Liputan6.com, New Delhi - Seluruh sekolah dasar di New Delhi, India, akan ditutup hingga Jumat (10/11/2023) karena tingkat polusi udara yang semakin memburuk. Demikian diungkapkan oleh Menteri Pendidikan India Atishi Marlena.Â
"Karena tingkat polusi tetap tinggi, sekolah dasar di Delhi akan tetap tutup hingga 10 November," tulisnya di akun media sosial X, sebelumnya Twitter, resmi miliknya, seperti dilansir CNA, Senin (6/11).
Baca Juga
As pollution levels continue to remain high, primary schools in Delhi will stay closed till 10th November. For Grade 6-12, schools are being given the option of shifting to online classes.
— Atishi (@AtishiAAP) November 5, 2023
Sementara bagi murid kelas 6 hingga 12, sekolah bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara daring.Â
Advertisement
New Delhi menduduki peringkat teratas dalam daftar kota paling berpolusi di dunia yang disusun oleh situs pemantau kualitas udara, IQAir.
Indeks kualitas udara (AQI)Â ibu kota India itu pada Minggu (5/11) adalah 471, menempatkannya dalam kategori "berbahaya". Posisinya kemudian diikuti oleh kota Lahore di Pakistan dengan angka "sangat tidak sehat" yaitu 261.
Angka indeks kualitas udara 0-50 masuk dalam kategori baik, sementara angka 400-500 dikategorikan akan berdampak pada orang sehat dan berbahaya bagi mereka yang mengidap penyakit.
Â
10 Kota di Dunia dengan Kualitas Udara Terburuk
Berdasarkan data dari IQAir, berikut adalah 10 kota di dunia dengan kualitas udara terburuk:
- New Delhi, India
- Lahore, PakistanÂ
- Karachi, Pakistan
- Mumbai, India
- Kolkata, India
- Dhaka, Bangladesh
- Tashkent, Uzbekistan
- Kathmandu, Nepal
- Detroit, Amerika Serikat
- Bishkek, Kyrgystan
Advertisement
Polusi Berdampak Pada Usia Harapan Hidup
Berdasarkan sebuah penelitian di India, kualitas udara juga berdampak terhadap usia harapan hidup manusia. Demikian dikatakan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama melalui rubrik OPINI Liputan6.com.Â
Hal tersebut diungkapnya berdasarkan hasil penelitian Air Quality Life Index (AQLI) oleh University of Chicago's Energy Policy Institute pada 29 Agustus 2023. Â
Studi tersebut berdasarkan data tahun 2021, di mana pada tahun itu kadar rata-rata tahunan (yearly average) PM2.5 di New Delhi adalah 126.5 gr/m3, artinya lebih 25 kali dari batas rekomendasi WHO yang 5 gr/m3. Angka bahan partikulat juga tercatat tinggi di New Delhi pada tahun itu.Â
"Tingginya kadar polusi udara 2021 itu ternyata memberi dampak penurunan rentang usia (life span) penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun, kalau digunakan batas aman menurut WHO. Analisis lain, kalau menggunakan data standar polusi nasional India maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun," jelas Prof Tjandra.Â
Studi tersebut, ujar Prof Tjandra, menyimpulkan bahwa polusi bahan partikulat merupakan risiko terbesar yang mengancam kesehatan di India, bahkan melebihi dampak penyakit kardiovaskuler dan malnutrisi maternal dalam hal penurunan angka usia harapan hidup.