Kisah Lacey Prestay yang Lakukan Mastektomi di Usia 25

Seorang wanita memutuskan untuk mengangkat payudaranya atau masektomi setelah tiga anggota keluarganya meninggal akibat kanker.

oleh Umi Septia diperbarui 24 Okt 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 09:30 WIB
Payudara
Seorang pasien memeriksa payudaranya dengan mammogram di pusat regional kanker di institut Paoli-Calmette, (9/10). Mammogram adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah. (AFP Photo/Anne Christine Poujoulat)

Liputan6.com, Jakarta Lacey Prestay memiliki riwayat keluarga dengan tiga kasus kanker payudara dan ketiganya menyebabkan kematian. Hal ini membuatnya mencari tahu apakah dia juga terkena hal yang sama atau tidak. Selain itu, dia juga tak segan untuk menjalani masektomi untuk mencegah mengalami hal yang sama.

Mengutip laman Health, Senin (23/10/2017), wanita asal Amerika Serikat ini memiliki nenek, bibi dan sepupu yang meninggal akibat kanker payudara.

"Bibi saya, Helen, meninggal pada bulan Juni akibat kanker, disusul oleh bibi Tina yang meninggal pada bulan November. Pada tahun 2011, sepupu saya Jen juga meninggal karena kanker payudara," ucapnya.

Hal tersebut membuat Lacey memutuskan untuk mencari tahu apakah dia juga terkena penyakit yang sama. Dia menemui konselor genetik namun konselor mengatakan bahwa umurnya masih terlalu muda untuk menjalani tes BRCA-1. Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang biasanya dilakukan oleh seseorang dengan riwayat keluarga terkena kanker payudara, kanker ovarium dan kanker peritoneum.

Setelah berusia 24 tahun, akhirnya Lasey memutuskan untuk menemui dokter spesialis payudara untuk memastikan tidak ada benjolan di payudara.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

Menjalani masektomi

Meski belum menemukan adanya benjolan, Lasey memutuskan untuk menjalani masektomi, yaitu tindakan media untuk mengangkat payudara. Hal ini dia lakukan dengan pertimbangan khusus.

"Saya menjalani masektomi ganda sebagai upaya preventif untuk menghindari risiko kanker payudara," ucap dia.

Lasey mengaku, dia tidak memutuskan hal tersebut dengan terburu-buru. Namun setelah yakin dengan pilihannya, dia menjalani masektomi. Saat itu Lasey berusia 25 tahun.

"Saya menjalani masektomi ganda pada 18 Oktober 2016. Prosedur yang dijalani membutuhkan waktu enam jam dan saya dirawat selama tiga hari pasca operasi," jelasnya.

Pasca masektomi, Lasey mengaku sempat merasa tidak nyaman saat proses memasukkan ekspander ke dada untuk meregangkan jaringan payudara dan memberi ruang untuk implan silikon yang akan dia dapatkan.

Meski begitu, Lasey bersyukur karena telah memutuskan hal yang tepat dan Lasey merasa hidupnya tetap normal meski payudaranya berubah menjadi implan silikon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya