadi negara Barat pertama yang mengirim tank Barat, menjanjikan satu skuadron Challenger-nya.
Advertisement