Arab Saudi Lamar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Arab Saudi secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034.

oleh Tim Global diperbarui 04 Mar 2024, 08:04 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 08:04 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, hampir empat bulan setelah badan sepak bola dunia FIFA mengumumkan bahwa negara gurun itu adalah satu-satunya kandidat.

Tawaran itu muncul dua tahun setelah negara tetangganya, Qatar, menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama di Timur Tengah.

Dengan slogan "Tumbuh Bersama", Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengenalkan logo, situs web, dan video pendek sebagai bagian dari kampanye mereka, yang merayakan semangat, dedikasi, dan keberagaman sepak bola di Arab Saudi, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (3/3/2024).

“Kampanye ini didukung oleh harapan dan impian 32 juta orang di Arab Saudi,” kata kepala unit penawaran SAFF, Hammad Albalawi, dalam sebuah pernyataan.

“Tanggung jawab kami adalah mengajukan penawaran terbaik kepada FIFA, membuat negara kami bangga dan memenuhi kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh lebih dari 130 Anggota Asosiasi di seluruh dunia yang mendukung penawaran kami,” imbuhnya.

Dalam upaya untuk mewujudkan visi reformasi Visi 2030 yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi melakukan banyak investasi dalam sektor olahraga, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menjadikan negara tersebut sebagai pusat pariwisata, bisnis, dan olahraga.

Pada pelan lalu, Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi mengumumkan “kemitraan strategis multi-tahun” dengan ATP, badan pengelola tenis putra.

Sejak 2021, PIF banyak menanamkan modal di sejumlah ajang olahraga besar, termasuk mendirikan tur golf LIV, saingan PGA, dan membeli klub Liga Utama Inggris Newcastle United.

PIF juga memiliki empat klub di Liga Pro Saudi dan berhasil menarik bintang-bintang kelas dunia, termasuk Cristiano Ronaldo dan Neymar dengan iming-iming gaji besar.

Investasi Picu Tuduhan

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Investasi tersebut memicu tuduhan bahwa pemerintah sedang melakukan "sportwashing" untuk meredam kritik internasional terhadap catatan hak asasi manusia negara tersebut.

Sportwashing adalah strategi memanfaatkan kegiatan olahraga untuk menunjang reputasi suatu kelompok. MIsalnya, dengan menjadi tuan rumah turnamen olahraga atau mendukung tim tertentu.

Arab Saudi pada awalnya tertarik untuk ikut serta dalam tender Piala Dunia 2030 bersama Mesir dan Yunani. Namun ide tersebut dibatalkan pada Juni, sehingga membuka jalan bagi pencalonan tiga benua yaitu Spanyol, Portugal dan Maroko, dengan tiga pertandingan di Amerika Selatan.

 

Lewat Sejumlah Prosedur

Ilustrasi bendera Arab Saudi. (Usnplash)
Ilustrasi bendera Arab Saudi. (Usnplash)

Arab Saudi mengumumkan niatnya untuk mengajukan penawaran pada Piala Dunia 2034 pada 4 Oktober, segera setelah FIFA mengumumkan prosedurnya.

Sebagai akibat dari rotasi benua, FIFA hanya "mengundang" negara-negara anggota konfederasi Asia dan Oseania untuk mengajukan permohonan sehingga mengesampingkan basis sepak bola tradisional.

Indonesia sempat mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran bersama dengan Australia, atau bahkan negara lain seperti Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura. Namun pada 19 Oktober Indonesia setuju untuk mendukung penawaran Arab Saudi.

Australia juga merupakan salah satu pesaing tetapi membatalkan niatnya menyusul keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia untuk mendukung pencalonan Saudi. 

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu
Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya