Liputan6.com, Beijing - Korban jiwa akibat tanah longsor di Kota Xi'an, China, pada Jumat (11/8/2023) meningkat jadi 21 orang. Sementara itu, enam orang dikonfirmasi masih hilang.
"Tanah longsor menghancurkan dua rumah dan memutus aliran listrik ke 900 rumah tangga," kata otoritas kota dalam pernyataan di akun WeChat, seperti dilansir The Guardian, Senin (14/8).
Baca Juga
China diguyur hujan lebat yang ikut dipicu oleh Topan Khanun, yang melanda sebagian Jepang dan Korea Selatan. Topan dilaporkan melemah ketika mendarat di Provinsi Liaoning pada Jumat malam.
Advertisement
Media China, CCTV, pada Minggu (13/8) menyatakan bahwa hujan masih menimbulkan risiko banjir di sejumlah kota dataran rendah termasuk Ansha di Liaoning, di mana 17.859 orang telah dievakuasi. Ketinggian air di empat waduk di Liaoning disebut di atas batas normal.
Kementerian Manajemen Darurat China, bekerja sama dengan kantor pusat pengendalian banjir negara dan bantuan kekeringan, mengadakan pertemuan khusus pada Minggu untuk membahas pencegahan banjir dan langkah-langkah tanggap darurat di provinsi yang terdampak parah termasuk Liaoning, Shaanxi, Tianjin, dan Chongqing.
Musim Panas yang Basah
Topan Khanun datang saat China belum lama terdampak Topan Doksuri, yang melanda wilayah utara negara itu dengan hujan lebat dan banjir setelah mendarat pada 28 Juli.
Suhu yang lebih hangat juga memicu cuaca konvektif yang kuat di banyak bagian China selama Musim Panas yang luar biasa basah.
Pada Sabtu pagi, badai petir terbentuk di wilayah barat laut Xinjiang, China. Sebuah video yang diunggah oleh People's Daily menunjukkan awan tebal berputar-putar menggantung rendah di atas tanah, menggelapkan langit.
"Kekuatan alam tidak dapat dihindari," tulis seorang warganet.
Advertisement