Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp1,12 Triliun, Klaim Antek Hamas

Dana yang dirampok kelompok bersenjata tersebut disebutkan diambil dari brankas beberapa cabang Bank Palestina.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Mei 2024, 09:20 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2024, 09:19 WIB
Ilustrasi perampokan. (Freepik)
Ilustrasi perampokan bank di Gaza. (Freepik)

Liputan6.com, Gaza - Kelompok-kelompok bersenjata di Gaza, termasuk kelompok yang diduga memiliki hubungan dengan Hamas merampok Bank of Palestine (Bank Palestina) sebesar $70 juta atau sekitar Rp 1,12 triliun demikian dilaporkan harian Prancis Le Monde pada hari Sabtu (4/5/2024).

Perampokan tersebut dilaporkan terjadi bulan lalu.

Menurut laporan dari AFP, Minggu (5/5), dana tersebut diambil dari brankas beberapa cabang Bank Palestina, mengutip dokumen Bank Palestina yang dikirim ke "mitra internasional tertentu" yang merinci perampokan tersebut.

Pada tanggal 16 April, staf menemukan lubang di langit-langit ruang penyimpanan di salah satu cabang bank di Gaza dan menemukan bahwa sekitar $3 juta shekel Israel yang ditujukan untuk mesin ATM tunai hilang, lapor Le Monde.

Keesokan harinya, kelompok bersenjata yang dilengkapi dengan bahan peledak kembali ke lokasi, meledakkan ruang yang berpelindung semen, dan mengambil lebih dari $30 juta dalam berbagai mata uang dari tiga brankas.

Dua hari kemudian, cabang terbesar di Gaza diserang oleh pasukan komando yang mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab kepada "otoritas tertinggi di Gaza", yang menurut surat kabar Prancis tersebut berarti Hamas. Mereka mengambil shekel senilai lebih dari $36 juta.

Bank of Palestine, yang didirikan pada tahun 1960, adalah lembaga keuangan terkemuka di Gaza.

Palestinian Monetary Authority (Otoritas Moneter Palestina, sebuah badan independen yang mengawasi sistem keuangan di wilayah Palestina, mengatakan ketika dihubungi oleh AFP bahwa pihaknya berencana mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini pada Sabtu malam.

Amerika Serikat Desak Hamas Terima Proposal Terbaru Gencatan Senjata

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi Amerika Serikat (AS)

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mendesak Hamas untuk menerima usulan terbaru mengenai gencatan senjata.

Dalam sebuah pernyataan, pemimpin tertinggi kelompok itu, Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan kepala intelijen Mesir dan menekankan semangat positif gerakan tersebut dalam mempelajari proposal gencatan senjata.

Meskipun pernyataan itu tidak menyebutkan kapan delegasi tersebut akan melakukan perjalanan, Hamas diperkirakan akan menyampaikan jawaban atas usulan terbaru Mesir secepatnya, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (3/5/2024).

Berbicara kepada wartawan di Washington pada Kamis (2/5), juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan, ada usulan yang menjawab sebagian besar tuntutan yang disampaikan oleh Hamas dalam putaran perundingan sebelumnya.

"Israel memberikan tawaran yang signifikan. Dan, pada proposal terakhir yang diajukan, mereka berkompromi dengan banyak posisi yang sudah lama mereka ambil," katanya.

"Hamaslah satu-satunya penghalang bagi gencatan senjata saat ini. Dan kami menunggu tanggapan mereka," tambah Miller.

Perkiraan baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa jika perang Israel-Hamas berhenti hari ini.

Maka masih diperlukan waktu hingga tahun 2040 untuk membangun kembali semua rumah yang telah hancur dalam hampir tujuh bulan akibat pemboman dan serangan darat Israel.

Miller juga menanggapi laporan bahwa Hamas mencegat sebagian pengiriman bantuan pertama ke Gaza utara melalui penyeberangan yang baru dibuka kembali.

Hamas menahan truk-truk tersebut “untuk beberapa waktu” namun pekerja kemanusiaan PBB telah mendapatkan kembali bantuan tersebut, kata Miller.

Selengkapnya di sini...

Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya