AS dan Filipina Sepakat Berbagi Intelijen Militer

China telah merespons kerja sama berbagi intelijen militer AS-Filipina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 19 Nov 2024, 11:38 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 11:38 WIB
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro usai penandatanganan kesepakatan berbagi intelijen militer pada Senin (18/11/2024).
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro usai penandatanganan kesepakatan berbagi intelijen militer pada Senin (18/11/2024). (Dok. AFP)

Liputan6.com, Manila - Amerika Serikat (AS) dan Filipina menandatangani kesepakatan berbagi intelijen militer pada hari Senin (18/11/2024), dalam upaya mempererat hubungan pertahanan antara kedua negara yang menghadapi tantangan keamanan bersama di kawasan tersebut.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menandatangani perjanjian itu dengan mitranya Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro di markas militer di Manila. Di sana pula, keduanya juga meresmikan pembangunan pusat koordinasi bersama yang akan memudahkan kerja sama angkatan bersenjata kedua negara.

Disebut Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer (GSOMIA), pakta memungkinkan kedua negara untuk berbagi informasi militer rahasia dengan aman.

"Hal ini tidak hanya akan memungkinkan Filipina mengakses kemampuan yang lebih tinggi dan barang-barang mahal dari AS, tetapi ini juga akan membuka peluang untuk mengejar perjanjian serupa dengan negara-negara yang berpikiran sama," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina Arsenio Andolong seperti dilansir VOA, Selasa (19/11).

Keterlibatan keamanan antara AS dan Filipina semakin dalam di bawah Presiden Joe Biden dan Presiden Ferdinand Marcos Jr., dengan kedua pemimpin tersebut ingin melawan apa yang mereka lihat sebagai kebijakan agresif China di Laut China Selatan dan atas Taiwan.

Sebelumnya, AS dan Filipina sudah memiliki perjanjian pertahanan bersama yang dimulai sejak tahun 1951, yang dapat diberlakukan jika salah satu pihak diserang, termasuk di Laut China Selatan.

"Saya ingin memulai dengan menggarisbawahi komitmen kuat kami terhadap Filipina," kata Austin saat upacara peletakan batu pertama pusat koordinasi.

Austin mengatakan pusat koordinasi harus memungkinkan pertukaran informasi secara langsung antara kedua negara dan meningkatkan interoperabilitas.

"Itu akan menjadi tempat di mana pasukan kita dapat bekerja berdampingan untuk menanggapi tantangan regional," ujar Austin.

Filipina telah menyatakan keyakinannya bahwa aliansinya dengan AS akan tetap kokoh di bawah kepemimpinan Donald Trump kelak.

"Keberadaan Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik sangat penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," sebut Teodoro saat peresmian pusat koordinasi, mengulangi pernyataan yang sebelumnya disampaikan oleh Marcos.

China segera merespons kerja sama baru AS dan Filipina.

"Apapun jenis perjanjian militer yang ditandatangani atau kerja sama pertahanan dan keamanan yang dilakukan, itu tidak boleh menargetkan pihak ketiga, merugikan kepentingan mereka, mengancam perdamaian regional, atau meningkatkan ketegangan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian kepada wartawan di Beijing seperti dikutip dari Anadolu.

"Pilihan yang benar untuk menjaga keamanan nasional dan menjaga perdamaian serta stabilitas regional adalah dengan menjalin hubungan baik antar tetangga dan menjaga independensi strategis."

Dukungan AS untuk Filipina

Badai Tropis Tami Hantam Filipina, 40 Tewas dan Puluhan Ribu Orang Mengungsi
Di daerah Bicol, sebelah tenggara Manila, Badai Trami menyebabkan banjir yang merendam jalanan, lingkungan, mal, dan areal persawahan, dan memutus aliran listrik. (Ted ALJIBE/AFP)

Selain kerja sama pertahanan, AS juga mengumumkan tambahan bantuan sebesar USD 1 juta untuk mendukung Filipina menghadapi dampak dari enam topan besar yang melanda negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa.

Bantuan terbaru AS datang setelah sebelumnya, USAID (Badan Bantuan Internasional AS) mengumumkan bantuan sebesar USD 5,5 juta untuk Filipina sejak September.

Tidak hanya itu, sekitar 45.000 kg bantuan juga telah disalurkan AS ke daerah-daerah yang terdampak, termasuk makanan, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya.

Presiden Marcos Jr. mengungkapkan bahwa setidaknya satu orang tewas akibat topan terbaru yang melanda Filipina, yaitu Topan Pepito, yang secara internasional dikenal dengan nama Man-Yi. Sementara itu, setidaknya 163 orang tewas selama dua bulan terakhir dalam rangkaian topan yang menerjang negara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya