Penyakit Gondok, Penyebab, Gejala dan Penyembuhannya Sejak Dini

Penyakit gondok sendiri merupakan pembesaran kelenjar tiroid secara abnormal.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 14 Mar 2019, 11:10 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 11:10 WIB
Penyakit gondok
Penyakit gondok

Liputan6.com, Jakarta Penyakit gondok merupakan salah satu jenis penyakit yang serig ditemui di Indonesia. Minimnya pengetahuan akan penyakit ini, membuat penderitanya terus bertambah.

Penyakit gondok sering dikaitkan oleh kekurangan zat yodium. Penyakit gondok sendiri merupakan pembesaran kelenjar tiroid secara abnormal.

Penderita gondok tidak merasakan nyeri pada sekitar tiroidnya, namun tiroid yang makin membesar akan menyebabkan penderitanya sulit menelan, bernapas, hingga batuk. Dalam dunia medis, penyakit gondok sudah sering ditemukan.

Penyakit gondok lebih sering diidap oleh wanita dibanding pria. Penyakit gondok sebenarnya dapat dikendalikan dengan mengetahui penyebab, gejala, dan penyembuhannya.

Berikut ulasan mengenai penyakit gondok dari penyebab, gejala dan penyembuhannya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (14/3/2019).

Mengenal Penyakit Gondok

Penyakit Gondok (iStock)
Ilustrasi kelenjar tiroid (iStockphoto)

Penyakit gondok merupakan pembesaran kelenjar tiroid abnormal. Tiroid sendiri merupakan kelenjar menyerupai bentuk kupu-kupu yang berada di bagian bawah leher, tepatnya dibawah jakun.

Kelenjar tiroid memproduksi dua hormon utama, yakni tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). keduanya bersirkulasi dalam darah dan mengatur metabolisme tubuh. Kedua hormon itu berperan dalam kecepatan metabolisme lemak dan karbohidrat dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, mengendalikan denyut jantung, serta mengatur produksi protein.

Ada dua jenis penyakit gondok dilihat dari penyebabnya, yaitu:

Hipertiroid yang merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif menghasilkan hormon, sehingga jumlah yang beredar di dalam darah menjadi berlebih.

Hipotiroid yang merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah sedikit atau rendah.

Diagnosis dari penyakit gondok dapat ditentukan dari wawancara medis dan pemeriksaan fisik secara langsung oleh dokter. Dokter akan menemukan pembesaran kelenjar tiroid dengan meraba leher sambil meminta penderita untuk menelan.

Beberapa pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk memastikan penyakit ini. Pemeriksaan tersebut seperti pemeriksaan hormon, antibodi, thyroid scan, USG, dan biopsy.

Penyebab Penyakit Gondok

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Penyebab penyakit gondok yang paling sering ditemukan di seluruh dunia adalah kurangnya asupan yodium. Namun di beberapa negara maju, penyakit gondok lebih sering disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan produksi hormon tiroid.

Penyakit gondok lebih sering diderita oleh wanita, selain itu gondok juga lebih beresiko diidap oleh mereka yang berusia lebih dari 40 tahun.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tiroid, di antaranya adalah:

1. Kekurangan Yodium

Yodium sendiri berperan besar dalam menjaga kesehatan dan produksi hormon tiroid. Di negara berkembang, terutama pada populasi yang tinggal jauh dari air laut atau ketinggian cenderung mengalami kekurangan yodium dan mengalami pembesaran tiroid.

Kekurangan yodium pada tahap awal dapat diperburuk dengan mengonsumsi makanan yang dapat menghambat hormon tiroid, seperti selada, brokoli, dan kembang kol.

2. Penyakit Graves

Penyakit Graves merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya gangguan sistem kekebalan tubuh. Di mana antibodi yang diproduksi oleh tubuh menyerang kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kelebihan produksi tiroksin dan berujung dengan penyakit gondok.

3. Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto merupakan kebalikan dari penyakit Graves. Di mana penyakit auto-imun menyerang kelenjar tiroid dan menurunkan produksi tiroksin. Kemudian hal ini berdampak pada kesehatan kelenjar pituitari dan merangsang tiroid lebih banyak yang menyebabkan kelenjar membesar.

4. Gondok Multinodular

Gondok Multinodular merupakan keadaan di mana banyaknya benjolan padat atau yang berisi cairan di kedua sisi kelenjar tiroid. Hal ini mampu mempengaruhi kelenjar tiroid dan menyebabkannya membengkak.

5. Gondok Solitarynodular

Gondok Solitarynodular adalah benjolan tunggal berkembang di bagian kelenjar tiroid dan menyebabkan pertumbuhan abnormal dari kelenjar tiroid.

6. Perubahan hormon

Produksi HCG (Human Chorionic Gonadotropin) pada masa pubertas, kehamilan atau menopause dapat menyebabkan sedikit pembesaran kelenjar tiroid.

7. Peradangan

Tiroiditis merupakan kondisi peradangan pada tiroid yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Hal ini juga dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan produksi tiroksin.

8. Paparan radiasi

Paparan radiasi pada leher dan kepala dari perawatan medis juga mampu meningkatkan risiko penyakit gondok.

Gejala Penyakit Gondok

Pemeriksaan tiroid (iStock)
Ilustrasi pemeriksaan tiroid (iStockphoto)

Dan gejala yang muncul pada penyakit gondok yang disebabkan oleh hipotiroid dapat dikenalin dengan depresi, kelelahan, tidak toleransi terhadap dingin, kulit dan rambut yang kering, tingkat kolesterol meningkat, denyut jantung menurun, konsentrasi menurun dan rasa sakit atau nyeri yang samar-samar.

Sedangkan gejala penyakit gondok yang disebabkan hipertiroid adalah keringat berlebih, berat badan menurun, gemetaran, gelisah, tidak toleran terhadap panas, mudah lelah, konsentrasi berkurang, mata melotot (seperti mau keluar) dan menstruasi yang tidak teratur atau sedikit.

Gejala umum dari penyakit gondok dapat dikenali seperti adanya benjolan pada pangkal leher, susah menelan dan bernapas, batuk, tenggorokan terasa kering dan sesak.

Penyembuhan Penyakit Gondok

Jika penyakit gondok disebabkan oleh hipotiroid, dokter akan meresepkan obat pengganti hormon tiroid untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkan akibat hipotiroidisme. Cara ini juga dapat memperkecil ukuran kelenjar tiroid.

Bila disebabkan peradangan, dokter akan meresepkan obat anti-radang. Sedangkan untuk keluhan yang ditimbulkan akibat hipertiroid, pengobatan dapat dilakukan untuk mengembalikan kadar hormon seperti semula dengan obat tertentu.

Jika pembengkakan semakin menganggu kenyamanan pasien, dokter akan melakukan pengangkatan kelenjar tiroid dengan pembedahan. Pengobatan pengganti hormon tiroid juga biasanya akan dibutuhkan setelah pembedahan, bergantung dari proporsi kelenjar tiroid yang diangkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya