Erdogan Minta Maaf Atas Lambannya Penanganan Gempa Turki

Lebih dari 50.000 orang diketahui tewas di Turki dan Suriah pasca gempa 6 Februari 2023.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Mar 2023, 09:06 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 08:26 WIB
Presiden Erdogan mengunjungi anak-anak gempa di rumah sakit
Gambar selebaran yang dirilis pada 22 Februari 2023 menunjukkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua kiri) mengunjungi korban gempa yang menerima perawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Ankara setelah dipindahkan dari daerah yang dilanda gempa di Turki. Gempa berskala 7,7 magnitudo yang terjadi pada 6 Februari lalu itu merenggut ribuan nyawa dan hingga kini masih menjadi sorotan dunia. (Photo by Press Office of the Presidency of Turkey / AFP)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta masyarakat di wilayah terdampak gempa Turki untuk memahami penundaan penyelamatan. Pernyataan tersebut muncul di tengah kemarahan yang meningkat atas respons pemerintah yang dinilai lamban.

Dalam kunjungan ke Adiyaman, Erdogan mengatakan kerusakan infrastruktur akibat gempa dan cuaca buruk membuat pihaknya tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan.

"Untuk itu, saya mohon maaf," kata Presiden Erdogan seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/2/2023).

Lebih dari 50.000 orang diketahui tewas di Turki dan Suriah pasca gempa 6 Februari 2023.

Sementara itu, gempa magnitudo 5,6 dilaporkan mengguncang Turki pada Senin (27/2). Satu orang tewas dan 110 orang terluka di Provinsi Malatya akibat guncangan terbaru itu. Adapun 29 bangunan dilaporkan roboh.

Tim pencarian dan penyelamatan berusaha menemukan sejumlah orang yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan.

Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengungkapkan, ada empat gempa baru dan 45 gempa susulan berkekuatan 5-6 sejak dua gempa besar pada 6 Februari 2023. Kepala AFAD Orhan Tatar menggambarkannya sebagai "aktivitas yang sangat luar biasa".

Bank Dunia mengatakan gempa Turki 6 Februari 2023 menyebabkan kerusakan langsung senilai sekitar US$ 34 miliar di Turki, tetapi biaya rekonstruksi bisa sekitar dua kali lipat dari angka itu.

Di lain sisi, pejabat Bank Dunia Anna Bjerde mengatakan, situasi di Suriah benar-benar bencana.

Kemarahan Masyarakat

Presiden Recep Tayyip Erdogan Kunjungi Tenda Pengungsi Korban Gempa Turki di Kahramanmaras
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada pers selama kunjungannya ke kota Kahramanmaras di tenggara Turki, dua hari setelah gempa kuat melanda wilayah tersebut, pada 8 Februari 2023. Warga masih banyak yang mengungsi takut terjadi gempa susulan. (AFP/Ozan Kose)

Erdogan, yang mencalonkan diri kembali sebagai presiden dalam pemilu pada Juni setelah 20 tahun berkuasa, telah berkeliling ke sejumlah daerah yang paling parah terdampak gempa.

Kunjungannya ke Adiyaman terjadi menyusul kritik keras terhadap tanggap darurat di sana dari masyarakat setempat.

"Saya tidak melihat siapa pun sampai pukul 14.00 pada hari kedua gempa," kata penduduk Adiyaman Mehmet Yildirim kepada AFP awal bulan ini. "Tidak ada pemerintah, tidak ada negara bagian, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian."

Gempa Turki 6 Februari 2023 menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal dan ribuan orang tetap tanpa tempat tinggal atau sanitasi. Ada kekurangan tenda untuk korban selamat.

Ketidakpuasan telah menyebar ke seluruh negeri, dengan para penggemar sepak bola menyanyikan "pemerintah mundur" pada pertandingan akhir pekan ini.

Para penggemar Besiktas di kota terbesar Turki, Istanbul, juga melemparkan ribuan boneka ke lapangan, untuk dibagikan kepada anak-anak yang terdampak gempa.

Sementara itu, polisi anti huru hara menahan sejumlah pengunjuk rasa dalam demonstrasi di Istanbul.

Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa Turki 6 Februari 2023.

Pemerintah mengatakan, ratusan orang sedang diselidiki dan hampir 200 orang -termasuk kontraktor konstruksi dan pemilik properti- telah ditangkap.

Selama bertahun-tahun, para ahli telah memperingatkan bahwa korupsi endemik dan kebijakan pemerintah membuat banyak bangunan baru menjadi tidak aman.

Di Adiyaman, Erdogan berjanji untuk membangun lebih dari 500.000 rumah baru bersama dengan infrastruktur, pusat kesehatan, dan taman.

Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penyebab Gempa Turki Magnitudo 7,8 dan Lindu Dashyat Sebelumnya. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya