3 Alasan Mengapa Satu Hari Lebih Lama daripada Satu Tahun di Venus

Planet kedua dari matahari ini cukup menarik perhatian para peneliti, sebab karakteristiknya yang unik. Venus juga dikenal sebagai planet terpanas di tata surya dan memiliki atmosfer mengandung gas-gas yang tidak biasa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Jan 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 03:00 WIB
Planet Venus
Planet Venus. (Dok. NASA)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Venus kerap disebut sebagai kembaran Bumi karena memiliki ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan gravitasi yang mirip. Planet ini sebenarnya hanya sedikit lebih kecil dari planet Bumi, yakni dengan massa sekitar 80 persen dari Bumi.

Planet kedua dari matahari ini cukup menarik perhatian para peneliti, sebab karakteristiknya yang unik. Venus juga dikenal sebagai planet terpanas di tata surya dan memiliki atmosfer mengandung gas-gas yang tidak biasa.

Menariknya, satu hari di Venus lebih lama daripada satu tahun di planet ini. Melansir laman Space pada Senin (27/01/2025), Venus membutuhkan 243 hari bumi untuk menyelesaikan satu kali rotasi pada porosnya.

Sementara itu, planet ini hanya membutuhkan 225 hari bumi untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari. Akibatnya, satu hari di Venus lebih panjang daripada satu tahunnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rotasi Venus berjalan sangat lambat. Salah satu alasan utamanya adalah atmosfer padat Venus, yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dan awan asam sulfat.

Atmosfer tebal ini menciptakan hambatan atmosfer yang signifikan yang memperlambat rotasi Venus dalam skala waktu geologis. Tekanan dan suhu permukaan mencapai sekitar 471 derajat Celsius membuat rotasi Venus berjalan lebih rumit.

Selain itu, Venus memiliki pola rotasi retrograde. Artinya, planet ini berputar ke arah yang berlawanan dengan sebagian besar planet di tata surya, termasuk bumi.

Gerakan retrograde ini menghasilkan siklus siang-malam yang unik. Misalnya, meskipun Venus membutuhkan 243 hari bumi untuk berotasi sekali, waktu antara matahari terbit (siklus siang-malam) adalah sekitar 117 hari bumi karena arah rotasinya yang berlawanan.

Faktor lain yang memengaruhi lambatnya rotasi Venus adalah dampak gaya pasang surut yang dihasilkan oleh matahari. Saat Venus berputar mengelilingi matahari, interaksi gravitasi menyebabkan tonjolan pasang surut di permukaannya.

Selama jutaan tahun, gaya pasang surut ini dapat menyebabkan perubahan kecepatan rotasi. Dalam kasus Venus, gaya-gaya ini kemungkinan berkontribusi terhadap rotasinya yang sangat lambat.

Selain itu, interaksi gravitasi dengan benda-benda langit lainnya juga dapat berperan. Meski, Venus tidak memiliki satelit alami seperti bulan, interaksi dengan planet-planet terdekat seperti bumi dan Jupiter dapat memengaruhi dinamika rotasinya dalam jangka waktu panjang.

Pengaruh gravitasi ini dapat menyebabkan perubahan kemiringan sumbu dan kecepatan rotasi. Hal ini semakin memperumit pengaturan waktu di planet tersebut.

Permukaan Venus sendiri sangat sulit diamati langsung karena atmosfer tebalnya. Namun, misi-misi antariksa seperti Magellan milik NASA telah menggunakan radar untuk memetakan permukaan planet ini.

Venus memiliki banyak gunung berapi, lembah, dan dataran luas yang sebagian besar dibentuk oleh aktivitas vulkanik. Beberapa ilmuwan bahkan berspekulasi bahwa gunung-gunung berapi di Venus masih aktif hingga

Venus terus menjadi target eksplorasi penting dalam ilmu antariksa. Pada 2021, NASA mengumumkan dua misi baru ke Venus, yaitu DAVINCI+ dan VERITAS, yang direncanakan untuk diluncurkan pada akhir dekade ini. Misi ini bertujuan untuk mempelajari atmosfer Venus secara mendalam dan memetakan permukaannya dengan lebih akurat.

Selain itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) juga merencanakan misi EnVision untuk menjelajahi evolusi geologi dan atmosfer Venus. Penelitian dari misi-misi ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih jauh tentang mengapa Venus berkembang sangat berbeda dibandingkan Bumi, meskipun memiliki banyak kesamaan awal.

(Tifani)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya