Menghangatkan Makanan Saat Sahur, Bikin Nilai Gizinya Berkurang?

Tidak semua makanan berkurang nilai gizinya bila dihangatkan untuk menu makan saat sahur di bulan puasa.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Mei 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 13:00 WIB
kebutuhan zat besi
ilustrasi menghangatkan makanan saat sahur /Photo by Kevin McCutcheon on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Waktu yang terbatas membuat sebagian orang yang menjalankan puasa memilih menghangatkan makanan saat sahur. Namun, banyak juga yang khawatir kebiasaan ini membuat nilai gizi makanan tersebut berkurang. Benarkah demikian?

Menurut dokter spesialis gizi klinis Diana Sunardi, tidak semua makanan yang dipanaskan nilai gizinya berkurang.

"Kalau sumber protein enggak masalah karena enggak rusak. Namun, kalau sayur, semakin dipanasin ya kandungan nilai gizi berkurang. Kalau mineralnya sih masih tapi vitamin dalam sayuran yang sedikit berkurang," kata Diana usai acara bersama Danone-Aqua di Jakarta ditulis Kamis (16/5/2019).

Diana juga tidak terlalu mempermasalahkan sayuran yang dihangatkan untuk sahur. Yang penting, kata dia, masih ada kandungan serat dalam sayur yang dipanaskan.

"Agar asupan vitamin dalam tubuh tidak kurang, tinggal makan buah saja cukup," kata wanita yang sehari-hari beraktivitas di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Cara Tepat Memasak Sayur

Ilustrasi
Ilustrasi masak sayur. (dok. pexels.com/Martin Lopez)

Jika ingin mendapatkan manfaat maksimal dari sayur yang kita santap, perlu memperhatikan cara memasak. Cara memasak terbaik untuk sayur adalah dengan menumisnya.

"Sayur itu yang paling baik kan ditumis, karena tidak direbus terlalu lama," kata Diana.

Namun, memang tidak banyak masakan Indonesia yang diolah dengan cara ditumis. Biasanya kangkung dan bayam yang lazim ditumis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya