Kekerasan di Mesir mendapat perhatian serius sejumlah pemimpin dunia. Tak terkecuali Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia mengaku cemas dengan masa depan Mesir.
"Saya sangat cemas dengan masa depan Mesir. Kami menegaskan perlunya resolusi damai. Sebuah kompromi antara militer dengan Ikhwanul Muslimin," kata SBY dalam tayangan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (16/8/2013) dini hari.
"Bagaimana menghilangkan kekerasan yang merenggut nyawa. Hormati kaum minoritas. Saya pikir inilah hal penting yang harus dimengerti," imbuh Presiden ke-6 RI itu.
SBY sebelumnya menulis 6 tweet mengenai Mesir. Di antaranya, "Indonesia juga berharap pemerintah & militer Mesir, serta Ikhwanul Muslimin, berusaha kuat mencegah bertambahnya korban."
Korban tewas yang dilakukan akibat operasi pembersihan oleh militer di basis pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi terus bertambah. Kabar terkini, sebanyak 525 orang tewas dan 3.717 lainnya luka-luka.
"Sebanyak 137 orang di antaranya tewas di dekat Masjid Rabaa al-Adawiya, Kairo, 57 di Lapangan Nahda, 29 di Kota Helwan pinggiran Kairo, 198 di beberapa daerah, dan 43 lainnya adalah tentara militer," demikian data yang dirilis Kementerian Kesehatan Mesir, yang dimuat BBC.
Sementara, menurut Ikhwanul Muslimin yang berada di posisi pendukung Morsi, korban tewas mencapai 2.000 orang. Dijelaskan, tidak semua korban tewas dibawa ke rumah sakit, melainkan di masjid. Jadinya masih banyak yang belum terdata Kementerian Kesehatan.
"Sebanyak 300 jasad telah dievakuasi ke Masjid Eman, dekat Kota Nasr, Kairo," demikian pernyataan Ikhwanul Muslimin. (Riz)
Â