Bumi Akan Miliki Bulan Sementara November Mendatang

Meskipun ukurannya kecil dan masa tinggalnya yang singkat, asteroid 2024 PT5 menawarkan wawasan berharga tentang dinamika objek dekat bumi. Fenomena ini juga akan menunjukkan kekuatan gravitasi bumi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Sep 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 05:00 WIB
Keindahan Full Buck Supermoon Hiasi Langit di Berbagai Negar
Bulan purnama terbit di atas Bagdad, Irak, pada Rabu (13/7/2022). Bulan Purnama dikenal sebagai Buck Moon dan juga Supermoon. Di kondisi ini Bulan akan terlihat tampak lebih besar dan terang sehingga terasa sangat dekat dari Bumi. (AP Photo/Hadi Mizban)

Liputan6.com, Jakarta - Bumi akan memiliki bulan sementara pada 29 September hingga 25 November 2024 mendatang. Bulan sementara milik bumi tersebut adalah asteroid 2024 PT5.

Dikutip dari laman Space pada Selasa (17/09/2024), asteroid PT5 pertama kali ditemukan pada 7 Agustus 2024. Asteroid berdiameter 10 meter ini akan ditangkap oleh gravitasi bumi, sehingga akan mengitari bumi meski tidak akan menyelesaikan satu orbit penuh.

Setelah 25 November 2024, 2024 PT5 akan melepaskan diri dari pengaruh gravitasi bumi dan kembali mengorbit di Matahari. Asteroid 2024 PT5 merupakan bagian dari kumpulan objek dekat bumi yang memiliki orbit mirip dengan bumi.

Kecepatan asteroid ini relatif rendah dan jaraknya yang dekat memungkinkan gravitasi bumi mengubah jalurnya untuk sementara waktu. Hal ini akan menjadi fenomena langka yang menyebabkan 2024 PT5 menjadi bulan sementara bumi.

Meskipun bumi pernah memiliki bulan mini sebelumnya, 2024 PT5 akan terlalu redup untuk diamati dengan mata telanjang atau teleskop amatir. Dengan magnitudo 22, asteroid ini hanya bisa dilihat oleh observatorium canggih.

Meskipun ukurannya kecil dan masa tinggalnya yang singkat, asteroid 2024 PT5 menawarkan wawasan berharga tentang dinamika objek dekat bumi. Fenomena ini juga akan menunjukkan kekuatan gravitasi bumi.

 

Bukan yang Pertama Kali

Fenomena langka asteroid yang mengorbit pada bumi serupa bulan sementara ini bukan yang pertama kalinya. Sebuah objek luar angkasa bernama 2016 HO3 yang kerap disebut sebagai bulan kedua bumi ditemukan pada 27 April 2016.

Mulanya, 2016 HO3 diperkirakan sebagai sampah antariksa. Objek ini dikonfirmasi sebagai asteroid setelah peneliti melakukan pengamatan melalui salah satu teleskop terbesar di dunia.

Asteroid ini sebenarnya tidak bergerak mengitari bumi melainkan mengelilingi matahari. Hanya saja, jalur orbit dari asteroid ini bersinggungan dengan jalur bumi.

Dikutip dari laman Live Science pada Selasa (17/09/2024), asteroid ini diperkirakan berada 38-100 jarak lunar (15 juta-31 juta kilometer) dari bumi. Para ilmuwan percaya asteroid ini telah mendampingi bumi selama beberapa dekade namun tidak diperhatikan karena memiliki jalur yang tidak membahayakan bumi.

Mereka juga percaya bahwa asteroid tersebut akan terus bersama bumi hingga beberapa abad ke depan karena jalurnya yang stabil.

 

Apakah Asteroid di Orbit Bumi Berbahaya?

Asteroid yang berada di orbit dekat Bumi (NEA atau Near-Earth Asteroids) bisa menjadi berbahaya jika mereka memiliki potensi untuk bertabrakan dengan bumi. Meskipun sebagian besar NEA tidak menimbulkan risiko, beberapa di antaranya dapat mendekati bumi cukup dekat untuk mempengaruhi planet kita.

Para ilmuwan dan astronom secara aktif memantau asteroid-asteroid ini untuk memprediksi kemungkinan tabrakan dan untuk mengembangkan strategi mitigasi jika diperlukan. Upaya-upaya ini termasuk menggunakan teleskop untuk melacak orbit asteroid dan mengidentifikasi potensi bahaya.

Sebagian besar asteroid yang diketahui dan diamati tidak menimbulkan ancaman langsung. Namun, tabrakan dengan asteroid besar bisa memiliki dampak signifikan, penting untuk terus memantau dan memahami objek-objek ini.

Jika ada ancaman yang sangat serius di masa depan, ilmuwan dapat merencanakan tindakan mitigasi untuk mengurangi risiko.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya