Kota Bangkok, Thailand tengah diguncang kerusuhan besar. Ribuan demonstran dari pihak oposisi turun ke jalan untuk menuntut Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mundur. Hadangan pun datang dari massa berkaos merah yang mendukung PM Yingluck.
Alhasil, bentrokan sempat terjadi pada Sabtu dan Minggu kemarin di sejumlah wilayah di Kota Bangkok. Hingga kini, situasi Bangkok masih memanas meski PM Yingluck telah mengeluarkan UU Darurat Keamanan Dalam Negeri.
Dengan penerapan UU tersebut, jam malam dengan memperketat keamanan diberlakukan di semua Distrik di Bangkok yang berpotensi rusuh. Termasuk kawasan kantor Pemerintah Thailand.
Selain itu, kemananan juga diperketat di Nonthaburi, Distrik Bang Pli, Kota Samut Prakan dan Distrik Lat Lum Kaeo, Kota Pathum Tani. Karenanya, para wisatawan diminta menghindari kawasan tersebut.
Seperti dimuat South China Morning Post, Senin (2/12/2013), sejumlah pusat perbelanjaan di Bangkok tak beroperasi. Dilaporkan, ada 5 mal besar yang terpaksa ditutup sementara. Sejumlah agen wisata pun membatalkan perjalanan ke sejumlah lokasi penting di Bangkok, termasuk Siam Square.
Untuk di Kota Wisata Pataya, belum ada konfirmasi apakah ada dampak dari protes besar-besaran di ibukota. Demonstrasi masih terfokus di Bangkok.
Dalam laporan terbaru dari Bangkok Post, 4 mal besar di Bangkok, yakni Central World, Siam Paragon, Siam Centre and Siam Discovery, baru saja sekarang.
Minggu 1 Desember 2013 malam, pemimpin oposisi yang menuntut reformasi dan menggerakan protes besar, Suthep Thaugsuban melayangkan ultimatum atau tuntutan akhir kepada PM Yingluck untuk melepaskan jatabannya.
Ancaman itu, kata Suthep, dilancarkan saat bertemu langsung dengan Yingluck di suatu tempat yang dirahasiakan pada Minggu 1 Desember 2013 malam.
"PM Mundur pun, bagi kami, itu belum cukup," cetus Suthep, dalam lansiran Bangkok Post.
Suthep menegaskan, pihaknya tidak akan mau berdialog damai dengan pemerintah yang dipimpin PM Yingluck. "Tak ada negosiasi atau kompromi. Tuntutan rakyat hanya itu saja," ujarnya.
Demonstrasi besar-besaran ini dipicu kontroversi RUU Amnesti Politik yang didukung pemerintah. Para demonstan oposisi menilai, dukungan pemerintah atas RUU tersebut merupakan upaya untuk memberi peluang kakak kandung Yingluck, mantan PM Thaksin Shinawatra kembali ke Thailand tanpa menjalani hukuman atas kasus korupsi.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari pihak Yingluck dan pejabat pemerintah pendukung perdana menteri cantik tersebut soal ultimatum yang dilancarkan pemimpin oposisi Suthep. (Riz/Ein)
Anda berada di Thailand? Kirimkan pengalaman Anda ke email: berita.liputan6@gmail.com
Bangkok Rusuh, Wisatawan Diminta Hindari Kawasan Ini
Sejumlah agen wisata pun membatalkan perjalanan ke sejumlah lokasi di Bangkok, termasuk Siam Square.
diperbarui 02 Des 2013, 11:46 WIBDiterbitkan 02 Des 2013, 11:46 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bolehkah Terima Amplop Serangan Fajar Pilkada 2024? Buya Yahya Menjawab
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Barcelona vs Brest, Sparta Praha vs Atletico Madrid
Menjaga Kedamaian Pilkada 2024, Bukan Hanya soal Amankan Daerah yang Rawan
Link Live Streaming Liga Champions di Vidio, Rabu 27 November 2024: Sporting CP vs Arsenal, Manchester City vs Feyenoord
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Slovan Bratislava vs AC Milan, Inter Milan vs RB Leipzig
3 Pemain yang Wajib Direkrut Ruben Amorim buat Tambal Kelemahan Manchester United
Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia
7.125 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada Serentak di Lamongan
Sehari Jelang Pencoblosan, KPUD Garut Musnahkan Ratusan Surat Suara Pilkada 2024 yang Rusak
Hujan Diprediksi Guyur Lampung Saat Pilkada 2024, BMKG Minta Warga Waspada
Guru Madrasah Diserempet Mobil dan Ditembak Airsoft Gun di Jepara, Apa Motif Pelaku?
Penyelamatan Dramatis Pria di Bogor Terjebak Banjir di Atap Rumah