Liputan6.com, Jakarta Setiap orang biasanya memiliki tahi lalat atau dalam nama ilmiahnya disebut melanocytic naevi. Umumnya, tahi lalat ini tidak berbahaya tapi pada beberapa kasus, bisa juga menjadi tanda kanker (melanoma).
Lantas seperti apa tahi lalat yang berpotensi kanker? Untuk membedakannya, Spesialis kulit Bamed Skin Care dr. Heru Nugraha, SpKK mengatakan ada beberapa hal yang perlu Anda curigai seperti:
1. ABCD
Advertisement
Asymmetry, simetris artinya kanan dan kiri berukuran sama. Border, bila tahi lalat berbatas tegas. Colour, warnanya rata-bila sisi kanan atau kiri warnanya berbeda patut dicuragi kanker. Diameter, ukurannya tidak lebih dari 0,6 cm (6 mm). Dan Elevation/enlargement, semakin meninggi.
"Ciri-ciri ini biasanya bisa diamati dengan menggunakan alat Dermoskopi untuk melihat pembesaran tahi lalat 10 kali lipat. Setelah itu, kami dokter kulit juga biasanya akan melihat perkembangannya. Misalnya apakah dia memiliki tahi lalat itu sejak lahir atau seiring tumbuh baru muncul (kongenital atau non kongenital).
2. Sering berdarah
Selain gatal atau nyeri, tanda kanker pada tahi lalat biasanya mudah berdarah. "Kesenggol sedikit, gatal, bisa berdarah. Kalau sudah menjadi luka, kering tapi tidak kunjung sembuh. Ini perlu diwaspadai kanker."