Perang Ukraina: Kelompok Anti-Putin Klaim Culik Tentara Rusia di Belgorod

Diduga ada lebih dari dua tentara Rusia yang ditawan kelompok anti-Putin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Jun 2023, 13:08 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 13:08 WIB
Ilustrasi militer Rusia
Ilustrasi militer Rusia (AP Photo/Vadim Ghirda, File)

Liputan6.com, Moskow - Kelompok paramiliter penentang rezim Presiden Vladimir Putin mengklaim via aplikasi Telegram bahwa mereka menculik dua tentara Rusia di Belgorod, dekat perbatasan dengan Ukraina. Mereka menegaskan akan menyerahkan kedua tentara itu jika Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov setuju untuk melakukan pembicaraan.

Pesan itu diunggah oleh Liberty of Russia Legion (FRL) dan digambarkan sebagai pernyataan bersama dengan Russian Volunteer Corps (RDK).

Namun, kemudian, kelompok itu mengatakan bahwa Gubernur Gladkov tidak punya keberanian untuk menemui mereka dan mereka akan menyerahkan para tawanan ke Ukraina untuk ditukar dengan tawanan perang Ukraina. Sementara Gubernur Gladkov menggarisbawahi bahwa dia telah menyetujui pembicaraan jika terbukti kedua tentara itu masih hidup. Gladkov tidak menutup kemungkinan bahwa mereka telah dibunuh.

Belakangan, RDK menunggah unggahan lainnya, yang kali ini menunjukkan ada lebih banyak tawanan.

"Baik pimpinan militer maupun sipil tidak tertarik pada nasib orang-orang yang ditangkap," ungkap RDK seperti dilansir BBC, Senin (5/6/2023).

Sementara itu, FRL menggambarkan otoritas Rusia busuk dan pengecut.

RDK dan FRL dilaporkan ingin menggulingkan Putin dan juga menentang invasi Rusia ke Ukraina yang diluncurkan pada Februari 2022.

Pejabat Ukraina mengatakan bahwa dua organisasi paramiliter itu terdiri dari warga Rusia yang ingin menciptakan "zona keamanan" untuk Ukraina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Konsekuensi Tak Terelakkan

Tangkapan layar Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov. (Dok. Telegram/Vyacheslav Gladkov)
Tangkapan layar Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov. (Dok. Telegram/Vyacheslav Gladkov)

RDK menjadi terkenal pada Maret atas serangan lintas batas di wilayah Bryansk, Rusia. Pemimpinnya adalah seorang nasionalis Rusia yang diduga terkait dengan neo-Nazi.

Sementara FRL adalah organisasi yang berperang bersama pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia.

Dalam videonya, Gladkov menjuluki para pejuang tersebut sebagai "bajingan, pembunuh, fasis". Namun, dia berjanji untuk menjamin keselamatan mereka jika pembicaraan berlangsung.

Bagaimanapun, menurut Gladkow permintaan kelompok itu agar dirinya pergi ke Novaya Tavolzhanka untuk menemui mereka terlalu berbahaya. Dia berharap dapat bertemu mereka di pos pemeriksaan di Kota Shebekino.

Ada serentetan serangan di Belgorod baru-baru ini, termasuk serangan lintas batas akhir bulan lalu yang menurut Rusia berakhir dengan kematian 70 pemberontak. Ukraina membantah terlibat langsung dalam serangan semacam itu.

Di lain sisi, kekerasan yang meningkat di wilayah Rusia disebut sebagai konsekuensi tak terelakkan dari invasi Rusia ke Ukraina.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya