2 Juli 1881: Penembakan Tragis Presiden ke-20 Amerika Serikat James A. Garfield di Hadapan Anaknya

Pelakunya adalah Charles Guiteau, pria 40 tahun yang juga merupakan seorang pengacara yang gagal mendapatkan jabatan konsuler di Paris

oleh Santi Rahayu diperbarui 02 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 06:00 WIB
Selebaran kampanye James A. Garfield dan Chester A. Arthur (Wikipedia/Public Domain)
Selebaran kampanye James A. Garfield dan Chester A. Arthur (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Washington D.C - Tepat hari ini, 143 tahun yang lalu pada Sabtu, 2 Juli 1881, penembakan presiden Amerika Serikat yang ke-20, James A. Garfield terjadi.

Pelakunya, Charles Guiteau yang saat itu adalah seorang pengacara yang gagal mendapatkan jabatan konsuler di Paris menembak Presiden James A. Garfield ketika ia sedang berjalan melewati ruang tunggu stasiun kereta api di Washington yang sekarang terletak di lokasi Galeri Seni Nasional.

Dikutip dari Politico, Selasa (2/7/2024) Presiden Garfield saat itu ditemani oleh dua putranya, James dan Harry, serta James G. Blaine, Menteri Luar Negeri. Dan Robert Todd Lincoln, Menteri Perang, sedang menunggu di stasiun untuk melepas keberangkatan presiden.

Garfield tidak memiliki pengawal pribadi. Hal ini cukup umum pada masa itu, karena presiden Amerika Serikat umumnya tidak menggunakan pengawal, kecuali Abraham Lincoln selama Perang Saudara.

Ketika Garfield memasuki ruang tunggu di stasiun, Guiteau mendekatinya dan menembak dari jarak dekat. Garfield, yang kaget, mengangkat tangannya dan berteriak, "Ya Tuhan, apa itu?" Guiteau kemudian menembak lagi, menyebabkan Garfield jatuh ke tanah.

Satu peluru hanya menyerempet bahu Garfield, namun, peluru kedua mengenai punggungnya, menembus ruas tulang belakang pertama. Meskipun tidak mengenai sumsum tulang belakang, peluru itu berhenti di belakang pankreasnya.

Setelah ditembak, Garfield masih sadar tetapi dalam keadaan shock. Dia dibawa ke lantai atas stasiun kereta. Robert Todd Lincoln, yang juga berada di sana, mengingat kembali saat pembunuhan ayahnya, Abraham Lincoln terjadi dan mengatakan, “Betapa banyak waktu kesedihan yang telah saya lalui di kota ini.”

Sedang Dalam Perjalanan untuk Berpidato

James A.Garfield
Presiden ke-20 Amerika Serikat, James A.Garfield (Dok. The White House)

Garfield adalah presiden terakhir yang berasal dari latar belakang sederhana, sering disebut sebagai presiden "log cabin" (rumah kayu sederhana). Ia lahir di daerah yang sekarang dikenal sebagai Moreland Hills, Ohio, pada tahun 1831 dan ketika Garfield berusia 2 tahun, ayahnya meninggal dunia.

Selama masa mudanya, Garfield bekerja mengemudikan tim perahu kanal dan berhasil mengumpulkan cukup uang untuk mendaftar di Williams College di Massachusetts. Pada hari penembakan, Garfield sedang dalam perjalanan untuk memberikan pidato kelulusan di almamaternya (Williams College) ketika ia ditembak.

James A. Garfield menjadi Presiden Amerika Serikat ke-20 empat bulan sebelum penembakan terjadi. Pada tahun 1880, ia dinominasikan oleh Partai Republik sebagai kandidat presiden.

Dalam pemilihan tersebut, Garfield dengan mudah mengalahkan calon dari Partai Demokrat, Jenderal Winfield Scott Hancock, dalam perolehan suara di Electoral College. Namun, kemenangan Garfield dalam suara populer sangat tipis, dengan hanya selisih sekitar 10.000 suara.

Meninggal karena Kekurangan Darah

Pemilu Amerika Serikat
Ilustrasi kertas Pemilu Amerika Serikat (Unsplash/Janine Robinson)

Setelah ditembak, para dokter tidak berhasil menemukan peluru yang diyakini tersangkut di tulang belakang Garfield.

Alexander Graham Bell, penemu telepon, mencoba menemukan peluru tersebut dengan menggunakan detektor logam yang ia rancang untuk tujuan tersebut. Namun, alat tersebut mengalami kerusakan ketika berinteraksi dengan rangka tempat tidur yang terbuat dari logam.

Berharap sang presiden akan sembuh, keluarga Garfield membawanya ke pantai di Elberon, New Jersey. Dia meninggal di sana karena keracunan darah pada 19 September, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-50.

Garfield menjadi presiden kedua dari empat presiden yang dibunuh, setelah Abraham Lincoln (1865) dan sebelum William McKinley (1901) dan John F. Kennedy (1963). 

Setelah Garfield dibunuh, Wakil Presiden Chester A. Arthur menggantikannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Garfield Sebenarnya Mungkin Bisa Sembuh

Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Garfield mungkin bisa sembuh dari luka-lukanya jika dia mendapatkan perawatan medis yang lebih baik.

Beberapa dokter memasukkan jari-jari yang tidak steril ke dalam luka Garfield untuk mencari peluru. Tindakan ini menyebabkan infeksi, dan salah satu dokter bahkan merusak hati Garfield saat memeriksa luka tersebut.

Charles J. Guiteau, orang yang menembak Garfield, dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati. Dia dihukum gantung pada bulan Juni 1882.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya