5 Hal Mengerikan yang Akan Terjadi Jika Bulan Meninggalkan Orbit Bumi

Pergerakan bulan yang semakin menjauh dari bumi disebabkan gaya tarik menarik atau gravitasi antara bumi dan bulan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Sep 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 01:00 WIB
Keindahan Full Buck Supermoon Hiasi Langit di Berbagai Negara
Bulan super purnama, muncul di balik gunung di Pegunungan Alpen Swiss, terlihat dari Chexbres, Swiss barat, Rabu (13/7/2022). Bulan Purnama dikenal sebagai Buck Moon dan juga Supermoon. Di kondisi ini Bulan akan terlihat tampak lebih besar dan terang sehingga terasa sangat dekat dari Bumi. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Satelit bumi, bulan bergerak terus menjauh dari bumi setiap harinya. Hal ini dibuktikan dengan oleh panel reflektif yang dipasang oleh NASA pada 1969 dalam misi Apollo.

Dikutip dari laman NASA pada Jumat (05/09/2024), alat ini menunjukkan bahwa Bulan menjauhi bumi sebanyak 3,8 sentimeter sejak 2,5 miliar tahun yang lalu. Pergerakan bulan yang semakin menjauh dari bumi disebabkan gaya tarik menarik atau gravitasi antara bumi dan bulan.

Lalu, apa yang akan terjadi apabila bulan menghilang dari orbit bumi? Dikutip dari laman Space pada Jumat (05/09/2024), berikut hal mengerikan yang akan terjadi jika bulan meninggalkan orbit bumi.

1. Hilangnya pasang Surut

Salah satu dampak langsung dari hilangnya bulan dari orbit bumi adalah perubahan dramatis pada pola pasang surut laut. Bulan memiliki pengaruh gravitasi yang besar terhadap lautan kita, menciptakan pasang surut.

Tanpa bulan, pasang surut utama akan hilang, dan hanya pasang surut kecil yang disebabkan oleh gravitasi matahari yang akan tersisa. Hal ini dapat mengubah ekosistem pesisir dan mempengaruhi kehidupan laut yang bergantung pada pola pasang surut ini.

2. Bumi Tidak Stabil

Bulan memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas kemiringan sumbu bumi. Saat bulan meninggalkan orbit bumi, sumbu imajiner bumi bisa mengalami variasi yang lebih besar dalam kemiringannya.

Mungkin saja bumi bisa miring lebih dari 45 derajat tanpa bulan. Tanpa bulan, pengaruh gravitasi dari benda-benda langit lain, seperti matahari dan planet-planet lain.

Hal ini akan menyebabkan kemiringan bumi berfluktuasi secara liar. Fluktuasi ini dapat berkisar antara 22,1 derajat hingga 85 derajat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perubahan Kecepatan Rotasi

3. Perubahan Kecepatan Rotasi

Keberadaan bulan tidak hanya sekedar mengorbit pada bumi, satelit alami ini memiliki peran penting bagi planet kita. Saat bulan menghilang dari orbit bumi, rotasi bumi akan melambat secara perlahan.

Hal tersebut sudah diteliti oleh para ilmuwan menggunakan metode statistik baru. Para ilmuwan mengintip masa lalu geologi bumi dan melakukan rekonstruksi sejarah.

Penelitian tersebut mengungkap bahwa 1,4 miliar tahun yang lalu, bulan dan bumi berjarak lebih dekat. Akibatnya, planet kita ini berputar lebih cepat, waktu 1 hari hanya berlangsung selama 18 jam.

Apabila bulan menghilang dari bumi, maka waktu siang dan malam akan menjadi lebih panjang. Jika saat ini 1 hari terdiri dari 24 jam, tak menutup kemungkinan waktu 1 hari di masa depan menjadi 25 jam atau lebih, seiring menjauhnya bulan dari planet induknya.

4. Perubahan Iklim

Jika bulan menghilang dari poros bumi juga akan mengubah keseimbangan antar musim. Kondisi cuaca akan semakin ekstrem dan sulit untuk diprediksi.

Selain itu, apabila bulan semakin menjauh dari bumi, langit malam bakal menjadi semakin gelap. Cahaya bulan yang sebelumnya menerangi langit malam akan meredup seiring ia berjarak dengan bumi.

Hal ini jelas akan membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi. Pada 1972, ahli geologis dari Australia, A. F. Trendall, mengemukakan teori yang bernama “siklus Milankovitch” berdasarkan penelitiannya mengamati lapisan batuan sedimen bumi.

Siklus ini menjelaskan bagaimana besarnya dampak yang dihasilkan jika sudut kemiringan bumi dan bentuk orbit bumi berubah walaupun sedikit saja. Teori ini disebut siklus karena diyakini perubahan kedua hal tersebut terjadi setiap 400.000, 100.000, 41.000, dan 21.000 tahun.

 


Tidak Ada Gerhana

5. Tidak Ada Gerhana

Bumi selama ini mengalami gerhana matahari maupun mulan, secara parsial, total atau annular. Gerhana terjadi saat satelit alami bumi ini melewati bayangan planet.

Jika tidak ada bulan, maka bumi tidak akan lagi mengalami gerhana jenis apa pun. Gerhana membutuhkan tiga objek untuk disejajarkan, yakni matahari, planet, dan bulan planet.

Ketika bulan melintas di antara matahari dan sebuah planet, bayangan dapat muncul di permukaan planet (gerhana total), bulan dapat melintasi permukaan matahari (gerhana annular), atau dapat mengaburkan hanya sebagian kecil dari cahaya matahari (gerhana sebagian).

Saat bulan menghilang dari orbit bumi, gerhana tidak akan terjadi. Satu-satunya satelit alami bumi ini tidak akan pernah masuk ke dalam bayangan bumi sehingga tidak akan ada gerhana.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya