Yutu: Selamat Malam Bumi...,`Kelinci Bulan` China Mati?

Robot penjelajah (rover) Bulan milik China mengalami gangguan yang berpotensi melumpuhkannya. Untuk selamanya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 28 Jan 2014, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2014, 05:00 WIB
yutu-140127c.jpg
Yutu mungkin tak akan berusia panjang. Robot penjelajah (rover) Bulan milik China itu bahkan bersiap mengucap selamat tinggal.

Padahal, Kelinci Bulan -- 'Yutu' dalam Bahasa China baru setengah jalan melaksanakan misi 3 bulan mempelajari permukaan Bulan, saat ia mengalami gangguan yang berpotensi melumpuhkannya. Untuk selamanya.

Laporan yang dimuat kantor berita China, Xinhua, ditulis dalam gaya curahan hati sang rover.

"Meski aku tak seharusnya tidur pagi ini, master atau pengendali menemukan sesuatu yang abnormal pada sistem kontrol mekanikku," demikian laporan Xinhua, mengatasnamakan si Kelinci Bulan. "Masterku terjaga semalaman mencari solusi. Aku dengar mata mereka mirip mata kelinciku yang merah."

"Meskipun demikian, aku sadar bahwa aku tidak mungkin bertahan di periode malam di Bulan (lunar night) ini," demikian dimuat situs News.com.au, Senin 27 Januari 2014.

Selama periode malam di Bulan, yang berlangsung sekitar 14 hari Bumi, suhu permukaan satelit alami Bumi itu bisa turun hingga  -180 Celsius. Agar bertahan dari dingin, rover Bulan harus "berhibernasi " untuk menjaga peralatan elektroniknya yang sensitif.

Jika masalah mekanik menghalanginya melakukan hibernasi dengan benar. Kelinci Bulan itu bisa membeku dan mati.

Mengambil nama kelinci mistis yang konon hidup di Bulan, Yutu adalah sumber kebanggaan nasional ketika diluncurkan ke luar angkasa pada Desember lalu. Ia diangkut satelit pendarat Bulan Chang'e - 3. Chang'e adalah Dewi Bulan.

Misi yang sukses itu membuat China menjadi negara ketiga di dunia yang berhasil melakukan pendaratan mulus di permukaan Bulan. Chang'e  dan Yutu bersama di lunar night pertama mereka -- dari Natal sampai minggu kedua Januari.

Chang'e-3 berhasil memasuki masa hibernasi kedua pada hari Jumat dan diharapkan dapat berfungsi secara normal untuk satu tahun lagi.

"Chang'e belum tahu tentang masalah yang saya hadapi," kata Yutu dalam laporan Xinhua. "Jika aku tidak bisa diperbaiki, semua orang silakan menghiburnya."

Selamat Malam Bumi...

Kabar kondisi Yutu yang teruk memancing ribuan tanggapan pada situs mikroblog serupa Twitter, Weibo. Semua mendoakannya.

"Kau telah melakukan pekerjaan yang besar, Yutu. Menghadapi suhu panas dan dingin yang ekstrem dan menunjukkan kepada kami apa yang tidak pernah kami lihat," tulis salah satu mikroblogger, seperti dikutip Xinhua.

Lainnya menulis. "Ini tugas yang berat. Jika Yutu tak tahan lagi, mungkin kita harus merelakannya beristirahat.."

Meski mengalami kemunduran, robot kelinci kecil itu menyadari kemungkinan terburuk yang bakal ia hadapi.

"Sebelum berangkat, saya mempelajari sejarah probe yang dikirim manusia ke Bulan. Sekitar setengah dari 130 eksplorasi di masa lalu berakhir dalam keberhasilan, sisanya gagal," kata Yutu.

"Ini adalah eksplorasi luar angkasa, bahaya datang seiring dengan keindahannya. Saya hanyalah setitik kecil dalam gambar besar petualangan manusia di alam semesta."

"Matahari telah tenggelam, temperatur menurun begitu cepat...aku akan mengungkap rahasia pribadiku, sejujurnya aku tak sedih-sedih amat. Aku adalah pemeran utama dalam kisah petualanganku sendiri, dan seperti setiap pahlawan, aku menghadapi masalah kecil," kata Yutu.

"Selamat malam Bumi...Selamat malam semua manusia." Semoga itu bukan ucapan selamat tinggal. (Ein/Ali)

Baca juga:

Brak! Roket Bulan Milik China Ambrol dan Timpa 2 Rumah Warga
China Segera Lepaskan `Kelinci` di Bulan
China Niat Bikin Pangkalan Rudal `Death Star` di Bulan?


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya