Negara Uni Eropa Disebut Beli 49 Tank Leopard 1 Bekas untuk Ukraina

Menurut penjualnya, bisa sampai enam bulan sebelum tank-tank Leopard 1 itu tiba di medan perang Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Agu 2023, 19:10 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 19:10 WIB
Ilustrasi tank.
Ilustrasi tank. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Brussels - Lusinan tank Leopard 1 bekas, yang dulunya milik Belgia, telah dibeli oleh negara-negara besar Eropa untuk diberikan kepada Ukraina. Demikian klaim CEO perusahaan pertahanan swasta OIP Land Systems Freddy Versluys, yang menjualnya.

Versluys menuturkan bahwa dia menjual 49 tank ke negara Eropa lain, yang tidak dapat dirincinya karena klausul kerahasiaan. Menurutnya, bisa sampai enam bulan sebelum tank-tank itu tiba di medan perang Ukraina.

Lebih lanjut, Versluys menjelaskan bahwa dia sebelumnya membeli 50 tank Leopard 1 masing-masing seharga 37.000 euro yang dinonaktifkan pemerintah Belgia pada tahun 2014 sebagai bagian dari tren yang lebih luas di antara negara-negara Barat untuk memangkas anggaran pertahanan.

Sumber yang mengetahui langsung kesepakatan jual beli tersebut mengatakan bahwa tank-tank itu dibeli oleh pemain pertahanan utama Jerman. Surat kabar Jerman Handelsblatt melaporkan pada Selasa (8/8) malam bahwa pembeli tank-tank itu adalah produsen senjata Rheinmetall yang berencana menyiapkan sebagian besar senjata untuk diekspor ke Ukraina.

Baik perusahaan dan Kementerian Pertahanan Jerman tidak mengomentari isu ini.

Leopard buatan Jerman menjadi pusat pertengkaran publik awal tahun ini setelah Menteri Pertahanan Belgia Ludivine Dedonder mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk membeli tank-tank tersebut, namun menuduh perusahaan mencoba mendapatkan keuntungan besar dari penjualan tersebut.

Versluys saat itu membantah bahwa pemerintah Belgia mendekatinya.

Ketidakselarasan tersebut menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi oleh negara-negara Barat yang mencoba menemukan senjata untuk Ukraina setelah lebih dari satu tahun perang dengan Rusia bergulir.

"Fakta bahwa mereka meninggalkan perusahaan kami membuktikan bahwa kami meminta harga pasar yang adil dan seseorang dengan senang hati menerimanya," kata Versluys dalam sebuah unggahan di LinkedIn pada Selasa, disertai dengan gambar tank di sebelah sebotol vodka Ukraina.

"Saya senang mereka akhirnya bergabung dalam perjuangan untuk kebebasan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lonjakan Permintaan Persenjataan Berat

Kondisi Kota Trostyanets Usai Direbut Kembali Ukraina
Seorang perempuan berjalan melewati tank yang hancur di kota Trostyanets, Ukraina, Senin, 28 Maret 2022. Trostsyanets baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina setelah dikuasai oleh Rusia sejak awal perang. (AP Photo/Felipe Dana)

Versluys, yang sebelumnya menghabiskan sembilan tahun bekerja untuk militer Belgia, mengatakan bahwa tank-tank itu sekarang diangkut ke pabrik untuk perbaikan besar-besaran.

Beberapa sekutu Barat Ukraina pada awal tahun ini setuju untuk mengirim tank Leopard 2 dan juga Leopard 1 ke Ukraina.

Leopard 1, yang berasal dari tahun 1960-an, lebih ringan dan kurang bertenaga dibandingkan tank Leopard 2 yang lebih baru. Model yang dijual oleh Versluys terakhir diperbarui pada 1990-an.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Belgia menolak mengomentari penjualan tank tersebut.

Invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan militer barat yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Kyiv, telah menyebabkan lonjakan permintaan akan persenjataan berat.

Dengan stok senjata negara-negara Uni Eropa yang sangat terkuras, mereka telah beralih ke perusahaan swasta seperti OIP.

Versluys sebelumnya menjual 46 kendaraan lapis baja ringan M113 ke Inggris, yang kemudian memindahkannya ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan militer.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya