Pertemuan 2+2 Indonesia-Australia, Isu Politik dan Pertahanan Keamanan Jadi Fokus Utama

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan 2+2 dalam kunjungan kerjanya selama dua hari ke Australia. Dalam pertemuan tersebut, isu politik dan pertahanan keamanan jadi fokus utama.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Feb 2023, 21:43 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 21:21 WIB
Menlu RI Retno Marsudi dalam Presidensi G20 Indonesia. (Dokumentasi Kemlu RI)
Menlu RI Retno Marsudi dalam Presidensi G20 Indonesia. (Dokumentasi Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan 2+2 dalam kunjungan kerjanya selama dua hari ke Australia. Dalam pertemuan tersebut, isu politik dan pertahanan keamanan jadi fokus utama.

"Saya bersama Bapak Menhan Prabowo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles," kata Retno Marsudi, Kamis (9/2/2023).

"Pertemuan 2+2 terakhir dilakukan di Jakarta pada tahun 2021. Dan pertemuan ini memiliki arti sangat penting bagi Indonesia dan Australia karena membahas isu strategis politik luar negeri serta pertahanan/keamanan baik yang sifatnya bilateral maupun kawasan dan dunia," ujar Retno Marsudi.

Retno menyebut, dalam pertemuan 2+2, dibahas dua agenda besar, yaitu: dinamika kawasan, yang antara lain membahas mengenai kompetisi major powers di kawasan, keamanan maritim, ASEAN, dan Pasifik.

Serta kerja sama bilateral, yang antara lain membahas ketahanan ekonomi, kerja sama keamanan siber, dan kebijakan pertahanan.

"Saya ingin mulai dengan pembahasan agenda pertama yaitu dinamika kawasan. Beberapa hal yang saya sampaikan dalam pertemuan antara lain: Pertama, Indonesia sangat khawatir terhadap meningkatnya rivalitas di kawasan. Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menjadi konflik terbuka yang sangat berdampak terhadap kawasan. Indonesia terus mengajak Australia agar bersama-sama dapat menjadi positive force dalam menjaga kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera."

"Indonesia juga menyampaikan kembali cara pandang mengenai Indo Pasifik yang mengedepankan kerja sama inklusif di bidang ekonomi dan pembangunan. Harapannya, dengan kerja sama inklusif, ketegangan ini dapat diturunkan."

Hal kedua yang Retno Marsudi sampaikan adalah penekanan mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982, agar laut menjadi kekuatan yang mendukung perdamaian dan kemakmuran.

"Kondisi kondusif harus diciptakan oleh semua pihak di Laut Tiongkok Selatan. Saya juga menekankan pentingnya mengatasi tantangan maritim nontradisional khususnya human trafficking dan IUU fishing. Disinilah pentingnya mekanisme kerja sama Kawasan seperti Bali Process yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Australia."

Bahas ASEAN

Menlu RI Retno Marsudi di acara ASEAN Coordinating Council Meeting 2023, Jakarta.
Menlu RI Retno Marsudi di acara ASEAN Coordinating Council Meeting 2023, Jakarta. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Ketiga, di dalam pertemuan Retno Marsudi telah diminta menjelaskan mengenaiprioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN.

"Saya sampaikan prioritas Keketuaan Indonesia yang mengambil tema ASEAN Matters, Epicentrum of Growth, yang memiliki tiga pilar utama yaitu; Pilar ASEAN Matters yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas, kesatuan, dan sentralitas ASEAN agar tetap relevan dan penting bagi rakyat dan dunia. Pilar Epicentrum of Growth yang menekankan pentingnya menjadikan ASEAN tetap sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di tengah situasi global yang gloomy saat ini. Pilar Implementasi AOIP dimana akan terus didorong kerja sama konkret di empat area prioritas yaitu konektivitas, maritim, SDGs, dan kerja sama ekonomi lainnya."

Retno Marsudi juga jelaskan mengenai flagship events Keketuaan Indonesia dibawah payung ASEAN Indo-Pacific Forum yang merupakan implementasi dari AOIP dan mengundang partisipasi Australia.

"Keempat, dalam pertemuan, saya juga menjelaskan mengenai komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan engagement dengan Pasifik,termasuk melalui Triangular Cooperation dengan Australia dan terus meningkatkan engagement kita dengan PIF dan MSG. Indonesia berupaya untuk menghubungkan Pasifik dengan kawasan Indo-Pasifik secara lebih luas dan juga tentunya dengan dunia. Indonesia percaya stabilitas dan kemakmuran di Pasifik akan berkontribusi terhadap stabilitas dan kemakmuran Indo-Pasifik."

Australia Mitra Penting Indonesia

Menlu Retno Marsudi dalam Pledging Conference bersama ASEAN pada Rabu (18/8).
Menlu Retno Marsudi dalam Pledging Conference bersama ASEAN pada Rabu (18/8). (Twitter: @Menlu_RI)

Selanjutnya untuk agenda kedua yaitu untuk bagian kerja sama bilateral, Retno Marsudi sampaikan antara lain:

"Pertama, bahwa Australia merupakan salah satu mitra penting Indonesia. Komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan Australia sangat kuat, termasuk di bidang ekonomi. Indonesia Australia-CEPA hendaknya menjadi aset baru untuk lebihmeningkatkan hubungan di bidang ekonomi. Indonesia menyambut baik terus meningkatnya perdagangan dan juga investasi. Kita lihat investasi Australia di Indonesia meningkat 270% tahun lalu. Saya juga menyampaikan kebijakan Indonesia untuk melanjutkan pembangunan industri hilir."

Di dalam konteks pembangunan industri hilir ini, Indonesia melihat ada peluang kolaborasi antara Indonesia sebagai produsen utama nikel dengan Australia sebagai produsen utama lithium.

"Isu kedua dalam pembicaraan mengenai masalah bilateral adalah komitmen kedua belah pihak untuk kerja sama keamanan siber dan mengatasi disinformasi digital."

Kebijakan Pertahanan dan Keamanan

Menlu Retno Marsudi dalam press briefing membahas soal pertemuan dengan para Menlu ASEAN terkait Myanmar bersama awak media pada Kamis (27/10/2022). (Liputan6/ Benedikta Miranti)
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing membahas soal pertemuan dengan para Menlu ASEAN terkait Myanmar bersama awak media pada Kamis (27/10/2022). (Liputan6/ Benedikta Miranti)

Ketiga, yang dibahas terkait kebijakan pertahanan dan keamanan. Retno Marsudi menegaskan bahwa upaya untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional harus dilakukan sebagai building block dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang lebih luas.

"Indonesia juga menyampaikan kembali pentingnya transparansi kerjasama AUKUS dan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap non-proliferasi nuklir, serta mematuhi NPT dan IAEA Safeguards."

Banner Infografis Indonesia Australia
Hubungan Indonesia Australia (Liputan6.com/Trieyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya