Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pelajar Indonesia yang mengikuti studi di AS tercatat terus meningkat. Bahkan menurut data dari kedutaan besar AS di Jakarta, jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara penyumbang pelajar peringkat ke-23 di dunia.
"Indonesia mengirimkan 8.348 pelajar ke Amerika Serikat pada 2023-2024," kata Asisten Atase Kebudayaan Mary Trechock berdasarkan data laporan tahunan Open Doors dalam press briefing di kedutaan AS di Jakarta, Senin (18/11/2024).
Baca Juga
Data yang dirilis Institute of International Education hari ini itu juga menyebut bahwa Indonesia menjadi negara kedua yang mengirimkan pelajar terbanyak di Asia Tenggara.
Advertisement
Mary Trechock menuturkan, peningkatan jumlah pelajar berasal dari pendidikan level undergraduate. "Tapi, kita melihat peningkatan tahun ini sangat menarik. Jadi, ada peningkatan 10,7% dalam jumlah pelajar Indonesia yang mempelajari program mahasiswa dan PhD di AS," ucapnya.
Berdasarkan laporan tahunan Open Doors itu, jumlah pelajar Indonesia yang mengikuti studi dengan masa pendidikan singkat dan pascasarjana di Amerika Serikat terus meningkat pada tahun akademik 2023-2024.
Laporan tersebut mencatat peningkatan sebesar 10 persen baik bagi pelajar Indonesia yang mengejar program pascasarjana di Amerika Serikat maupun bagi mereka yang mengejar program kerja selama masa studi atau setelah kelulusan.
Menurut data Open Doors, India dan China tetap menjadi negara pengirim pelajar terbanyak ke Amerika Serikat, dengan masing-masing 331.602 dan 277.398 pelajar per tahun.
Perihal persebaran mayoritas pelajar Indonesia di AS, Mary Trechock mengatakan ada sejumlah wilayah besar.
"Ada top 5 untuk wilayah AS yang banyak pelajar Indonesia: California, Washington State, Massachusetts, Illinois," tutur Mary Trechock kepada Liputan6.com.
Mary Trechock mengungkap bahwa kenaikan jumlah pelajar Indonesia di AS tak lepas dari peran pemerintah RI yang terus mendorong publikasi studi di negaranya.
"Kami berpikir itu adalah karena pemerintahan Indonesia mendorong profesional institusi akademis dan juga pemerintahan dan institusi lain. Semakin banyak orang yang mencoba mendapatkan mahasiswa dan PhD di AS baik dari LPDP juga Fulbright yang merupakan program pendidikan untuk pelajaran di AS," paparnya.
Kemudian, sambung Mary Trechock, peningkatan besar jumlah pelajar tercatat dari area pertukaran pelajar. "Di sana kita memiliki peningkatan hampir 30%, lebih dari 28.6% dan ini benar-benar dipengaruhi oleh pemerintahan Indonesia, program IISMA, program pertukaran pendekatan untuk pelajar Indonesia untuk belajar di luar negeri selama 3 hingga 6 bulan," jelasnya.
Respons Dubes AS Soal Kerja Sama Pendidikan Indonesia-Amerika
“Amerika Serikat terbuka bagi pelajar Indonesia di semua tingkat studi,” kata Duta Besar Kamala Shirin Lakhdhir dalam keterangan tertulis yang disampaikan pihak kedubes AS di Jakarta.
"Saat kita merayakan 75 tahun hubungan diplomatik, saya berharap dapat melihat peningkatan jumlah warga Indonesia yang belajar di universitas-universitas AS seiring dengan peran mereka yang memperkuat jalinan antara negara dan budaya kita," Dubes Kamala.
Adapun berdasarkan data Open Doors, yang disampaikan Asisten Atase Kebudayaan Mary Trechock dalam press brifieng di kedutaan besar AS di Jakarta, juga tercatat tren peningkatan jumlah pelajar AS yang mengikuti kegiatan pendidikan di Indonesia dengan lonjakan sebesar 320 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Itu mencerminkan kembalinya jumlah mahasiswa seperti sebelum pandemi COVID-19, dan meningkatnya minat terhadap Asia Tenggara.
Data tersebut juga mencatat bahwa Indonesia adalah negara kesembilan di kawasan Asia Pasifik yang terbanyak menerima pelajar AS.
Sebagai informasi, kerja sama pendidikan merupakan pilar utama Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia dan Kedutaan Besar AS untuk Indonesia telah memperluas jangkauan pendidikan sebagai bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia.
EducationUSA bahkan memperluas layanan bimbingan gratisnya ke kota Medan dan Surabaya, sehingga meningkatkan kapasitas jangkauan sebesar 30 persen.
Advertisement