Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof Andrijono SpOG(K), mengatakan, siapa pun bisa mengidap kanker serviks karena virus ditularkan dari kulit ke kulit. Tidak hanya melalui kontaks seksual tapi juga melalui tangan yang terkontaminasi.
Sehingga, anggapan di masyarakat yang menyebut bahwa kanker serviks hanya disebabkan oleh seks bebas atau gonta-ganti pasangan tidak sepenuhnya benar.
Advertisement
Baca Juga
Namun, tidak dipungkiri, rentannya perempuan Indonesia mengidap kanker serviks akibat pernikahan usia dini yang masih marak terjadi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar 2013, 49 persen perempuan menikah di bawah umur 19 tahun.
Mereka tak sadar, hubungan seksual di usia muda rentan menimbulkan infeksi HPV di leher rahim dan berpeluang berkembang menjadi kanker. "Apalagi jika daya tahan tubuh mereka rendah," kata Prof Andrijono dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa (4/4/2017).
Tepat satu bulan yang lalu, HOGI melakukan sosialisi program KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) ke pemerintah Presiden Joko Widodo dan diterima Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki.
Teten Masduki mendukung penuh program pemberantasan kanker serviks. "Kita harus membangun kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan dini dan pencegahan yang selama ini terhitung amat rendah. Upaya ini efektif dengan melibatkan kerja bareng pemerintah, swasta, dan sekolah," ujarnya.
Adapun tema kampanye dari KICKS adalah Melangkah Bersama Cegah Kanker Serviks, setidaknya dengan tiga langkah;
Pertama, memberi dukungan kepada program penatalaksanaan (skrining abnormal) dan vaksinasi HPV (BIAS). Kedua, memperluas jangkauan dan partisipasi dari perkumpulan medis dan non-medis dalam usaha melawan kanker serviks, terutama pemberian vaksin HPV. Ketiga, mengkoordinir gerakan serta kegiatan pencegahan HPV dan kanker serviks, termasuk vaksinasi.
Nantinya, lanjut Prof Andrijono, program ini akan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) dan Ibu Negara Iriana Jokowi.
"Kami berharap ada endorsement guna mempercepat masuknya vaksin HPV ke program vaksinasi nasional, mengingat vaksin HPV sudah masuk ke dalam program BIAS dan telah diproduksi di Indonesia," katanya.