Lakukan Pertemuan Bilateral dengan 22 Negara, Menlu Retno Bahas Isu ASEAN hingga Transportasi Hijau

Secara keseluruhan, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait hasil KTT ke-42 ASEAN, dukungan terhadap keketuaan Indonesia hingga dorongan implementasi Lima Poin Konsensus (5PC) untuk isu Myanmar.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Mei 2023, 17:52 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2023, 17:00 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden Joko Widodo dalam press briefing usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di media center Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden Joko Widodo dalam press briefing usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di media center Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Stockholm - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan 22 pertemuan bilateral di sela-sela kunjungannya ke Stockholm, Swedia untuk menghadiri European Union Indo-Pacific Ministerial Forum mewakili Indonesia. 

"Di sela-sela pertemuan, saya melakukan pertemuan dengan 22 Menlu atau setara Menlu. Dan mengingat waktu yang sangat singkat, mayoritas pertemuan bilateral dilakukan dalam format pull-aside," ujarnya dalam press briefing Sabtu, (13/5/2023). 

Adapun pertemuan bilateral dengan sejumlah negara yang dilakukan termasuk Swedia, Maladewa, Latvia, Sri Lanka, Luksemburg, Bulgaria, Austria, Rumania, Siprus, Finlandia, Fiji, India, Kroasia, Lithuania, Denmark, Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, Prancis, Malaysia, Inggris, Amerika Serikat, dan juga dengan Menteri Luar Negeri Uni Eropa. 

Secara keseluruhan, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait hasil KTT ke-42 ASEAN, dukungan terhadap keketuaan Indonesia hingga dorongan implementasi Lima Poin Konsensus (5PC) untuk isu Myanmar. 

"Di dalam pertemuan-pertemuan tersebut, ada beberapa isu yang sifatnya generik. Misalnya di hampir semua pertemuan, mereka menanyakan hasil dari KTT ke-42 ASEAN, termasuk isu Myanmar," kata Retno lagi.

"Mereka mendukung keketuaan Indonesia di ASEAN dan memiliki harapan besar dari keketuaan Indonesia. Hasil KTT ke-42 dinilai oleh pihak luar berhasil dengan baik. Mereka terus memberikan dukungan mengenai implementasi 5PC,terutama oleh militer Myanmar. Dan saya jelaskan kepada mereka bahwaposisi ASEAN kokoh mengenai urgensi implementasi 5PC," tambahnya. 

Retno juga turut memaparkan dalam pertemuan-pertemuan bilateral tersebut mengenai apa yang telah dilakukan Indonesia di dalam empat bulan selama keketuaan Indonesia di ASEAN mengenai Myanmar, terutama mengenai engagements yang sudah dilakukan Indonesia, termasuk upaya untuk menurunkan kekerasan, dan bantuan kemanusiaan yang sudah mulai berjalan secara bertahap.

 

Kerja Sama Bilateral dengan Masing-Masing Negara

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing dari Stockholm, Swedia, Sabtu (13/5/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam press briefing dari Stockholm, Swedia, Sabtu (13/5/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemlu RI)

Selain itu, topik lain yang juga turut dibahas adalah kerja sama bilateral dengan masing-masing negara.

"Dan biasanya kita berbicara mengenai peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. Dan saya undang mereka berinvestasi di Indonesia, terutama untuk sektor energi hijau, kendaraan listrik, dan juga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)," ujarnya. 

Retno juga turut membahas percepatan negosiasi Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I—EU CEPA).

"Saya juga minta dukungan mereka mengenai pentingnya dihapuskan kebijakan-kebijakan yang sifatnya diskriminatif termasuk dari Uni Eropa dan penyelesaian segera negosiasi Indonesia-EU CEPA," tambahnya. 

Selanjutnya, Retno juga membahas soal dukungan terhadap pencalonan Indonesia.

"Isu ketiga yang kita terus bahas selama pertemuan bilateral adalah untuk mendapatkan dukungan terhadap beberapa pencalonan Indonesia, antara lain untuk Anggota Dewan HAM PBB 2024-2026 dan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2029-2030," ujarnya lagi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya