Liputan6.com, Ankara - Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta masyarakat di wilayah terdampak gempa Turki untuk memahami penundaan penyelamatan. Pernyataan tersebut muncul di tengah kemarahan yang meningkat atas respons pemerintah yang dinilai lamban.
Dalam kunjungan ke Adiyaman, Erdogan mengatakan kerusakan infrastruktur akibat gempa dan cuaca buruk membuat pihaknya tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan.
Baca Juga
"Untuk itu, saya mohon maaf," kata Presiden Erdogan seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/2/2023).
Advertisement
Lebih dari 50.000 orang diketahui tewas di Turki dan Suriah pasca gempa 6 Februari 2023.
Sementara itu, gempa magnitudo 5,6 dilaporkan mengguncang Turki pada Senin (27/2). Satu orang tewas dan 110 orang terluka di Provinsi Malatya akibat guncangan terbaru itu. Adapun 29 bangunan dilaporkan roboh.
Tim pencarian dan penyelamatan berusaha menemukan sejumlah orang yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengungkapkan, ada empat gempa baru dan 45 gempa susulan berkekuatan 5-6 sejak dua gempa besar pada 6 Februari 2023. Kepala AFAD Orhan Tatar menggambarkannya sebagai "aktivitas yang sangat luar biasa".
Bank Dunia mengatakan gempa Turki 6 Februari 2023Â menyebabkan kerusakan langsung senilai sekitar US$ 34 miliar di Turki, tetapi biaya rekonstruksi bisa sekitar dua kali lipat dari angka itu.
Di lain sisi, pejabat Bank Dunia Anna Bjerde mengatakan, situasi di Suriah benar-benar bencana.
Kemarahan Masyarakat
Erdogan, yang mencalonkan diri kembali sebagai presiden dalam pemilu pada Juni setelah 20 tahun berkuasa, telah berkeliling ke sejumlah daerah yang paling parah terdampak gempa.
Kunjungannya ke Adiyaman terjadi menyusul kritik keras terhadap tanggap darurat di sana dari masyarakat setempat.
"Saya tidak melihat siapa pun sampai pukul 14.00 pada hari kedua gempa," kata penduduk Adiyaman Mehmet Yildirim kepada AFP awal bulan ini. "Tidak ada pemerintah, tidak ada negara bagian, tidak ada polisi, tidak ada tentara. Memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian."
Gempa Turki 6 Februari 2023 menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal dan ribuan orang tetap tanpa tempat tinggal atau sanitasi. Ada kekurangan tenda untuk korban selamat.
Ketidakpuasan telah menyebar ke seluruh negeri, dengan para penggemar sepak bola menyanyikan "pemerintah mundur" pada pertandingan akhir pekan ini.
Para penggemar Besiktas di kota terbesar Turki, Istanbul, juga melemparkan ribuan boneka ke lapangan, untuk dibagikan kepada anak-anak yang terdampak gempa.
Sementara itu, polisi anti huru hara menahan sejumlah pengunjuk rasa dalam demonstrasi di Istanbul.
Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa Turki 6 Februari 2023.
Pemerintah mengatakan, ratusan orang sedang diselidiki dan hampir 200 orang -termasuk kontraktor konstruksi dan pemilik properti- telah ditangkap.
Selama bertahun-tahun, para ahli telah memperingatkan bahwa korupsi endemik dan kebijakan pemerintah membuat banyak bangunan baru menjadi tidak aman.
Di Adiyaman, Erdogan berjanji untuk membangun lebih dari 500.000 rumah baru bersama dengan infrastruktur, pusat kesehatan, dan taman.
Advertisement