Hibah JETP Rp16,2 Triliun untuk Indonesia Disetujui, Wamenlu AS Yakin Bisa untuk Buka Banyak Lapangan Pekerjaan Baru

Hibah dana JETP dari AS diberikan dalam rangka percepatan menuju energi bersih.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Jul 2024, 14:46 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 14:45 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Jose W. Fernandez dalam pertemuan dengan sejumlah media di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Senin (15/7/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Jose W. Fernandez dalam pertemuan dengan sejumlah media di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Senin (15/7/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Dana hibah senilai USD 1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun yang disetujui oleh Bank Pembangunan Amerika Serikat diyakini dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru di masa depan. Pendanaan tersebut diperuntukkan bagi berbagai proyek transisi energi melalui program Just Energy Transition Partnership (JETP).

Hal ini dikemukakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Jose W. Fernandez.

"Menurut masyarakat Indonesia sendiri, JETP dapat menciptakan sebanyak 383.000 lapangan pekerjaan pada tahun 2030. Jadi kami optimis terhadap JETP," kata Fernandez dalam pertemuan dengan sejumlah media di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Senin (15/7/2024).

"Ini adalah komitmen yang akan terus dipatuhi dan dijalani oleh Amerika Serikat."

Menurut Fernandez, pendanaan JETP dapat membuka peluang investasi di bidang energi, tenaga surya, angin dan panas bumi.

"Kami juga percaya bahwa investasi ini tidak hanya sekadar menghasilkan udara yang lebih bersih dan sehat, misalnya di Jakarta atau di tempat lain," jelas dia.

Kepastian pendanaan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat Alexia Latortue dalam pertemuan dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Dana tersebut diberikan dalam rangka percepatan menuju energi bersih.

 

Ciptakan Kepastian Penggunaan Energi Bersih

Bank Pembangunan Amerika Serikat (US International Development Finance Corporation/DFC) menyetujui pembiayaan USD 1 miliar, atau setara Rp 16,2 triliun untuk Indonesia
Bank Pembangunan Amerika Serikat (US International Development Finance Corporation/DFC) menyetujui pembiayaan USD 1 miliar, atau setara Rp 16,2 triliun untuk Indonesia. Dana tersebut diberikan dalam rangka percepatan menuju energi bersih.

Dikutip kanal Bisnis Liputan6.com, dana hibah ini jadi satu paket dengan komitmen investasi USD126 juta (sekitar Rp 2,41 triliun) untuk pembangkit listrik Ijen Geothermal di Jawa Timur oleh PT Medco Cahaya Geothermal.

"Adapun USD1 miliar pembiayaan JETP telah disetujui. Salah satu proyek yang disepakati termasuk USD 126 juta proyek pembangkit listrik Geothermal," ujar Latortue.

Menurut dia, itu jadi salah satu contoh bahwa pendanaan JETP bakal menciptakan kepastian penggunaan energi bersih untuk masa depan Indonesia.

"Sekarang kita bergerak mengimplementasikan cita-cita untuk memiliki energi yang aman, murah, dan juga bersih bagi Indonesia. Ini juga akan menciptakan pertumbuhan hijau di negara ini, dengan perkiraan 300.000 lapangan kerja berkualitas (akan tercipta), dan memastikan transisi energi akan memberikan keuntungan bagi seluruh rakyat Indonesia,"

Pencairan Dana JETP

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani menanggapi isu mundur para Menteri Jokowi. Foto: Tira Santia
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani menanggapi isu mundur para Menteri Jokowi. Foto: Tira Santia

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani turut mengapresiasi janji pencairan dana JETP dengan total nilai sebesar USD 20 miliar, yang pada akhirnya mulai cair.

"Pada akhirnya dia sadar Indonesia benar-benar menonjolkan komitmennya. Saya pikir dengan nilai USD 1 miliar yang telah disepakati, setidaknya ini jadi kabar baik. Bukan sekadar komitmen USD 20 miliar, tapi ada sesuatu yang bisa mulai digunakan," ungkap Shinta.

Menurut dia, pencairan ini jadi kabar baik bagi sektor industri yang juga sangat terlibat dalam proses JETP untuk proyek transisi energi.

Infografis Optimisme KTT G20 di Tengah Krisis Pangan, Energi, Keuangan
Infografis Optimisme KTT G20 di Tengah Krisis Pangan, Energi, Keuangan (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya