Liputan6.com, Bogota - Tanah longsor yang terjadi di Choco, Kolombia, pada Jumat (12/1/2024) menewaskan sedikitnya 37 orang. Hal tersebut dikonfirmasi Kantor Kejaksaan setempat kepada CNN, Sabtu (13/1).
Laporan terbaru tidak menyebutkan jumlah korban luka.
Baca Juga
Pihak berwenang mengungkapkan, setidaknya 17 jenazah telah dipindahkan ke Medellin untuk menjalani pemeriksaan forensik.
Advertisement
"Akhir pekan yang sangat menyedihkan bagi Choco," ujar Gubernur Nubia Carolina Cordoba Curi seperti dikutip dari CNN, Minggu (14/1).
"Rakyat kami merasakan penderitaan para korban. Saya tidak akan beristirahat sampai saya memastikan semua masyarakat Choco mendapat informasi tentang kerabat mereka."
Â
Dipicu Hujan Deras Selama 24 Jam
Melalui akun media sosial X-nya, Wakil Presiden Kolombia Francia Marquez menyebut bahwa tanah longsor di jalan antara Kota Quibdo dan Medellin terjadi usai daerah tersebut mengalami hujan deras selama 24 jam.
Gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan momen ketika sebidang tanah besar runtuh dari gunung dan menimpa beberapa mobil yang melaju di sepanjang jalan yang terendam banjir di bawahnya.
"Unit Nasional Manajemen Risiko Bencana Kolombia, Pertahanan Sipil Kolombia, Tentara Nasional, Kementerian Kesehatan dan Perlindungan Sosial, dan Departemen Kepolisian Choco telah dikerahkan untuk menanggapi insiden tersebut," kata Marquez.
Kolombia pernah dilanda tanah longsor yang mematikan sebelumnya. Pada tahun 2017, setidaknya 336 orang tewas di daerah terpencil di selatan negara itu, setelah hujan lebat melanda Kota Mocoa.
Advertisement
Bantuan Bagi Korban
Sementara itu, Presiden Kolombia Gustavo Petro memastikan pemerintah akan memberikan semua dukungan yang diperlukan.
Dilansir DW, dia menyebut bencana yang terjadi itu sebagai "tragedi yang mengerikan."
Toda la ayuda disponible al Chocó en esta horrible tragedia https://t.co/BxnbwmJhf6
— Gustavo Petro (@petrogustavo) January 13, 2024
Pihak berwenang mengatakan akan memulai operasi pencarian orang hilang.
Kementerian Pertahanan Kolombia menyebut bahwa operasi penyelamatan mengalami kendala lantaran daerah terdampak masih terus diguyur hujan.